Sunday, April 25, 2021

Fan Fiction: Bola Bisbol

Title: Bola Bisbol
Author: Harucin
Cast: Mandy Sekiguchi (GENERATIONS from EXILE TRIBE)
Genre: Slice of life
Length: One shot


Hari Sabtu ini akan full diisi oleh Mandy untuk melakukan olahraga kesukaannya yaitu baseball. Bahkan jadwal kegiatannya pun sudah tersusun rapi. Sehabis sarapan pukul 9 pagi, ia akan latihan ringan memukul dan melempar bola di rumahnya sendiri. Bagian halaman belakang bisa dipakai untuk latihan tersebut meski tidak boleh berlebihan. Tampaknya Mandy akan melakukan pemanasan untuk menggerakkan tangannya agar tidak kaku saat tiba puncaknya di pertandingan sore nanti yang akan dilaksanakan mulai pukul 16.00. Ketika Mandy sedang bersiap-siap untuk menuju halaman itu, ponselnya lalu berdering. Panggilan masuk datang di pagi hari ini.

Diraihlah si benda itu yang ia simpan secara sembarang di atas sofa. Nama yang tertulis tidaklah asing, bahkan orang itu merupakan salahsatu orang yang akan ia temui nanti sore saat pertandingan. Ia termasuk ke dalam timnya juga.

"Moshi-moshi, Makidai-san. Ada apakah menelponku pagi-pagi?" Mandy mengangkat si telepon dan menyapa orang di balik sana.

"Ah, Mandy, apa kau sedang sibuk?" tanyanya. Orang itu adalah Makidai-san, senior Mandy di grup EXILE TRIBE. Sekaligus salah seorang yang akan menjadi rekan bertanding baseball nanti.

"Tidak, aku hanya baru akan latihan kecil untuk sore nanti." balas Mandy yang kini duduk di sofa tersebut.

"Ano, aku butuh bantuanmu." Makidai-san mengutarakan niatnya.

"Apa itu?"

"Tolong kau pergi ke toko olahraga membeli bola bisbol untuk persediaan nanti ya, karena aku tidak sempat." jelasnya. Harusnya, ini adalah tugas dari beliau. Tapi karena ada hal penting yang mendadak mengenai keluarganya saat ini, jadi dirinya tidak bisa pergi untuk membelinya. Lalu beliau langsung ingat pada Mandy yang memiliki pengalaman lebih banyak di olahraga ini dibanding rekan lainnya, jadi beliau lebih mempercayakan tugas ini padanya. Mandy pasti akan tahu mana jenis bola bisbol yang kualitasnya benar-benar bagus.

Setelah menjelaskan maksudnya secara detail pada Mandy, si orang keturunan Afrika ini menyetujuinya. Dan ia akan pergi ke tempat tujuan dua jam dari sekarang, karena toko langganan Mandy baru akan dibuka pukul 10 pagi. Dia harus mandi dulu agar tidak terlihat lusuh. Bagaimana pun, Mandy adalah orang terkenal yang kemungkinan besar mengundang perhatian orang-orang saat dia berada di tempat umum. Dia harus rapi dan wangi. Bukan tidak mau tampil apa adanya, tapi kalau sudah mandi kan Mandy pun akan terlihat semakin tampan. Lol.

Pergi dengan menggunakan taksi, Mandy kini telah sampai di toko tersebut. Bertemu langsung dengan pemiliknya yang selalu mengawasi dan ikut melayani pembeli juga meskipun ada pegawai lain di sana. Saling bertegur sapa karena keduanya sudah saling mengenal dalam waktu cukup lama.

"Konnichiwa, Nakagawa-san," Mandy menyapa.

"Konnichiwa Mandy-kun!" pria paruh baya berusia 55 tahun ini membalas sapaannya. Imbuhnya, "Apa kabar?"

"Aku baik-baik saja. Anda sendiri?" jawab Mandy. Saling basa-basi dahulu agar suasana jadi menyenangkan. Selain itu karena sudah cukup lama Mandy tak berkunjung ke sini, jadi beliau ingin tahu keadaannya.

"Apa yang sedang kau butuhkan?" sekarang orang itu mulai menanyakan keperluan Mandy. "Pasti berhubungan dengan baseball!" tebaknya.

Tidak salah lagi. Karena Mandy selalu membeli perlengkapan untuk olahraga tersebut di sini, jadi beliau sudah bisa menebak kebutuhannya.

"Benar sekali.. 100 untuk Nakagawa-san!" balas Mandy dibumbui dengan candaan.

Mereka tertawa lebar. Sikap Mandy yang seperti ini sudah jadi kebiasaan. Dia memang suka melemparkan candaan entah untuk siapapun. Tapi inilah yang menjadikan orang-orang akan mudah nyaman saat berinteraksi dengannya. Tanpa mengenal gender juga usia.

"Aku ingin membeli bola bisbol!" ungkap Mandy.

Pemilik toko ini lalu membawa Mandy untuk melihat-lihat barang yang diinginkannya itu.

Dikeluarkanlah satu wadah kaca yang berisi sebuah bola bisbol dari balik etalase penyimpanannya. Kemudian beliau tunjukkan pada Mandy.

"Ini bola yang paling terbaru! Baru kemarin tiba di sini." jelasnya. Ia sengaja memberikan Mandy bola yang kualitasnya nomor satu.

Mandy melihat-lihat bola tersebut. Ia cek secara teliti dan akhirnya ia memutuskan untuk membeli yang ini sebanyak dua buah.

Baru saja sang pemilik akan membungkus pembelian dari Mandy, suasana di dalam toko ini mendadak jadi mencekam. Satu orang tak diundang berpakaian serba hitam dengan masker menutupi wajahnya datang lalu tanpa hitungan detik langsung menodongkan pisau ke arah sekeliling. Saat ini di dalam toko, baru ada empat orang pembeli termasuk Mandy. Sisanya yaitu para pegawai berjumlah tiga orang ditambah dengan sang pemilik. Ujung senjata yang runcing itu tampak sangat tajam. Besi yang menjadi bahan utamanya pun terlihat menyilaukan saat terkena sorotan lampu di sini. Ia mengancam para pegawai terutama bagian kasir agar mengeluarkan semua uang lalu dikumpulkan di atas meja. Sambil matanya yang selalu siaga mengawasi sekitar dan terus menggerak-gerakkan senjata itu agar membuat orang-orang ketakutan. Tidak ada rasa gentar sedikitpun, sepertinya pencuri ini sudah pernah melakukan pencurian sebelumnya di tempat lain. Mandy harus waspada. Ia harus tetap tenang dan tidak melakukan pergerakan secara berlebihan. Semua orang di sini tak ada yang berani melawannya, terlalu bahaya. Dengan tangan kosong mereka tak mau mengambil resiko besar, termasuk Nakagawa-san yang sudah terlihat pasrah dan membiarkan pencuri itu meraup uang yang telah diletakkan sesuai perintahnya.

"Aku harus menangkapnya!" batin Mandy.

"Tapi bagaimana?" ia belum memiliki ide.

Cepatlah berpikir! Sebelum pencuri itu selesai dan keburu pergi dari sini!

"Aha! Aku tahu!" Mandy berhasil mendapatkan ide.

Ia akhirnya ingat pada barang pembeliannya. Untung saja belum dibungkus. Itu masih ada di hadapan Mandy dengan wadahnya yang terbuka. Otomatis dia bisa langsung mengambil isinya tanpa memunculkan suara dari wadah kaca itu.

Perlahan tangan Mandy meraih bola itu yang kini sudah ada di genggamannya. Saat pencuri itu masih sibuk pada pekerjaannya, dari posisi samping, Mandy akan mengeluarkan jurus lemparan bolanya! Keahlian dia sebagai pitcher sudah tidak diragukan lagi. Ia pandai untuk memperhitungkan kecepatan, kekuatan dan arah lemparan agar bisa sesuai keinginan. Dengan gerakan lambat sambil diiringi hati yang masih berdebar, dalam hitungan detik ke depan Mandy akan melempar bola bisbol ini tepat ke tangan kanan si pencuri yang tengah memegang senjata. Saat senjata itu terlepas, ia akan segera lari untuk menyergapnya.

Bersiap...

Lempar!

Brak! Tepat sasaran! Bola itu sungguh mengenai tangan dari si pencuri! Senjatanya terlepas bahkan terlempar cukup jauh. Dan pencuri itu meringis kesakitan karena tangannya terkena hantaman yang keras. Tanpa membuang waktu, Mandy langsung lari mendorong pencuri ini ke samping hingga dia ambruk. Lalu atas komandonya, dua pegawai pria ikut membantu Mandy untuk melumpuhkan si pencuri.

Selesai!

Toko ini terselamatkan dan pencuri pun sudah diamankan oleh polisi yang datang 20 menit kemudian setelah dihubungi. Semua berkat Mandy dan bola bisbolnya.

"Mandy-kun, arigatou gozaimasu!" pemilik ini berkali-kali mengucapkan terimakasih atas pertolongan Mandy. Semua pegawai juga sangat salut pada keberaniannya. Dan pembeli yang menjadi saksi pun, turut memuji sang performer sekaligus rapper dari grup musik GENERATIONS ini.

Alhasil, bola bisbol yang asalnya akan dibeli Mandy malah diberikan oleh pemiliknya secara gratis. Bahkan tiga buah, termasuk bola yang menjadi tim sukses dalam membasmi si pencuri itu.

Mandy keluar dari toko ini dengan perasaan yang sangat senang. Keberuntungan tengah menyertai dirinya sekarang.

"MandyMan benar-benar keren!!" ia memuji diri sendiri. Mengingat pada karakter dirinya saat di MV DREAMERS. Di sana, dia memang berperan jadi penjahat, tapi di dunia nyata, justru ia bertekad akan menjadi pembasmi kejahatan sesulit apapun keadaannya!

Sasuga, uumandyyyyy!!


-TAMAT-

No comments:

Post a Comment