Satu tahun sisa
waktu kami untuk menimba ilmu di sekolah menengah pertama ini. Pelajaran tambahan
pun mulai kami ikuti sekaligus mengikuti kursus yang menggiurkan karena mereka
akan menjamin kalau kami dapat lulus dengan nilai yang memuaskan. Tetapi
walaupun demikian kami juga harus belajar dengan giat demi mendekatkan jarak
dengan cita-cita.
Suara klakson
sepeda motor sudah terdengar di depan rumahku. Irsan, salahsatu sahabatku sudah
menjemput. Rumah kami berada di satu komplek dan berdekatan, jadi setiap hari
selalu pergi ke sekolah bersama-sama.
Sampai di kelas,
tiga sahabat kami yang lainnya sudah menunggu. Menunggu untuk menyalin PR
matematika dari Irsan ataupun aku. Memang mereka sangat tidak menyukai
pelajaran itu, makanya dari kelas 1 SMP merak tak pernah sekalipun
mengerjakannya.
“kalian ga
pernah berubah ya? dari awal kenal sampe sahabatan sama kalian terus aja kaya
gini, gimana kalian bisa ujian matematika nanti?” Tanya Irsan
“tenang ajalah
ujian itu gampang, kan kita udah ikut pelajaran tambahan, ikut les juga lagi.”
Jawab Devia
“Iya nih, lagian
guru juga bakalan ngasih kunci jawaban, aku yakin deh. Kakak kelas taun kemaren
juga bilangnya gitu.” Jawab juga Tyan
“Yaudah deh, pada
bisa ngelesnya,, terserah kalian aja lah..” Irsan
Tak lama,
seorang perempuan masuk ke kelas dan menghampiri kami,
“Tyan, kok masih
disini sih, ayo rapat Osis..” ajak orang
itu
“oh iya aku
lupa!! Duh gimana ya aku belum selesai lagi ngerjain PR nya, mana pelajaran
pertama ini!” Tyan
“hmmm.. yaudah
kamu rapat aja sana, biar aku yang ngerjain, daripada nganggur gaada kerjaan
kan?” Jawabku
Mereka pun pergi
ke ruang Osis.
“ciyeee
ciyeeee..” Canda Alsy
“ih apaan sih,
ga lucu tau!” Jawabku ketus
“udah udah cepet
kerjain malah pada ngobrol.” Devia
“eh.. tuh cewe
siapa sih? Sering banget aku liat dia bareng ma Tyan terus.” Tanya Irsan
“setau aku sih
dia namanya Dira, anak Osis juga. Terus di facebooknya dia juga sering upload
foto berdua gitu sama Tyan. Itu kata sodara aku sih yang sekelas sama dia.”
Alsy
“udahlah ngapain
sih bahas mereka, mending cepetan deh ngerjain PR nya! Sebentar lagi bel tau!”
Ucapku
“iya deh siap
Ibu Chery sayang, calon guru matematika.” Jawab Alsy
Hmmm..
sebenarnya aku menyukai Tyan dari awal kita berteman. Dulu aku ingin sekali
dekat dengannya, dan seiring berjalannya waktu keinginan aku terkabul. Aku dan
dia pun kini menjadi sahabat bersama dengan Devia, Alsy dan Irsan. Kita
menjunjung tinggi persahabatan namun tak melarang jika diantara kami ada yang
saling jatuh cinta. Tyan sering sekali memberikan perhatiannya padaku. Dan
teman-teman pun mengatakan kalau kami serasi. Tapi mungkin itu cuman perasaan
mereka saja. Sampai sekarang kami belum ada yang saling menyukai. Entah itu
fakta, atau kami yang tidak saling jujur mengenai perasaan. Karena untuk
masalah percintaan, itu terlalu dini untuk kami yang baru berada di fase awal
remaja. Walaupun demikian, salahsatu dari kami, Devia sudah menjalin
kebersamaan dengan kakak kelas yang sekarang sudah menjadi alumni. Untuk yang
lainnya? Ya seperti inilah, bersama dengan sahabat saja sudah membuat kami
bahagia.
**
Bel istirahat
bunyi, dan kami pergi ke kantin bersama. Tak kusangka Tyan memberiku cokelat,
yang merupakan makanan kesukaanku. Sebagai ucapan terimakasihnya karena sudah
menyalinkan PR miliknya. Aku senang bukan kepalang. Teman-teman hanya tersenyum
melihat ke arahku dan Tyan. Memang jika aku bertemu dengan cokelat, aku tak
bisa menahan untuk mengekspresikan kebahagiaanku. Namun jika yang memberikannya
adalah orang yang kusukai, ah.. rasanya aku ingin jingkrak-jingkrak dan…
seperti itulah pokoknya. Namun aku tahan dan berusaha bersikap seperti biasa
lagi.
**
“Cher mau pulang
sama aku atau sama Tyan?” Tanya Irsan
“ya sama kamu
kan biasanya juga. Kenapa sih?” Jawabku
“siapa tau aja
mau bareng Tyan, kan sama-sama se-komplek kita.” Goda Irsan
“apaan sih gaje
tau!!” ketus aku
“Iya apaan sih
gajelas kamu San.” Ucap Tyan sambil pergi keluar kelas
Memang aku,
Irsan dan Tyan tinggal di daerah yang sama. Hanya rumahku paling dekat dengan
Irsan jadi setiap hari aku lebih memilih pergi dengannya. Selain itu, aku takut
salah tingkah jika bersama dengan Tyan, apalagi hanya kami berdua. Aku sering
berkhayal apa dia juga menaruh hati padaku? Tapi dia belum pernah sekalipun
mengungkapkannya. Bicara hal romantis pun belum pernah. Dia selalu
menunjukkannya dengan perbuatan saja. Tapi aku rasa itu hal biasa yang
dilakukan oleh satu sahabat ke sahabat lainnya.
“Cher, asal kamu
tau ya, Tyan itu suka tau sama kamu.” Ucap Irsan
“hah?? Apaaa??”
Aku
“iya.. udah
keliatan kali dari sikapnya dia ke kamu kaya gimana. Devia sama Alsy juga
ngerasa hal yang sama.” Irsan
“tapi dia ga
pernah bilang apa-apa sama aku. Sikap dia juga biasa-biasa aja ga ada yang
lebih.” Aku
“udah deh jangan
nyangkal Cher, kamu juga suka kan sama dia?” goda Irsan
“apaan sih
Irsaaann!! Udah deh lah yang bener aja tuh ngejalanin motornya, ntar malah
jatoh lagi.” Ucap Aku
Aku bingung. Apa
benar yang dikatakan Irsan. Tapi belum ada bukti yang kuat. Saat Irsan
menanyakan pada Tyan, dia selalu menyangkal. Aku pun demikian saat Devia
bertanya hal itu. Arrrggghhh!!
**
Tak terasa waktu
berjalan dengan cepatnya. Tibalah kami menjalani ujian nasional yang
berlangsung selama empat hari. Kemudian setelah menunggu satu pekan hasil ujian
pun keluar. Dan kami berlima lulus dengan hasil yang memuaskan. Usaha kami tak
sia-sia. Dan kami mulai mencari SMA yang diinginkan. Kita sepakat untuk masuk
ke sekolah yang sama dan merupakan sekolah unggulan juga. Namun ternyata, Tyan
memberitahu bahwa dia akan melanjutkan sekolah di Kalimantan. Mengikuti ayahnya
yang seorang tentara dan ditugaskan untuk bekerja disana. Kami sangat sedih,
terutama aku pastinya. Tyan pergi meninggalkan kami dan ia berjanji akan selalu
menghubungi kami walau jarak yang terbentang jauh.
**
Waktu terus
berlalu. Enam tahun berjalan. Kami semakin tumbuh dewasa. Pada saat SMA aku
hanya satu kelas dengan Alsy. Tapi kami ber-empat masih terus bersama walau
waktunya menjadi berkurang. Tyan pun sering meneleponku dan menceritakan
pengalamannya berada disana. Hanya saja setelah lulus, dia jadi jarang dan
bahkan sudah tak pernah menghubungiku lagi. Mungkin kini dia sibuk. Aku, Irsan,
Alsy dan Devita melanjutkan ke perguruan tinggi yang berbeda. Devia dan Alsy diterima
di salahsatu perguruan tinggi di ibukota. Sementara aku dan Irsan tetap setia
berada di kota tercinta.
Menjelang HUT
RI, karang taruna di komplek ku menyiapkan acara untuk menyambut HUT tersebut.
Saat aku datang ke tempat rapat, aku lihat adiknya Tyan yang umurnya tak jauh
berbeda sedang duduk disana. Apa? Berarti Tyan juga ada disini. Dan benar saja,
tak lama ada dua telapak tangan yang menutup mataku. Setelah aku melihat,
ternyata orang itu adalah Tyan! Aku langsung memeluknya. Kemudian aku sadar dan
melepas pelukan itu lalu meminta maaf.
“sorry Tyan..
aku ga sengaja. Aku refleks aja gitu. Ya kalo ketemu sama Alsy sama Devia juga
aku bakal ngelakuin hal yang sama.” Ucap aku terbata-bata
“iya gapapa kok
Chery. Aku seneng kok kamu peluk hehe..” jawab Tyan
“woy bro!!
gimana berhasil ga kejutan buat Chery nya?” terdengar teriakan dari belakangku.
Ternyata itu adalah Irsan yang sudah mengetahui bahwa Tyan akan kembali lagi
dan merahasiakan kejutan ini.
“ohh jadi kalian
sengaja.. jahat banget sih. Dan udah seminggu Tyan ada disini tapi ga ngasih
tau aku? Sahabat macam apa kalian hah??” sebal Aku sambil menjewer kuping
mereka berdua.
“aduh duh..
ampun Cher ampuunn..” teriak mereka.
Setiap hari aku,
Tyan, Irsan dan seluruh karang taruna komplek berkumpul dan bekerjasama untuk
merayakan acara tersebut. Tak kusangka sikap Tyan padaku masih sama seperti
dulu. Tak berkurang sedikitpun. Malah sekarang dia jadi lebih berani untuk mengungkapkan
sesuatu yang special untukku. Namun dalam benakku, apa dia tidak punya kekasih?
Selama enam tahun terpisah, mana mungkin dia masih tetap sendiri. Dan ternyata
memang, ia sudah memiliki hubungan dengan seorang wanita. Karena adiknya
memberitahuku tentang hal ini. Tapi kini aku sedang sendiri. Kekasihku terdahulu
terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga aku merasa tak nyaman lagi dan
memutuskan hubungan. Apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin disebut sebagai
perusak hubungan orang.
“nih minum
dulu..” Tyan
“thankyou..”
jawabku
“mau aku beliin
makanan juga? Mau apa? Cemilan atau apa?” Tanya nya
“gausah aku ga
lapar kok Yan.” Jawabku
“oh yaudah deh.
Eh udah lama ya kita ga ketemu. Aku kangen banget sama kamu Cher,, sorry ya aku
ga pernah ngehubungin kamu lagi…” Ucap Tyan sambil menyenderkan kepalanya ke
pundakku
“karena kamu
udah punya pacar kan?” tanya ku sambil menatapnya
Seketika Tyan
langsung kembali duduk tegap dan pergi meninggalkanku. Tak perlu ia jawab,
dengan melihat sikapnya seperti itu aku sudah yakin kalau Tyan memang sudah tak
sendiri.
**
“San, menurut
kamu sikap Tyan ke aku sekarang kaya gimana?” tanyaku
“Tyan masih sama
kaya dulu. Dia tetep perhatian sama kamu, peduli, ngelindungin kamu. Bahkan sekarang
dia lebih dari dulu. Emang dia ga pernah secara langsung bilang ke aku. Tapi coba
liat dari sikapnya itu, udah bisa ngebuktiin. Dia itu sayang sama kamu Cher,
dari dulu! Dan sampai sekarang gaada yang berubah!” Jawab Irsan
“tapi kenapa dia
punya pacar kalo dia sayang sama aku? Dan kamu tau, mereka udah pacaran dua
tahun. Masa sih selama itu Tyan masih nyimpen perasaan sama aku. Apa coba
maksudnya!!” tanyaku
“iya aku tau Cher..
buat masalah itu aku juga ga ngerti sama jalan pikirannya. Dia ga pernah curhat
apapun tentang pacarnya sama aku. Coba kamu tanya sendiri sama dia. Mungkin dia
bisa jujur kalo sama kamu.” Jawabnya
“kamu juga
sayang kan sama Tyan? Dari dulu?” tanya Irsan
“iya.. aku emang
sayang sama dia. Dari dulu. Dari awal kita temenan. Tapi aku gabisa buat
apa-apa. Aku cewe, aku gabisa dengan gampangnya nyatain perasaan aku sama dia. Aku
cuman bisa nunggu. Tapi waktu yang aku tunggu gapernah ada, San! Dan sekarang
aku ketemu lagi sama dia, perasaan yang dulu itu tumbuh lagi..” jawabku hingga
tak terasa air mata menetes.
“cinta itu rumit.
Padahal kalian begitu deket. Padahal kalian punya perasaan yang sama. Tapi gengsi
yang ngalahin kalian. Hingga akhirnya kalian menyesal kan?” Ucap Irsan
Aku hanya bisa
mengangguk. Aku tak sanggup untuk berbicara lagi.
**
Esoknya aku
mengajak Tyan untuk bertemu.
“hey.. kenapa
kok tiba-tiba pengen ketemu berdua?’ tanya nya sambil tersenyum
“Yan,, aku
ngerasa kamu perhatian banget sama aku. Dan temen-temen yang lain juga bilang
gitu?” tanya ku
“itu em.. hmm..
yaaa.. kita kan sahabat jadi ya wajar kan aku perhatian sama kamu.” Jawabnya
“tapi Yan, kamu
tuh udah melebihi batas sewajarnya. Masa sih kamu ga nyadar juga? Kamu itu udah
punya pacar, dan aku sekarang lagi sendiri. Terus yang lainnya ngeliat sikap
kamu ke aku kaya gitu, mereka pasti berpikir kalo aku itu cewe penggoda lah,
perusak hubungan oranglah. Trus nanti kalo ada yang ngasih tau ke pacar kamu
tentang ini, aku juga kan yang pasti disalahin!! Kamu ngerti dong!!” ucapku
dengan emosi
“biarin aja
orang lain mau bilang apapun, jangan kamu peduliin.” Ucapnya
“jangan peduli? Aku
Yan yang jadi bahan omongan mereka. Dan aku ngerasa terbebani banget sama ini
semua!!” bentakku
“tapi Cher… aku
sayang sama kamu!!” jawab Tyan
“aku sayang sama
kamu! Dari dulu, dari awal kita ketemu aku udah pengen deket sama kamu. Aku selalu
pengen ngejaga kamu dan ngelindungin kamu Cher.” Ucap Tyan
“sayang? dari dulu?
kenapa kamu baru bilangnya sekarang? Sekarang bukan dulu lagi. Dan yang dulu ga
akan terjadi sekarang. Kalau kamu ngungkapin itu dari dulu, sekarang ga akan
ada hal kayak gini. Apa dulu kamu malu? Apa kamu ga yakin hubungan kita akan
bertahan lama? Kamu ga akan tau jawabannya kalo kamu ga mencoba! Dan sekarang,
disaat yang ga tepat kamu malah ungkapin sesuatu yang seharusnya kamu ungkapin
dulu! Kalo aja dulu kamu bilangnya, aku pasti bisa jawab iya. Karena aku juga
sayang sama kamu. Bahkan sekarang pun aku masih sayang sama kamu. Tapi gimana
sama pacar kamu? Mana bisa kamu mencintai dua orang wanita dalam waktu yang
sama. Kalian itu udah lama bersama, jangan gara-gara aku hubungan kalian jadi
retak!” ucapku diiringi uraian air mata
“aku gatau Cher,
aku emang sayang sama dia. Tapi aku juga sayang sama kamu. Setelah ketemu kamu
lagi, perasaan aku yang dulu dengan cepatnya tumbuh begitu besar. Dan aku
gabisa nahan itu Cher!” Ucap Tyan dengan tersedu
“Tyan,
yang dulu biar kita kubur aja. Kita lebih baik menatap ke depan. Kehidupan kita
sekarang udah berubah. Kamu harus tetep pertahanin hubungan kalian. Dan aku,
aku bahagia dengan kehidupan aku sekarang.” aku
“tapi ga
segampang itu Chery” jawabnya
“iya, emang ga
gampang. Tapi ini kehidupan. Kenyataannya kita harus berjalan terus ke depan. Kita
udah punya kehidupan masing-masing. Kalo kamu mencoba, kamu pasti bisa! Kita akan
tetep jadi sahabat selamanya. Bareng Irsan, Devia sama Alsy. Ya kan?” ucapku
“it’s ok! Sahabat..”
jawabnya