Monday, April 9, 2018

MotoGP Argentina 2018: More Drama and The Main Actor

Senin dinihari tadi saya selesai menonton pertandingannya Chelsea yang diakhiri dengan hasil imbang di Stamford Bridge. Hmmm minggu lalu kalah, sekarang imbang, ini kandang kalian loh, kenapa gak bisa tampil memuaskan Chelssss? Tapi yang sekarang saya pengen bahas bukan tentang match nya Chelsea sih, tapi tentang apa yang saya lakukan setelah nonton pertandingan tersebut. Saya pindahin ke channel TV lain, it's time to watching MotoGP! Karena tayangnya pun berdekatan dan siapa tahu jagoan saya masuk podium jadi bisa mengurangi kekesalan saya dengan Chelsea. Jam dinding udah nunjukkin hampir pukul 01.00 WIB dan sekarang hari senin, you know lah aktivitas rutin dimulai kembali~~ Tapi demi apa yang saya suka mah saya rela sampe ngurangin jam tidur ehehe. Sepakbola terutama Chelsea dan MotoGP (selama ada Vale), dua hal yang teramat sulit buat saya lewatkan :D Tapi gak tiap hari juga kan kayak gitu jadi baik-baik aja sih. Ketika waktu race harusnya udah dimulai, ternyata diundur karena cuaca yang berubah sehingga menyebabkan para pembalap dan timnya terlambat buat mengganti ban mereka. Cuman Jack Miller si pemilik pole position kali ini yang tetap bertahan di grid. Setelah semua udah dirasa aman, race pun akhirnya dimulai dengan semua pembalap memulai start dengan mundur dari grid yang seharusnya sebagai hukuman atas keterlambatan race kecuali Jack Miller. Semua pembalap melakukan lap pemanasan dulu seperti biasanya. Setelah itu, saat semua pembalap bersiap untuk race, ehh tiba-tiba Marc Marquez nyelonong aja gitu ke depan dan ternyata mesin motornya mati kemudian dia mencoba buat menyalakannya kembali. Nah setahu saya kan kalo motor pembalap mati di kondisi yang kayak gini, mereka harus mulai dari pitlane dan saya lihat race director pun sudah menyuruh Marc ini masuk ke pitlane. Tapi apa yang terjadi? dia masih tetep ada di jajaran pembalap lainnya. Hah kok bisa? nah dari sini perasaan saya sama si Baby Alien ini udah gak enak, mungkinkah dia bakal buat onar? dan... pertanyaan akan segera terjawab!!

Race berlangsung. Baru di lap pertama insiden pun sudah terjadi. Antara Dani Pedrosa dan Johann Zarco yang menyebabkan Pedrosa si pembalap Honda mengalami crash yang cukup mengejutkan hingga pada akhirnya dia pun tak bisa lagi meneruskan balapan. Selang beberapa waktu, Marc pun menerima penalti dan mengharuskan dia masuk ke pitlane saat pertengahan balapan yang mana saat itu dia sedang memimpin dan terpaksa harus turun hingga masuk barisan terbawah (siapa suruh bandel sih seenak jidat aja pas awal race -_-). Dari sinilah kegilaan pembalap Honda ini semakin memuncak dan menjadikan dia aktor utama dalam race ini. Untuk bisa naik lagi ke posisi atas, dia terlalu terobsesi dan akhirnya jadi lepas kontrol. Beberapa kali saya lihat dia menyalip pembalap di depannya dengan tergesa-gesa. Walau aman tapi rasanya mereka itu seperti 'mengalah' akan cara balapnya si Marc. Cari aman dan lebih baik disalip aja dah *dalam pikiran saya*. Hingga kemudian dia bertemu dengan Aleix Espargaro, dan apa yang terjadi? Manuver berbahaya si Marc membuat dia menyenggol Espargaro. Untung saja tidak menyebabkan crash dan Marc juga menunjukkan permintaan maaf. Tapi tetap, ini bahaya bung! Marc yang liar kembali lagi muncul. Dari info yang saya dapat, atas insiden ini Marc mendapatkan kembali penalti turun satu posisi di race Argentina ini. Udah dua penalti yang dia dapat, apa cukup untuk dia tidak mengulangi kesalahan lagi? TIDAK!! Sampai di puncak ke-liar-an dia, ini yang buat saya semakin-makin-makin-makin geraaaammm sama si MARC MARQUEZ! Kali ini duel dengan Valentino Rossi. Yap, dia adalah jagoan saya sepanjang masa, tapi bukan berarti saya membela dia karena faktanya Vale lah yang memang benar disini. Saat duel mereka terjadi, Marc semakin brutal dalam balapan dan Vale pun tak tinggal diam untuk mempertahankan posisinya. Tikungan maut dijumpai. Vale yang saat itu sudah menutup jalur untuk disalip, namun entah apa yang ada di pikirannya si Marc, dia malah memaksa masuk kedalam jalurnya Vale, serta membuat kesalahan juga yang pada akhirnya untuk kedua kali dia menyenggol pembalap lain di race ini. Membuat Vale keluar dari trek dan CRASH pun tak bisa dihindari olehnya. Mengharuskan Vale memulai lagi balapan dari posisi bawah. Dan si Marc malah ngacir aja terus mengambil dengan cara kotor posisinya Vale. Sungguh kerugian yang amat besar! WHAT ARE YOU THINKING MARC? WHERE IS YOUR BRAIN? YOU'RE THE BAD RIDER! permintaan maaf gak sebanding dengan apa yang telah dia lakukan. Perasaan gak enak saya terjawab sudah semua. Terlepas dari apa yang dia lakukan sama Vale, tapi kesalahan dia lainnya pun susah buat dimaafkan. Gaya balapnya yang liar dan macem orang kesurupan udah makan banyak korban. Dan ini bukan pertama kalinya. Helloooo can you change your habit, 'baby'? Atas insiden dengan Vale, si Marc pun kembali dapat penalti tambahan waktu 30 detik dan membuat hasil race dia di Argentina kali ini finish di posisi 18. Tapi saya rasa gak cukup kalo hanya segitu! Udah membahayakan dan merugikan juga, hukuman segitu sangat ringan! Terutama harapan Vale yang besar kemungkinan buat finish di depan malah dihancurkan dengan cara licik kayak gini. Are you kidding me, Dorna? Please be sportif!!

sumber foto: MotoGP Official Twitter

Ketika berita ini ramai diperbincangkan, para penggemar Marc pun kembali mengungkit peristiwa "Rossi vs Marquez" di Sepang pada 2015 lalu. Mereka bilang, "ini karma!" . Tapi sampai sekarang, tidak ada bukti yang benar-benar menunjukkan bahwa Vale dengan sengaja melakukan 'tendangan' pada Marc kala itu. Kontak antar pembalaplah yang membuat refleks kaki Vale bergerak dan tak disangka Marc pun terjatuh disaat yang bersamaan. Namun tetap saja pihak MotoGP melimpahkan segala kesalahan hanya pada Vale dan membuatnya menerima tiga poin penalti. Ditambah satu poin penalti sebelumnya, dengan total jadi empat dan mengharuskan Vale memulai start dari posisi paling akhir di race penutup Valencia dan membuat dia gagal menyabet Juara Dunia untuk ke-10 kalinya. I'll always remember that moment. Where is justice? HAHAHA I'M NGAKAK SO HARD MOTOGP!! Komentar lainnya pun yang saya ketahui dari para penggemar labil sang brutal ini, "kalo gak mau kena senggol yaa jangan balapan, di rumah aja tidur.." Yaampuuunnn situ emang gak paham sama MotoGP yak. Etika dalam balapan dan segala peraturannya. Gak nyimak dengan baik apa yang sudah panutan kalian lakukan. Gue nyengir kuda ajalah ngadepin orang labil macem gitu mah hueeekk

Semenjak 2015 itu saya jadi tidak respect dengan Marc Marquez. Tidak pernah menyukainya sedikitpun. Berbagai keganjilan saya sama dia pun memang sudah terbukti. Terutama dari cara balap dia yang semaunya sendiri. Di tahun lalu saya melihat dia sudah menunjukkan perubahan positif dengan gaya balapnya, dan jujur dengan sejujur-jujurnya dalam akal sehat saya dia ini memang bagus. Punya prestasi dan ambisi yang kuat. Dibalik ketidaksukaan saya, beberapa kali saya pun dengan refleks memuji prestasinya. Tapi, itu semua berakhir sekarang. Saya sudah sangat geram, kesal dan habis kesabaran dengan orang ini. Yang saya lihat sekarang di diri dia itu obsesi yang teramat diluar batas malah menutupi akal sehatnya sehingga sesuatu yang harusnya dihindari malah dilakukan. Padahal ini baru seri awal-awal, tapi saya melihat si Marc terlalu kalap.. oh my God~




(saya menulis ini bukan untuk menjatuhkan Marc Marquez, tapi berdasarkan apa yang telah dia perbuat maka inilah unek-unek saya.. sekian.)

No comments:

Post a Comment