Monday, March 9, 2015

Cerpen: Kebodohan Berbuah Manis


Membosankan sekali hari ini. Selain ibadah lima waktu tak ada lagi sesuatu yang berarti untuk dilakukan. Hanya berbaring malas di kasur empuk sambil mengotak-atik handphone kesayangan. Menjelajah media social pun tak ada yang seru. Hingga terhenti sejenak di twitternya.

“huh twitter juga ga rame. Ga ada mention satupun. Apa mending gue nge-tweet aja ya, tapi bingung juga sih mau nge-tweet apaan. Gue anti banget kalo nge-tweet yang ga jelas apalagi alay.” kesal Febryan
Di klik lah kolom tweet. Tak tahu apa yang memasuki pikirannya hingga ia menulis sebuah nama.
“Cinta Ramalita Putri <3 . Pengen banget gue nulis nama lo di semua akun sosmed gue. Sebagai tanda kalo lo itu punya gue. Tapi semuanya Cuma mimpiiiiii.” Batin Febryan

“eh eh kenapa gue jadi nulis nama Cinta. Parah aja kalo sampe ke tweet. Temen-temen kan ga tau kalo gue naksir sama dia dari pas ospek. Apalagi sekarang udah setaun sekelas ma dia dan udah mau semester akhir. Wah gila nih gue!!” Ucap Febryan

Febryan pun hendak menghapus tulisannya itu. Namun tak disangka dia kehilangan kendali pada tangannya dan hampir saja menjatuhkan kesayangannya itu. Untunglah saja dengan cekatan dia bisa menggapai kembali handphonenya.

“huh hampir aja ancur lebur ni hp!!” Ucapnya

Saat akan kembali menghapus tulisannya itu, hal buruk menimpanya. Belum sempat terhapus, ternyata tulisannya itu tanpa sengaja sudah ter-post di twitternya!!

“ya tuhaaaannnnn!!! Kenapa bisa gini! Pasti ga sengaja kesentuh sama gue tweetnya pas mau jatoh tadi! Aduh gimana ini gimana kalo ada temen yang baca! Bodoh bodoh bodoh!! Mampus gueee aaaaaaakkkkkkk!!!” kalap Febryan

Dia pun cepat-cepat menghapus tweetnya itu. Signal kali ini bersahabat dengannya hingga cepat sekali tweet itu terhapus dari twitternya.

“okey! Udah kehapus. Sekarang gue pokoknya harus tenang. Besokpun harus tenang kalo ketemu temen-temen. Semoga ga ada yang baca. Anggap aja ga pernah terjadi apa-apa. Huh!” Ucapnya sambil menenangkan diri.

*
Ramainya suasana kelas saat ini. Tak ada dosen, tak ada tugas, namun tak boleh pulang sebelum waktunya. Terlihat seorang perempuan sedang menopang dagu.

“Cin, ngelamun aja ! kenapa sih lo?” Tanya teman disampingnya

Ya, itu dia Cinta. Perempuan yang sedang menopang dagu itu. Yang diam-diam dikagumi oleh teman sekelasnya juga, Febryan.

“Gue bosen, La. Daripada gini bengong terus ga ada kerjaan, mending keluar aja. Tapi masih sejam lagi bubarnya. Ngantuk banget gue -___- ” jawab Cinta

“hmmmm…” Ucap Lala

“kenapa lo ham hmm gitu?” tanya Cinta

“gue mau ngasih tau sesuatu ke lo, tapi gue takut salah. Gue yakin ini nyata, tapi berasa mimpi. Soalnya kejadiannya itu sekejap banget!” Ucap Lala ragu

“ngasih tau apaan? Penting ga? Kalo ga terlalu penting ga usah bilang deh. Gue ga tertarik” Jawab Cinta
Memang Cinta adalah tipe orang yang cuek. Dia hanya peduli dengan sesuatu yang berhubungan dengannya, itu pun juga jika penting sekali. Dia kurang peka terhadap sekitarnya. Mungkin terhadap Febryan juga demikian. Makanya sampai saat ini Febryan belum berani mendekatinya.

“ini itu pentiiiiinnggggg bangeetttt!!! Pokoknya lo harus tau! Dan gue yakin kalo ini itu nyata!” Ucap Lala meyakinkan

“Ya apaan Lala? Jangan bikin gue penasaran deh!” Jawab Cinta

“Nih liat Cin..” Lala menunjukkan sebuah foto

Sebuah foto yang membuat Cinta terpaku sementara. Mungkin dia belum percaya, begitupun Lala. Namun foto ini benar-benar menunjukkan. Ternyata… tweet yang kemarin tak sengaja Febryan tulis itu terbaca oleh Lala, dan tanpa pikir panjang Lala pun langsung meng-screenshotnya kemudian dia tunjukkan kepada Cinta.

“Lo mau nipu gue ya?” Ucap Cinta

“enggak Cin. Ini tuh beneran. Kemaren gue liat sendiri di timeline gue ada tulisan ini. Terus langsung aja gue screenshot buat gue liatin ke lo. Tapi disaat gue nge-refresh timeline nya, tweet itu udah gaada. Kanyaknya langsung dihapus deh sama dia. Makanya tadi gue bilang ini berasa mimpi.” Jawab Lala ngotot

“Ya berarti emang bener lo mimpi !” Kata Cinta

Ketika mereka berdua sedang berdebat, seseorang yang duduk di depan Cinta menoleh.

“Kenapa sih kalian berdua ribut aja? Oh ya Cin. Gue punya berita yang ga bakal lo sangka! Lo tau ga, kemaren tuh ……………………………….” Orang itu langsung nyamber menceritakan hal yang sama dengan yang diceritakan Lala

“tuh kan Cin bener kan yang gue bilang, Diana juga bilang gitu. Berarti itu beneran! Ciyeeee, wah Cin ga nyangka gue! ” Ucap Lala

Lala dan Diana terus saja menggoda Cinta hingga membuat dia mati gaya. Sementara Cinta masih bingung apa yang harus dia lakukan setelah mengetahui hal ini. Apa dia harus tetap cuek, atau mulai berinteraksi dengan Febryan. Karena Cinta pun saat ini sedang berstatus jomblo.

*
 “Kayaknya ga ada yang tau deh tweet itu. Toh sampe sekarang gaada yang ngomong itu ke gue. Aman deh aman hahah.” Batin Febryan sambil melihat sana-sini

Suasana kelas masih sama seperti kemarin. Membosankan. Kemudian terpikir oleh Cinta untuk meminta sebuah film agar tak mengantuk.

“Man, gue minta film dong. Bosen nih ngantuk ga ada hiburan.” Ucap Cinta

“Nih pilih aja mau yang mana. Film di gue mah komplit, dan gratis lagi.” Jawab Iman

Cinta pun duduk di samping Iman memilih-milih filmnya itu. Tanpa sadar ia juga bersebelahan dengan febryan. Sambil menunggu filmnya selesai dicopy itu, Cinta masih tetap duduk disana. Dan ternyata….

“Hey, lo suka fitnes ya? Badannya kekar gitu.. ” Tanya Cinta

Tiba-tiba Cinta memulai percakapannya dengan Febryan. Di belakangnya Lala dan Diana terus saja memperhatikan tingkah laku Cinta sambil tertawa lepas.

“ohh, iya, Cin. Aku suka.” Jawab Febryan

“Suka apa? Suka gue?? “ Ucap Cinta

“ehh itu eng….” Jawab Febryan gugup

“hahaha bercanda lah. Jangan dianggap.” Ucap Cinta sambil tertawa

Percakapan diantara mereka pun terjadi untuk yang pertama kalinya. Hingga film selesai dicopy pun mereka tetap mengobrol.

*
“Ternyata Febryan enak juga diajak ngobrol..” pikir Cinta sambil tersenyum

“tapi emang beneran gitu dia suka sama gue. Apa Lala sama Diana ga salah liat? Ntar malah gue yang disangka ke-gr-an lagi. Gimana ya? Duuhh bingung gue!” batin Cinta

“hmmm.. tapi kayaknya dia emang suka deh sama gue. Kali ini gue harus percaya sama duo LaDy itu! Sahabat pasti ga bakalan ngebohongin sahabatnya, apalagi soal asmara.” Gumamnya

Malam itu Cinta terus saja memikirkan langkah selanjutnya untuk membuktikan apakah benar Febryan memendam perasaan padanya. Apa dia harus tetap diam dan menunggu sampai Febryan menyatakan, atau dia yang harus ‘bertindak’. Entahlah…

*
Tiga minggu berlalu sejak Cinta mengetahui hal itu. Namun sampai saat ini Febryan lah yang belum menyadarinya. Kini intensitas percakapan diantara mereka jadi lebih sering dari biasanya. Febryan pun tak mengira Cinta yang terkesan cuek menjadi lebih ramah padanya. Apalagi seringkali Cinta yang memulai perbincangan diantara mereka.

“eh Cin, selama kita agak deket gini, kamu ga kesambet kan?” tanya Febryan

“Hah? Kesambet? Maksud lo gue kesurupan gitu. Apaan sih ngaco!” kesal Cinta

“bu.. bukan gitu Cin, maaf. Maksudnya yang aku tau kan kamu orangnya cuek, ga pernah mau deket sama orang kecuali sama sahabat kamu aja. Tapi sekarang kayaknya kamu lebih sering sama aku daripada dua sahabat kamu itu.” Jawab Febryan gugup

“hmmm kok lo tau kalo gue orangnya cuek? Lo diem-diem perhatiin gue ya?” Goda Cinta

“eng.. enggak kok. Tapi emang bener kan cuek?” gugup Febryan

 “ohh.. gitu. Sebenernya sih gue cuek kalo sama sesuatu yang ga berhubungan sama gue. Tapi kalo sesuatu itu bisa bikin gue nyaman, ya gue pasti peduli lah. Sama kaya Lala dan Diana, gue paling nyaman berteman sama mereka, makanya gue selalu bareng-bareng ma mereka” Ucap Cinta

“hmmm berarti kamu nyaman dong sama aku? Makanya kamu mau deket-deket sama aku?” Tanya Febryan sambil tersenyum

“Menurut lo??” Jawab Cinta yang kemudian pergi meninggalkan Febryan menuju kelas

“yes! Cihuuyyy!! Apa ini tanda-tanda ya kalo gue harus nyatain perasaan gue ke dia. Nyesek juga gue pendem tiga taun lebih perasaan ini!” Batin Febryan

Ia pun menyusul Cinta ke kelas dengan perasaan optimis dan bahagia pastinya.

*
Seperti biasa hari dimana yang entah kemana dosennya dan tak diijinkan pulang sebelum waktunya tiba. Suasana kelas pun gaduh sekali. Namun keteganganlah yang dirasakan Febryan. Mungkinkah dia akan….

“Mohon perhatian semua..” Ucap Ketua Kelas yang berdiri di depan sambil memakai mikrofon

“Hari ini ada salah seorang teman kita yang akan berbicara sesuatu di depan kita semua. Untuk itu mohon perhatiannya. Silahkan.” Ketua Kelas pun mempersilahkannya ke depan

Kemudian Febryan bangkit dari duduknya, dan berjalan ke hadapan seluruh mahasiswa.

“ayo Febryan, semangaattt!” teriak Iman sambil tertawa

Semua yang ada di kelas bingung tak tahu apa yang akan dilakukan Febryan, termasuk Cinta dan si Ketua Kelas yang mempersilahkannya ke depan tanpa tahu maksudnya. Tapi tidak untuk Iman, sahabat Febryan. Dan juga duo LaDy! Setelah mereka berdua memberitahu semuanya kepada Febryan, akhirnya mereka bersekongkol dan mereka jugalah yang menyemangati Febryan untuk berani melakukan hal ‘gila’ ini.

“Maaf semuanya saya mengganggu waktu kalian. Kali ini saya berdiri di depan kalian bukan tanpa alasan. Saya disini akan mengungkapkan sebuah ketulusan yang sejak lama saya pendam. Saya akan menyatakan perasaan saya kepada seseorang yang special yang ada disini” Ucap Febryan dengan gugup

Ciyeeee.. Siapa tuh.. Witwiiwww.. Seketika suasana kelas yang hening berubah jadi ramai bagai di pasar. Teriakan dimana-mana dan siulan pun terdengar kencang.

“Oh my god Ciiinnn! jangan-jangan….” bisik Lala pada Cinta meyakinkan

“Apaan sih lo!” Jawab Cinta dengan ekspresi terkejut

Lalu Febryan berjalan dan menghampiri…. ya! tak lain Itu Cinta. Diajaklah ia ke depan berdiri di hadapan semua mahasiswa. Semua pasang mata tertuju pada mereka berdua. Tanpa basa-basi Febryan langsung saja mengutarakan perasaannya.

“Cinta.. apa kamu mau jadi pacar aku?” Ucap Febryan yang kemudian berlutut di hadapan Cinta dan mempersembahkan sebuah bunga mawar merah.

Cinta hanya diam terpaku. Dengan wajah terkejutnya ia seolah-olah bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Teriakan dimana-mana terdengar begitupun dengan siulan-siulan bagai burung yang saling berkicau.

“Terima. Terima. Terima..” demikian teriakan dari seluruh mahasiswa

Dengan detak jantung yang dagdigdug tak terkendali, dan sepertinya mulutnya pun sulit untuk berkata-kata, akhirnya Cinta menganggukkan kepalanya dan menerima mawar merah itu. Ia yakin kalau Febryan akan membuatnya bahagia. Semua yang ada disana bertepuk tangan atas pasangan baru ini.

“Tenyata kebodohan tak selamanya akan berdampak buruk. Kali ini gue beruntung, tingkah bodoh yang gue lakuin ternyata berbuah manis. Tapi harusnya sih gue lebih berani walaupun kejadian itu ga terjadi. Ini bisa jadi pembelajaran juga buat gue. Hmmm yaudahlah yang penting gue bahagiaaaaa” batin Febryan


No comments:

Post a Comment