Friday, October 14, 2016

Fallin in Love with “Aogeba Toutoshi”



Setelah Sukina Hito ga Iru Koto yang saya bahas sebelumnya, kini dorama Aogeba Toutoshi yang mencuri perhatian saya. Keduanya sama-sama tayang di musim panas 2016 ini. Dan keduanya favorit saya juga. Saya akan mengajak kalian berkenalan dengan dorama ini. Yuk!

Pertama, kenapa saya ingin menonton dorama ini? Alasan utamanya karena dorama ini melibatkan si my rainbow alias dedek Nijiro Murakami. Dorama barunya Niji, saya harus nonton dong. Tapi saat dorama ini masih tayang, justru saya hanya mendownload saja karena ini lamaaaaa keluar sub indonesianya. Jadi saya memutuskan untuk menontonnya saat dorama ini selesai dan sub indo terkumpul semua (meski pada akhirnya kesabaran saya habis dan menonton episode terakhir dengan sub inggris hhh). Dan saya jadi lebih memfokuskan ke dorama Sukina Hito ga Iru Koto (meskipun sama harus ekstra sabar juga tapi lebih cepat keluarnya daripada yang ini). Dan ternyata! cara saya untuk menonton dorama ini saat sudah komplit keseluruhannya itu tepat sekaliiii!! Karena saya benar-benar gak bisa nunggu untuk nonton episode-episode selanjutnya. Dan ini juga termasuk salah satu cerita yang saya suka dimana diceritakan segerombolan anak laki-laki nakal yang menjadi tobat karena seseorang (hehehehe). Oke minna.. kali ini saya akan menceritakan secara detail tentang dorama yang berjumlah 8 episode ini. Douzo….

Episode 1
Sebuah sekolah bernama SMA Misaki menjadi sekolah terburuk di Kanagawa. Itu dikarenakan murid-muridnya yang nakal terutama geng Aoshima dan sering melakukan kekerasan di sekolah maupun tempat umum. Suatu waktu atas permohonan dari kepala sekolah SMA tersebut datanglah seorang guru paruh waktu bernama Koichi Hikuma yang bertanggungjawab di bidang musik. Ia adalah mantan pemain saksofon profesional di Jepang dan diharapkan dapat membuat perubahan di sekolah tersebut. Kehadirannya kurang disambut baik oleh para murid namun ia tidak menyerah untuk membuat para murid bergabung dengan klub sekolah terutama musik walaupun usianya sudah lanjut. Pada awalnya, anaknya yang bernama Natsuki Hikuma melarang ia untuk mengajar disitu karena muridnya yang terkenal berbahaya. Namun Hikuma-sensei bersikeras ingin tetap mengajar di tempat itu. Dalam menangani klub musiknya yang bernama Brass Band dengan diketuai oleh Nagisa Arima, banyak rintangan yang ia hadapi. Dari berusaha keras untuk mendapatkan anggota, mengajari musik yang dibawakan Brass Band agar tidak berantakan sampai gangguan dari geng Aoshima yang membenci musik. Geng Aoshima berjumlah 5 orang. Diketuai oleh Hiroto Aoshima. Kemudian teman terdekat Aoshima yaitu Ren Kitora. Lalu Keita Abo, Yuuji Kuwata dan Kinya Takamoku. Arima yang merupakan teman masa kecil Aoshima dan Kitora bercerita kepada Hikuma-sensei bahwa sebenarnya geng Aoshima dulu adalah sebuah band. Namun pada saat mereka bermain diatas panggung festival sekolah, para senior menghentikan mereka dengan cara kekerasan hingga timbulah perkelahian. Salah satu senior membantingkan kursi kepada Aoshima hingga mencederai tangannya dan ia pun tidak dapat memainkan musik lagi dengan baik. Demi solidaritas persahabatan, band ini pun bubar dan geng Aoshima berubah menjadi berandalan. Mengetahui cerita ini, Hikuma-sensei tidak tinggal diam. Ia tidak akan membiarkan murid-murid tidak memiliki mimpi untuk masa depannya. Ia yakin di dalam diri geng Aoshima masih terdapat rasa cinta terhadap musik.
Hikuma-sensei menempelkan poster di majalah dinding sekolah. Itu berisi tentang konser musik temannya dan Brass Band akan tampil disana. Lalu geng Aoshima menjual tiket masuk kepada murid lainnya padahal acara ini gratis. Hikuma-sensei mengetahuinya dan mengambil kembali uang hasil penjualan tiket dari Aoshima. Mereka pun geram dan mencari tahu tentang sosok Hikuma-sensei. Ternyata ia memiliki masa lalu yang buruk di bidang musik hingga ia berhenti menjadi pemain pro. Aoshima memberitahu hal ini kepada Brass Band dan mengancam akan membunuh mereka jika tetap datang ke konser tersebut. Saat konser dimulai, Hikuma-sensei sedang menunggu anggota dan hanya Arima saja yang datang. Ia berusaha mendatangi anggota lain namun hasilnya nihil hingga akhirnya Brass Band tidak jadi tampil di konser itu. Arima menceritakan semua peristiwa kepada Hikuma-sensei. Sensei mengerti dan menyadari bahwa ini memang kesalahannya namun ia takkan berhenti untuk membuat murid-murid bergabung dengan klub.

Episode 2
Setiap hari anggota Brass Band bertambah berkat kegigihan Hikuma-sensei. Meski begitu ia tetap ingin geng Aoshima bergabung bersamanya. Salah satu geng tersebut, Keita Abo masih menyimpan keinginannya untuk bermain musik. Ia mulai tertarik dengan trombone. Namun demi persahabatan ia menahan keinginannya itu. Saat sedang berjalan-jalan, geng Aoshima melihat Jinnai, senior yang telah menghancurkan impian mereka. Rasa dendam itu pun muncul. Jinnai tak tinggal diam hingga ia datang kesekolahnya lagi bersama teman-temannya untuk membuat keributan dengan geng Aoshima. Ia menghina geng Aoshima begitupun Brass Band. Hikuma-sensei melihat kejadian ini dan tak terima atas penghinaan kepada murid-muridnya. Ia menasehati Jinnai namun naas justru ia mendapat pukulan berkali-kali dari Jinnai. Hikuma-sensei bilang ini tidak apa-apa jika untuk membela muridku. Jinnai pun pergi setelah salah satu guru, Arai-sensei berpura-pura menelepon polisi. 
Saat malam hari, Abo, Kuwata dan Takamoku sedang bersama dan Kuwata merokok. Lalu terlihat oleh petugas keamanan. Mereka pun lari dikejar petugas keamanan karena anak dibawah umur tidak boleh merokok. Dari jauh Hikuma-sensei melihat mereka dan mengejarnya juga. Lalu mereka berpisah untuk mengelabui petugas. Tapi Abo tertangkap sedangkan Kuwata dan Takamoku berhasil melarikan diri dan bertemu di tempat biasa mereka nongkrong. Hikuma-sensei melihat Abo dan mengaku kepada petugas bahwa ia adalah orangtuanya hingga Abo dapat terbebas. Keesokan harinya, Abo terus memikirkan kata-kata dari Hikuma-sensei saat semalam ia diselamatkan olehnya dan akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan Brass Band mengikuti kata hatinya. Ia mengatakan ini kepada Aoshima dan ia juga mengajak Aoshima untuk bergabung. Namun Aoshima menolak tapi Abo tetap memaksanya dengan mengingat masa lalu dimana Aoshima lah yang membuat Abo jadi mencintai musik. Namun Aoshima bersikeras menolak. Tak tahan dengan perkataan Abo ia pun memukul Abo. Kuwata dan Takamoku membela Abo dan mereka pun mengatakan akan bergabung dengan Brass Band. Akibat kejadian ini maka retaklah geng Aoshima ini. Tapi rasa peduli diantara mereka tetap ada saat Kuwata dan Takamoku disekap Jinnai kemudian Aoshima dan Kitora menyelamatkannya.

Episode 3
Brass Band bertambah tiga anggota. Abo menempati posisi trombone, Kuwata tuba dan Takamoku timpani. Wakil ketua Brass Band, Igawa tidak suka mereka bergabung karena ia berpikir bahwa mereka bertiga hanya akan menyulitkan klub. Namun Hikuma-sensei memberikannya pengertian. Saat mereka bertiga sedang latihan, mereka bertemu dengan Aoshima dan Kitora. Hubungan mereka kembali baik walau tak sedekat dulu. Di dalam kelas, Arai-sensei berbicara kepada Kitora tentang rencananya belajar musik di luar negeri. Hikuma-sensei mendengarnya dan mendukung Kitora. Namun Kitora berkata bahwa ia sudah tidak berminat lagi untuk itu (sebenarnya Kitora berbohong. Ia tidak ingin menyakiti Aoshima karena mereka adalah sahabat sejak kecil). Disisi lain, Jinnai datang lagi dan menghancurkan basecamp geng Aoshima. Mereka ingin membalasnya tapi Hikuma-sensei melarangnya dan memberi mereka nasehat. Ternyata tanpa sepengetahuan geng Aoshima, Hikuma-sensei mendatangi Jinnai dan memintanya untuk tidak mengganggu murid-muridnya lagi. Jinnai marah dan mendorong Hikuma-sensei hingga tangannya terluka. Pada keesokan harinya, Aoshima pun datang ke tempat Jinnai. Bukan untuk berkelahi namun untuk meminta maaf. Jinnai tidak percaya dan memukuli Aoshima tanpa mendapat perlawanan.

kau bisa terus memukul diriku untuk mengisi kekosongan hatimu.” Ucap Aoshima.

Jinnai berkata kepada Aoshima bahwa ‘orangtua’ itu pun (yang berarti Hikuma-sensei) mengatakan hal yang sama dengannya. Jinnai pun melepaskan Aoshima dan takkan membuat masalah dengannya lagi. Kemudian datanglah Kitora dan mereka bersama-sama pergi ke ruang musik sekolah. Aoshima kini ingin membuktikan kepada Hikuma-sensei bahwa ia akan berdiri diatas panggung. Akhirnya Aoshima pun bergabung dengan Brass Band dan menempati terompet, begitupun Kitora dengan memainkan saksofon. Selain itu, hubungan geng Aoshima kembali erat seperti dulu.

Episode 4
Anggota Brass Band kini sudah lengkap. Hikuma-sensei berhasil mengajak Sugai, anak nakal yang suka kebut-kebutan, kemudian Kibe, si cuek yang selalu mengacuhkan salam dari Hikuma-sensei hingga geng Aoshima yang paling nakal di sekolah. Kini Hikuma-sensei harus berusaha keras menyatukan musik Brass Band agar menggema dengan indah di kompetisi yang akan mereka ikuti. Ia pun dibantu oleh anaknya dalam mengajar. Banyak sekali rintangan yang dihadapi Hikuma-sensei. Seperti dari Igawa yang terus menyindir geng Aoshima hingga terjadi keributan. Hikuma-sensei lalu mengajak Brass Band ke sebuah camp pelatihan. Semua biaya ia tanggung sendiri. Ia rela jika itu membuat ikatan diantara anggota Brass Band semakin kuat. Saat di camp pelatihan, Hikuma-sensei sengaja mencari jadwal yang sama dengan SMA Meihou, yang memenangkan kompetisi musim lalu agar dapat belajar banyak darinya. Disana, Brass Band mendapat banyak pelajaran dari Hikuma dan Natsuki-sensei. Hikuma-sensei pun berusaha menjalin hubungan baik dengan SMA Meihou tapi SMA Misaki hanya dipandang sebelah mata dan menjadi bahan cemoohan murid-murid Meihou yang dikenal baik. Hingga pada saat Igawa melihat salah satu murid Meihou merokok, tapi malah Igawa lah yang dilaporkan merokok karena ia dijebak. Ia mengatakan yang sebenarnya tapi tetap saja SMA Meihou tidak mempercayainya. Igawa merasa sangat tertekan ditambah ia tidak pernah mendapat dukungan dari ayahnya saat bergabung dengan klub. Tapi Hikuma-sensei mempercayainya begitupun dengan geng Aoshima yang berusaha membuktikan bahwa Igawa tidak bersalah. Melihat ketulusan geng Aoshima, Igawa pun sadar akan sikapnya kepada mereka selama ini dan meminta maaf. Begitupun kepada Hikuma-sensei. Ia telah salah paham terhadapnya.

Episode 5
Kasus Igawa sampai ke sekolah. Tepat setelah selesai camp pelatihan, Brass Band dipanggil ke ruangan guru untuk mengkonfirmasi kejadian ini. Mereka tetap menyangkal tapi belum ada bukti akhirnya Brass Band mendapat hukuman dari wakil kepala sekolah untuk tidak menggunakan ruangan musik selama 10 hari. Melihat kesungguhan anggota untuk berkompetisi membuat Hikuma-sensei tak patah semangat. Ia mengajak Brass Band untuk latihan di pinggir pantai walau keadaannya tidak kondusif. Mereka tetap berlatih dengan semangat demi tampil diatas panggung kompetisi. Mereka pun melakukan latihan fisik dan bersama-sama membersihkan sampah di sekolah sebagai tanda ketulusan pada sekolah dan akan membuktikan bahwa mereka dapat memenangkan kompetisi regional. Melihat ini semua, wakil kepala sekolah pun akhirnya mencabut hukuman mereka dan mengizinkan Brass Band untuk menggunakan ruangan musik lagi. Hikuma-sensei lalu membagikan surat undangan untuk diberikan kepada wali anggota Brass Band agar dapat melihat Brass Band tampil diatas panggung. Namun Arima memiliki masalah pribadi. Ia merasa kurang nyaman dengan keluarga barunya. Orangtua mereka bercerai dan Arima ingin ibu kandungnya menghadiri kompetisi. Hikuma-sensei memberikan banyak nasehat kepada Arima dan membantunya untuk menemui ibu kandungnya hingga Arima pun kini dapat merasa tenang.

Episode 6
Hikuma-sensei terbaring di rumah sakit. Sebelumnya Natsuki-sensei menemukan Hikuma-sensei pingsan di kamarnya. Ternyata Hikuma-sensei menderita penyakit kanker. ini membuatnya tak dapat melatih Brass Band dalam beberapa waktu. Tapi ia tetap datang ke sekolah untuk melatih klub. Itu membuat Natsuki-sensei merasa khawatir.
Saat Kitora pulang, sudah ada Hikuma dan Natsuki-sensei dirumahnya. Mereka menanyakan tentang formulir sekolah musik di luar negeri milik Kitora yang belum diserahkan kepada orangtuanya. Mereka mendukung Kitora untuk belajar diluar negeri namun Kitora bilang ia sudah tidak berminat. Pada kenyataannya Kitora mengatakan bahwa ujian sekolah luar negeri dan kompetisinya dilaksanakan pada hari yang sama dan Kitora lebih memilih tampil di kompetisi bersama Brass Band. Keesokan harinya, Abo, Kuwata dan Takamoku bertanya pada Kitora tentang rencana sekolah di luar negeri tersebut dan mereka menginginkan Kitora bertahan dengan klub. Namun Aoshima menyuruh Kitora untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang pro. Mereka berdebat. Kitora pun sebenarnya masih bingung. Ia mengatakan akan ikut kompetisi dengan Brass Band namun hatinya tetap menginginkan ikut ujian ke luar negeri. Aoshima tetap saja memaksa Kitora untuk pergi hingga memukulnya. Akhirnya Kitora pun memutuskan untuk meninggalkan klub dan ikut ujian untuk sekolah di luar negeri. 

Episode 7
Brass Band sedang tampil diatas panggung kompetisi dengan semangat dan di tempat lain Kitora pun sedang melakukan ujian. Pengumuman pemenang pun datang. Dan akhirnya Brass Band dari SMA Misaki dinyatakan sebagai juara pertama dan lolos ke tingkat prefektur. Mereka merayakan kemenangan di sekolah. Kemudian Hikuma-sensei meminta semuanya diam karena ada sesuatu yang ingin dia katakan. Secara tak terduga Hikuma-sensei memberitahu semua tentang penyakitnya. Dan ia akan melakukan operasi lalu beristirahat sehingga tidak akan ikut ke kompetisi prefektur. Ia akan digantikan oleh Natsuki-sensei. Saat dirawat di rumah sakit, anggota Brass Band selalu menjenguk Hikuma-sensei dan menghiburnya. Hikuma-sensei meminta operasinya dilaksanakan bersamaan saat Brass Band  berkompetisi. Mereka akan sama-sama berjuang di hari yang sama.
Kitora bertemu dengan Arai-sensei dan menyerahkan formulir rencana sekolah di luar negeri kepadanya. Ia juga ingin memberitahukan hal ini kepada Hikuma-sensei. Kemudian Arai-sensei memberitahu Kitora tentang keadaan Hikuma-sensei yang sebenarnya. Kitora mengatakan kepada Natsuki-sensei dan Aoshima juga tiga temannya bahwa ia akan ikut kompetisi bersama Brass Band agar lolos ke tingkat nasional. Aoshima merasa bahwa Kitora masih ada keraguan dalam mengambil keputusan dan ia tidak menginginkan Kitora ada di klub dan tetap menyuruhnya pergi ke luar negeri. Abo, Kuwata dan Takamoku juga berselisih pendapat tentang apa yang harus dilakukan Kitora. Kitora pun pergi meninggalkan mereka. Saat malamnya, Kitora menemui Hikuma-sensei di rumah sakit. Dan bertanya:

“mengapa anda begitu kuat?“

Hikuma-sensei menjawab, 
sebenarnya saya ini lemah. Karena saya lemah saya akan memberikan segalanya untuk tetap hidup. Hei Kitora. Jika kau sedang bingung tentang sesuatu, kau harus menghadapinya dengan hatimu sendiri. Tidak masalah jika mengikuti apa kata hatimu sendiri.”

Kitora pun pamit dan mengatakan berjuanglah untuk operasinya kepada Hikuma-sensei. Begitupun sebaliknya.
Hari yang penting pun tiba. Brass Band bersiap untuk kompetisi. Hikuma-sensei juga akan menjalani operasi dan Kitora akan melaksanakan ujian kembali. Saat melihat ‘jimat keberuntungan’ Brass Band, Kitora teringat akan perkataan teman-temannya. Juga perkataan Hikuma-sensei semalam. Ia merenung dan akhirnya yakin tentang apa yang akan ia lakukan. Ia meninggalkan ujian dan menyusul ke tempat kompetisi. Sampai disana, ia mengatakan dengan yakin kepada semuanya bahwa ia akan ikut berjuanag di kompetisi bersama Brass Band agar dapat lolos ke tingkat nasional. Semua anggota dan Natsuki-sensei menyetujuinya dan Kitora pun bergabung kembali dengan Brass Band dan siap melaksanakan kompetisi.

Episode 8 (end)
Hikuma-sensei sadar setelah operasi. Disana sudah ada Arima dan Igawa lalu mereka mengatakan kepada sensei bahwa mereka lolos ke kompetisi tingkat nasional. Disana ada pula Kitora memberitahu sensei bahwa ia ingin ikut kompetisi dan meninggalkan ujian. Diluar anggota lainnya melambaikan tangan kepada sensei yang melihat mereka dari balik jendela dan mengucapkan selamat.
Brass Band terus dilatih oleh Natsuki-sensei dan selalu berharap bahwa Hikuma-sensei akan datang untuk melatih mereka kembali. Aoshima dan Kitora menanyakan kepada Natsuki-sensei tentang kondisi Hikuma-sensei dan ia memberitahu bahwa keadaan Hikuma-sensei semakin parah. Ia tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Kompetisi nasional pun dimulai. Brass Band didampingi oleh Natsuki-sensei. Mereka melakukan latihan sebentar namun hasilnya malah menjadi kacau. Salah satu anggota berkata ini adalah kompetisi nasional dan Hikuma-sensei tidak ada disini. Mereka menjadi sedih tapi Aoshima serta Arima tetap menyemangati Brass Band. tak lama Takamoku datang bersama Hikuma-sensei dan mereka semua kaget. Sensei memberi semangat kepada mereka dan bilang ia akan menonton dari bangku penonton. Saat ia akan pergi, Natsuki-sensei menahannya dan meminta Hikuma-sensei untuk menjadi konduktor menggantikan dirinya. Semua memohon juga kepada Hikuma-sensei. Akhirnya ialah yang akan memimpin Brass Band di kompetisi nasional ini. Suara musik Brass Band menggema di panggung kompetisi. 12 menit yang penting telah mereka gunakan dengan sangat baik. Pengumuman pemenang pun tiba. Tapi sayang, Brass Band SMA Misaki tidak dapat memenangkannya. Mereka kecewa tapi Hikuma-sensei terus memotivasi mereka. Nasehat dan pepatah selalu keluar dari mulutnya. Lalu pelatih SMA Meihou mendatangi mereka dan menilai bahwa penampilan mereka luar biasa dan menunggunya kembali untuk kompetisi tahun depan. Setelah itu Hikuma-sensei berpamitan untuk kembali lagi ke rumah sakit.
Musim gugur tiba. Brass Band dan Natsuki-sensei berkumpul di ruang musik. Disana terlihat bingkai foto Hikuma-sensei dan karangan bunga. Kini Hikuma-sensei telah tenang berada di alam sana. Natsuki-sensei berterimakasih karena Brass Band telah memberikan ayahnya impian. Brass Band dengan dipimpin oleh Natsuki-sensei kemudian memainkan musiknya untuk dipersembahkan kepada Hikuma-sensei. Mereka mengenang saat-saat bersama Hikuma-sensei hingga suasana haru pun menyelimuti mereka.
Diakhir kisah, Brass Band SMA Misaki sedang tampil diatas panggung kompetisi. Geng Aoshima dan Arima telah lulus dan menonton mereka dari audiens. Saat pengumuman untuk lolos ke kompetisi nasional, Brass Band SMA Misaki memenangkannya. Piagam-piagam mereka pun terpajang di dinding ruangan musik. Disana juga tersimpan foto Hikuma-sensei dan semua anggota Brass Band.

SELESAI

Dorama ini memberikan banyak pelajaran hidup. Dari semangat yang ditunjukkan oleh Hikuma-sensei. Lalu setiap kata-katanya selalu memotivasi dan juga Brass Band yang berjuang terus meski banyak rintangan yang dihadapi. Saya benar-benar terkesan saat menonton dorama ini. Tidak salah jika Aogeba Toutoshi akhirnya mendapat rating kedua dalam dorama musim panas 2016 di Jepang (yang ke-satu nya ‘Ie Uru Onna’, doramanya mbak Keiko Kitagawa, tapi saya gak nonton hehehe). Pokoknya terimakasih dedek Nijiro karena telah mengantarkanku untuk menonton dorama sebagus ini. YATTAAAAA!!


Oke minna.. terakhir saya akan kenalkan pemain-pemain dari Aogeba Toutoshi.. silahkan dan terimakasih ^^


Akira Terao sebagai Koichi Hikuma
 
Anna Ishii sebagai Nagisa Arima
Kentaro sebagai Kotatsu Igawa
Nijiro Murakami sebagai Hiroto Aoshima
Mikako Tabe sebagai Natsuki Hikuma
Takumi Kitamura sebagai Keita Abo

Taiga sebagai Kinya Takamoku
Mackenyu sebagai Ren Kitora
Gaku Sano sebagai Yuuji Kuwata       









No comments:

Post a Comment