(Kazuhara Ryuto focus)
Burung-burung saling berkicau membangunkanku di pagi hari ini. Seperti biasa, suara alarm ponselku itu amat ampuh untuk membuatku cepat tersadar. Cuitan mereka mengingatkan pada suara Okaa-san yang akan terus menerus nyaring tiada henti sampai aku menyautnya lalu keluar kamar. Oleh karena itu, agar dapat merasakan kehadirannya di sini, kuputuskan memasang nada alarm seperti itu. Begitupun dengan adikku. Ahh aku rindu Okaa-san dan Otou-san. Tapi aku harus tetap berjuang di sini.
Setelah melewatkan malam terbodoh dalam hidupku, rasanya badan ini berat untuk meninggalkan kasur. Malas pula untuk keluar kamar apalagi jika bertemu dengan senpainya adikku itu yang masih menginap di sini. Haahh menyebalkan!
*di kamar Taishi*
*Point of View Author
"Gue kira tadi ada burung yang masuk ke sini, ternyata suara alarm.." ucap Ryuto yang masih tiduran di kasur sembari menggeliat.
"Bukanlah senpai.. Nee-chan yang suruh gue pake alarm itu, biar bisa inget terus sama Okaa-san. Dan emang bener sih berisiknya 11 12 sama kayak Okaa-san haha" jawab Taishi.
"Hahahaha bener sih.. *plak* .Gue jadi kangen deh sama keluarga di Amagasaki. Udah empat bulan belum pulang. Saat lihat Mori-kun dan Midori-san itu jadi mengingatkan gue sama Akane, adik perempuan gue. Udah gede pun tapi kita masih tetep suka berantem. Tapi kita juga saling menyayangi, saling menjaga, saling berbagi cerita. Walau pas deket suka bertengkar, tapi kalo jauh pasti rindu. Yaa kan?" ungkap Ryuto.
"Hai! Walau Nee-chan jutek dan kata-katanya kadang asal ngomong gitu, tapi dia orang yang baik kok. Dia bakal sangat peduli pada apa dan siapapun yang dia sayangi. Dia bertanggungjawab dan juga gak merasa keberatan membiayai kehidupanku selama disini. Tapi dia orangnya cengeng, mau sedih ataupun bahagia, pasti ujungnya nangis. Makanya gue pengen banget nanti dia punya pasangan yang selalu bisa melindungi dan menenangkan dia." jawab Taishi.
"Souka.. souka." ucap Ryuto sembari membayangkan sesuatu.
"Memang kelihatan banget sih dia begitu peduli sama Mori-kun, waktu pertama kali lihat gue aja, dia khawatir kan Mori-kun bergaul sama seorang preman?" lanjutnya.
"Ehhh senpai.. ano.... etto...." jawab Taishi kebingungan.
"Hahaha daijoubu Mori-kun.. kenyataannya badan gue emang kayak gini sih, wajar Nee-chan mu itu berpikiran kayak gitu." Ryuto tertawa.
"Hahahaha senpai nih.. Ohh iya senpai.. Senpai suka kah sama Nee-chan?" pertanyaan jahil dari Taishi pun keluar.
"Ehh? Hmmm mungkin terlalu cepat kalo bilang suka, tapi gue penasaran sih sama Midori-san. Entah kenapa pas lihat sikap dia yang lucu di peristiwa semalam malah bikin hati gue tergerak buat mengenal dia lebih dalam lagi." jelas Ryuto sambil tersenyum.
"Aseekk bahasanya.. Nanti juga lama-lama jadi jatuh cinta. Kalo senpai jadian sama Nee-chan, bisa kali gue dikenalin sama Akane-san juga.." goda Taishi.
"Heh! Adek gue masih sekolah! Gak ada pacar-pacaran! Udah sana mandi Mori-kun!!!" ucap Ryuto yang kesal sekaligus tersipu malu lalu mengurung diri lagi di balik selimut.
*Point of View Author end
**
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi. Aku mempersiapkan sarapan sedangkan Taishi bersama Kazuhara-san berada di ruang tengah sedang asyik menonton acara boxing internasional di TV sampai mereka pun memperagakan gerakannya seakan-akan merekalah peserta di acara itu. Tampak akrab sekali melihat mereka berdua. Sepertinya Taishi lebih menyukai seorang kakak laki-laki daripada perempuan sepertiku. Huft.
ting tong~ ting tong~
Bel apartemen berbunyi. Ahh pasti itu Asuka. Karena saat tadi kubangun tidur telah ada pesan darinya bahwa dia akan berkunjung ke rumahku pagi ini. Bukan karena ingin menemuiku, melainkan.... kalian sudah tahu lah.
Kubukakan pintu, dan.... betapa terkejutnya aku saat melihat dia.
"Asuka?!! Ba.. ba.. baju lo? Ini apartemen, bukan tempat konser! Ngapain lo pake setelan kayak gitu?!!!" ucapku dengan nada tinggi.
Bayangkanlah.. Asuka datang ke tempatku dengan mengenakan baju GENERATIONS. Memakai tas selendang GENERATIONS pula. Membalutkan syal bertuliskan nama yang sama di lehernya. Memakai topi sampai membawa bendera dengan nama itu juga!
"Ohayou Mi-chan! Kazuhara Ryuto-san? doko? doko?" tanyanya heboh dan mengabaikan pertanyaanku.
"Yaampunnn Asuka!! Tau ahh,, masuk deh masuk!!" kesalku.
Aku membawa Asuka menemui idolanya itu. Sampai di tempat di mana dia berada, aku melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan lagi. Kazuhara-san, tengah menari-nari tak karuan di hadapan kami. Mengikuti tarian sebuah iklan di TV, namun apa yang dia lakukan bak seperti orang gila. Loncat kesana-kemari tak menentu. Taishi tertawa terbahak-bahak diikuti dengan tawa Asuka juga. Tapi aku? hanya mampu menganga dan membelalakkan mata tak percaya dengan apa yang baru saja dilihat. Siapa dia? Kazuhara-san? Eh? Seorang bapak-bapak yang menyeramkan dimataku kini berubah menjadi makhluk yang konyol. Masuk akal kah? Ehh? Lalu dia berbalik ke arahku dan seketika menghentikan tingkahnya.
"Ohh Midori-san.. Gomennasai,, aku kebablasan.. Gomen hehe" ucap Kazuhara-san sambil cengar cengir kemudian menghampiriku dan Asuka.
"Bablas? Maksud lo?" ucapku dalam hati dengan terheran-heran.
"Eehh Kazuhara Ryuto-san? Iyaaa ini beneran Ryuto-san!! Mi-chan!! Mi-chan!! Doki doki desu!! Kyaaaaa" Asuka heboh sekali setelah melihat idolanya itu kini ada di hadapan dia. Jingkrak-jingkrak bahagia dan tangannya tak henti menggoyang-goyang bahuku membuyarkan keherananku tadi pada Kazuhara-san. Huh merepotkan sekali sahabatku ini.
"Kazuhara Ryuto desu." ucapnya memperkenalkan diri sambil memperhatikan Asuka dari atas sampai bawah.
"Ano.. boku.. eh,, ore... ehh,, watashi.. watashi.. wa... wa.. " Asuka berubah seperti orang yang hilang ingatan.
"Nakamura Asuka desu... Gitu aja ribet banget sih lo!" jawabku mewakilinya. Namun aku mengerti sih mengapa dia seperti ini. Bertemu dengan idola, apapun bisa terjadi. Tak terkecuali dengan si Asuka miss heboh yang tiba-tiba jadi oon ini.
"Hai.. Panggil aja Asuka!" tegasnya.
"Oii Asuka-san! Ini rumah, bukan tempat konser. Salah kostum tuh Asuka-san! hahahaha" ejek Taishi.
"Uruseee!! Ini adek sama kakak kompakan banget sih gak bisa lihat oranglain senang apa.." kesal Asuka.
"Ano.. Asuka-san, penggemar GENERATIONS?" tanya Kazuhara-san.
"Hai!! GENERATIONS suki! Ryuto-san suki! Alan-san suki! semuanya aku suka!!!" jawab Asuka dengan sungguh-sungguh.
"Ehmm.. kita makan dulu deh. Ngobrolnya dilanjut nanti." ucapku ditengah-tengah obrolan mereka.
Sarapan telah siap. Kami berempat makan bersama-sama. Dan Asuka terus saja membisikiku bahwa dia gugup sekali bertemu Kazuhara-san. Hatinya terus berdegup kencang dan merasa ini seperti mimpi. Dia bingung harus bersikap bagaimana di depan idolanya itu. Kemudian kejahilan Taishi muncul lagi.
"Asuka-san daijoubu? Biasanya paling berisik diantara kita bertiga, kok sekarang diem aja pas ada Kazu-senpai? hihihihi" godanya.
"Ssssttt.." tegurku yang kemudian menginjak kakinya Taishi dan dia pun meringis kesakitan.
"Nande?" tanya Kazuhara-san.
"Nandemonai.." jawabku.
"Hmm member GENE yang paling Asuka-san sukai siapa?" tanya lagi Kazuhara-san.
"Riida daisuki!!" jawab Asuka yang tiba-tiba bersemangat menyebut nama itu.
"Ohh Alan-kun, si bule Philipina itu.. souka souka. Mau aku pertemukan dengan dia?" tanya Kazuhara-san.
"Hontou ni?? Mauuuuuu.." jawab Asuka lebih semangat.
"Kapan-kapan bisa kok aku kenalkan ke dia, ke semua member pun bisa. Asuka-san dan Midori-san bisa bertemu mereka." jelas Kazuhara-san.
"Eh?? Arigatou gozaimasu Ryuto-san! Ryuto-san baik sekali..." ucap Asuka bahagia. Aku tak peduli sih dengan apa yang mereka bicarakan. Mau bertemu atau tidak, bodo amaattt~
*belagubangetyaksiakuini >,<*
"Etto.. Alan-san bukan penyanyi dari GENE kan?" tanya Taishi cengengesan dan melirik padaku.
"Eh? Bukan lah Taishi, dia performer, yang bagian dance. Kalo penyanyi itu Ryuto-san dan Ryota-san.." jawab Asuka.
Mendengar ucapan Taishi, sontak membuatku tersedak yang saat itu tepat akan menelan makanan. Kata-kata yang keluar dari mulut si bakayaro syalan itu malah mengingatkanku lagi pada peristiwa aib semalam yang justru ingin sekali aku lupakan. Tak segan-segan kuinjak lagi kakinya tanpa ampun untuk yang kedua kali. Dia kesakitan lagi dan kami bertengkar dalam diam. Hanya ekspresi wajah lah yang saling menyahut memberikan serangan.
"Oii! Kalian kenapa sih? Aneh banget.. Emang siapa yang bilang kalo penyanyi dari GENE itu Alan-san? Baka!" tanya Asuka polos. Kazuhara-san dan Taishi yang mendengar itu tak bisa menahan tawa. Kemudian Asuka tersadar dan dia pun bukannya minta maaf malah ikut menertawaiku.
"Ya Tuhan... si Asuka kenapa malah bahas itu lagi sih?!" kesalku dalam hati sambil perlahan menutup wajah dengan kedua tangan.
"Sudah sudah jangan dibahas lagi.. Mari lanjut makan. Setelah ini kita jalan-jalan yuk? Bagaimana kalau ke kebun binatang?" ajak Kazuhara-san.
"Kebun binatang? Kazuhara-san mau bertemu dengan teman-temannya? Gorila kan?" celetukku.
"Nee-chan nih selalu yaaa.. kalo ngomong suka asal aja!" tegur Taishi. Asuka pun ikut-ikutan.
"Haha gapapa kok.. Hai, benar aku punya teman gorila yang bernama Mandy di sana. Auouooooo.." Kazuhara-san memperagakan gaya gorila yang sedang menepuk-nepuk dadanya. Tak tanggung-tanggung dia pun berlagak memasang ekspresi wajah yang persis seperti kera.
Kami terbahak-bahak melihat tingkahnya. Aku yang diantara ngakak tak bisa menahan tawa namun tetap merasa heran dengan dirinya. Benar-benar tak kusangka orang yang berpenampilan preman seperti dia memiliki sisi lain yang sungguh bertolak belakang.
"Ini orang kok geblek banget sih.." pikirku sambil terus tertawa menatapnya dan dia pun membalas tatapanku diikuti senyuman lebar. Segera kuhentikan tawa dan memalingkan wajah darinya. Loh? Kenapa aku ini... Eh?
Selesai makan, kami bersiap-siap untuk pergi. Namun Asuka kusuruh berganti pakaian dulu karena jika dilihat di depan umum maka itu akan menarik perhatian orang-orang. Apalagi jika ada yang mengenal Kazuhara-san, mungkin nanti mereka berpikir kalau dia sedang ada acara jumpa fans. Wagelasehhh -__-
Kami bersama-sama menuju parkiran mobil di apartemen. Dua pria itu berjalan mengikuti aku dan Asuka. Diriku dan sang sahabat ini memang sering bergurau malah sampai kebablasan. Saat kami berdua sedang saling dorong, aku tak bisa menahan dorongan dari tangannya dan tak sengaja kakiku pun menginjak batu yang kebetulan ada di samping hingga terserimpet. Membuat tubuhku terjungkal ke belakang terbawa gravitasi bumi. Secepatnya Kazuhara-san menolong dengan menahan punggungku oleh badannya agar tak jatuh. Tangan dia pun memegang erat kedua lenganku.
"Daijoubu Midori-san?" tanyanya dengan nada khawatir.
Aku berbalik menghadap ke arahnya dan mencoba berdiri tegak lagi dibantu olehnya. Entah mengapa tanganku refleks menyentuh dada pria ini. Kemudian aku mendongak ke atas. Wajah kami sangat dekat. Mata saling memandang. Kaku. Itu yang sekarang aku rasakan. Tubuh ini terpaku di hadapannya. Tanganku yang masih menempel di dadanya itu merasakan jantung Kazuhara-san berdetak cepat. Deg.. deg.. deg.. Getarannya seakan merambat ke tangan lalu menuju ke jantungku yang kini malah ikut berpacu juga.
~boku no mune no naka...~~~
hibikiau omoi... yeaahh~~~
Perasaanku, perasaannya, bergema tersembunyi tanpa diketahui siapapun. Tak ada suara terdengar namun di relung hati kami amatlah berkecamuk. Mengapa ini tak bisa terkontrol? Kupaksa tahan namun tak berhasil jua..
Kami tetap mematung. Tak bergerak. Tanpa berkata-kata.
"Lah mereka malah romantisan kayak di dorama aja, dikira kita obat nyamuk apa Taishi!" ucap Asuka pada adikku.
"Kerjain ahh.." iseng Taishi.
"Nee-chan awas ada kucing!! Ada kucing!! Neko! Neko!" teriak Taishi membuyarkan keadaan kami. Aku langsung terperanjat sambil ketakutan khawatir kalau seekor binatang itu ada di dekatku.
"Usoooo.." ucapnya lagi cengengesan bersamaan dengan Asuka.
"Bikin kaget aja sih! Dasar adik durhaka!!!" kesalku menjewer Taishi.
"Nee-chan itai!! Ayok kita pergi nanti keburu siang.. Lepas Nee-chan" mohon Taishi.
Kami pun melanjutkan langkah lagi. Sekarang aku bertingkah seperti orang kebingungan hingga lupa di mana aku memarkirkan mobil sampai harus Taishi yang akhirnya membimbing kami menuju ke tempat semestinya. Sementara Kazuhara-san dari tadi hanya diam saja. Selama di perjalanan pun dia hanya menyetir tanpa bersuara. Ya, dia mengambil alih lagi tugas sebagai pengemudi. Taishi dan Asuka sibuk bermain game bersama sedangkan aku malah gelisah tak karuan. Usik sana sini rasanya ingin cepat-cepat keluar dari mobil. Sesekali kulihat kaca spion depan karena aku duduk di jok tengah, dia pun nyatanya sedang melirik ke arah yang sama juga. Mata kami bertemu kembali.
"Yabaiiii.." Batinku
-bersambung-
Part 3: Fallin
Setelah melewatkan malam terbodoh dalam hidupku, rasanya badan ini berat untuk meninggalkan kasur. Malas pula untuk keluar kamar apalagi jika bertemu dengan senpainya adikku itu yang masih menginap di sini. Haahh menyebalkan!
*di kamar Taishi*
*Point of View Author
"Gue kira tadi ada burung yang masuk ke sini, ternyata suara alarm.." ucap Ryuto yang masih tiduran di kasur sembari menggeliat.
"Bukanlah senpai.. Nee-chan yang suruh gue pake alarm itu, biar bisa inget terus sama Okaa-san. Dan emang bener sih berisiknya 11 12 sama kayak Okaa-san haha" jawab Taishi.
"Hahahaha bener sih.. *plak* .Gue jadi kangen deh sama keluarga di Amagasaki. Udah empat bulan belum pulang. Saat lihat Mori-kun dan Midori-san itu jadi mengingatkan gue sama Akane, adik perempuan gue. Udah gede pun tapi kita masih tetep suka berantem. Tapi kita juga saling menyayangi, saling menjaga, saling berbagi cerita. Walau pas deket suka bertengkar, tapi kalo jauh pasti rindu. Yaa kan?" ungkap Ryuto.
"Hai! Walau Nee-chan jutek dan kata-katanya kadang asal ngomong gitu, tapi dia orang yang baik kok. Dia bakal sangat peduli pada apa dan siapapun yang dia sayangi. Dia bertanggungjawab dan juga gak merasa keberatan membiayai kehidupanku selama disini. Tapi dia orangnya cengeng, mau sedih ataupun bahagia, pasti ujungnya nangis. Makanya gue pengen banget nanti dia punya pasangan yang selalu bisa melindungi dan menenangkan dia." jawab Taishi.
"Souka.. souka." ucap Ryuto sembari membayangkan sesuatu.
"Memang kelihatan banget sih dia begitu peduli sama Mori-kun, waktu pertama kali lihat gue aja, dia khawatir kan Mori-kun bergaul sama seorang preman?" lanjutnya.
"Ehhh senpai.. ano.... etto...." jawab Taishi kebingungan.
"Hahaha daijoubu Mori-kun.. kenyataannya badan gue emang kayak gini sih, wajar Nee-chan mu itu berpikiran kayak gitu." Ryuto tertawa.
"Hahahaha senpai nih.. Ohh iya senpai.. Senpai suka kah sama Nee-chan?" pertanyaan jahil dari Taishi pun keluar.
"Ehh? Hmmm mungkin terlalu cepat kalo bilang suka, tapi gue penasaran sih sama Midori-san. Entah kenapa pas lihat sikap dia yang lucu di peristiwa semalam malah bikin hati gue tergerak buat mengenal dia lebih dalam lagi." jelas Ryuto sambil tersenyum.
"Aseekk bahasanya.. Nanti juga lama-lama jadi jatuh cinta. Kalo senpai jadian sama Nee-chan, bisa kali gue dikenalin sama Akane-san juga.." goda Taishi.
"Heh! Adek gue masih sekolah! Gak ada pacar-pacaran! Udah sana mandi Mori-kun!!!" ucap Ryuto yang kesal sekaligus tersipu malu lalu mengurung diri lagi di balik selimut.
*Point of View Author end
**
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi. Aku mempersiapkan sarapan sedangkan Taishi bersama Kazuhara-san berada di ruang tengah sedang asyik menonton acara boxing internasional di TV sampai mereka pun memperagakan gerakannya seakan-akan merekalah peserta di acara itu. Tampak akrab sekali melihat mereka berdua. Sepertinya Taishi lebih menyukai seorang kakak laki-laki daripada perempuan sepertiku. Huft.
ting tong~ ting tong~
Bel apartemen berbunyi. Ahh pasti itu Asuka. Karena saat tadi kubangun tidur telah ada pesan darinya bahwa dia akan berkunjung ke rumahku pagi ini. Bukan karena ingin menemuiku, melainkan.... kalian sudah tahu lah.
Kubukakan pintu, dan.... betapa terkejutnya aku saat melihat dia.
"Asuka?!! Ba.. ba.. baju lo? Ini apartemen, bukan tempat konser! Ngapain lo pake setelan kayak gitu?!!!" ucapku dengan nada tinggi.
Bayangkanlah.. Asuka datang ke tempatku dengan mengenakan baju GENERATIONS. Memakai tas selendang GENERATIONS pula. Membalutkan syal bertuliskan nama yang sama di lehernya. Memakai topi sampai membawa bendera dengan nama itu juga!
"Ohayou Mi-chan! Kazuhara Ryuto-san? doko? doko?" tanyanya heboh dan mengabaikan pertanyaanku.
"Yaampunnn Asuka!! Tau ahh,, masuk deh masuk!!" kesalku.
Aku membawa Asuka menemui idolanya itu. Sampai di tempat di mana dia berada, aku melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan lagi. Kazuhara-san, tengah menari-nari tak karuan di hadapan kami. Mengikuti tarian sebuah iklan di TV, namun apa yang dia lakukan bak seperti orang gila. Loncat kesana-kemari tak menentu. Taishi tertawa terbahak-bahak diikuti dengan tawa Asuka juga. Tapi aku? hanya mampu menganga dan membelalakkan mata tak percaya dengan apa yang baru saja dilihat. Siapa dia? Kazuhara-san? Eh? Seorang bapak-bapak yang menyeramkan dimataku kini berubah menjadi makhluk yang konyol. Masuk akal kah? Ehh? Lalu dia berbalik ke arahku dan seketika menghentikan tingkahnya.
"Ohh Midori-san.. Gomennasai,, aku kebablasan.. Gomen hehe" ucap Kazuhara-san sambil cengar cengir kemudian menghampiriku dan Asuka.
"Bablas? Maksud lo?" ucapku dalam hati dengan terheran-heran.
"Eehh Kazuhara Ryuto-san? Iyaaa ini beneran Ryuto-san!! Mi-chan!! Mi-chan!! Doki doki desu!! Kyaaaaa" Asuka heboh sekali setelah melihat idolanya itu kini ada di hadapan dia. Jingkrak-jingkrak bahagia dan tangannya tak henti menggoyang-goyang bahuku membuyarkan keherananku tadi pada Kazuhara-san. Huh merepotkan sekali sahabatku ini.
"Kazuhara Ryuto desu." ucapnya memperkenalkan diri sambil memperhatikan Asuka dari atas sampai bawah.
"Ano.. boku.. eh,, ore... ehh,, watashi.. watashi.. wa... wa.. " Asuka berubah seperti orang yang hilang ingatan.
"Nakamura Asuka desu... Gitu aja ribet banget sih lo!" jawabku mewakilinya. Namun aku mengerti sih mengapa dia seperti ini. Bertemu dengan idola, apapun bisa terjadi. Tak terkecuali dengan si Asuka miss heboh yang tiba-tiba jadi oon ini.
"Hai.. Panggil aja Asuka!" tegasnya.
"Oii Asuka-san! Ini rumah, bukan tempat konser. Salah kostum tuh Asuka-san! hahahaha" ejek Taishi.
"Uruseee!! Ini adek sama kakak kompakan banget sih gak bisa lihat oranglain senang apa.." kesal Asuka.
"Ano.. Asuka-san, penggemar GENERATIONS?" tanya Kazuhara-san.
"Hai!! GENERATIONS suki! Ryuto-san suki! Alan-san suki! semuanya aku suka!!!" jawab Asuka dengan sungguh-sungguh.
"Ehmm.. kita makan dulu deh. Ngobrolnya dilanjut nanti." ucapku ditengah-tengah obrolan mereka.
Sarapan telah siap. Kami berempat makan bersama-sama. Dan Asuka terus saja membisikiku bahwa dia gugup sekali bertemu Kazuhara-san. Hatinya terus berdegup kencang dan merasa ini seperti mimpi. Dia bingung harus bersikap bagaimana di depan idolanya itu. Kemudian kejahilan Taishi muncul lagi.
"Asuka-san daijoubu? Biasanya paling berisik diantara kita bertiga, kok sekarang diem aja pas ada Kazu-senpai? hihihihi" godanya.
"Ssssttt.." tegurku yang kemudian menginjak kakinya Taishi dan dia pun meringis kesakitan.
"Nande?" tanya Kazuhara-san.
"Nandemonai.." jawabku.
"Hmm member GENE yang paling Asuka-san sukai siapa?" tanya lagi Kazuhara-san.
"Riida daisuki!!" jawab Asuka yang tiba-tiba bersemangat menyebut nama itu.
"Ohh Alan-kun, si bule Philipina itu.. souka souka. Mau aku pertemukan dengan dia?" tanya Kazuhara-san.
"Hontou ni?? Mauuuuuu.." jawab Asuka lebih semangat.
"Kapan-kapan bisa kok aku kenalkan ke dia, ke semua member pun bisa. Asuka-san dan Midori-san bisa bertemu mereka." jelas Kazuhara-san.
"Eh?? Arigatou gozaimasu Ryuto-san! Ryuto-san baik sekali..." ucap Asuka bahagia. Aku tak peduli sih dengan apa yang mereka bicarakan. Mau bertemu atau tidak, bodo amaattt~
*belagubangetyaksiakuini >,<*
"Etto.. Alan-san bukan penyanyi dari GENE kan?" tanya Taishi cengengesan dan melirik padaku.
"Eh? Bukan lah Taishi, dia performer, yang bagian dance. Kalo penyanyi itu Ryuto-san dan Ryota-san.." jawab Asuka.
Mendengar ucapan Taishi, sontak membuatku tersedak yang saat itu tepat akan menelan makanan. Kata-kata yang keluar dari mulut si bakayaro syalan itu malah mengingatkanku lagi pada peristiwa aib semalam yang justru ingin sekali aku lupakan. Tak segan-segan kuinjak lagi kakinya tanpa ampun untuk yang kedua kali. Dia kesakitan lagi dan kami bertengkar dalam diam. Hanya ekspresi wajah lah yang saling menyahut memberikan serangan.
"Oii! Kalian kenapa sih? Aneh banget.. Emang siapa yang bilang kalo penyanyi dari GENE itu Alan-san? Baka!" tanya Asuka polos. Kazuhara-san dan Taishi yang mendengar itu tak bisa menahan tawa. Kemudian Asuka tersadar dan dia pun bukannya minta maaf malah ikut menertawaiku.
"Ya Tuhan... si Asuka kenapa malah bahas itu lagi sih?!" kesalku dalam hati sambil perlahan menutup wajah dengan kedua tangan.
"Sudah sudah jangan dibahas lagi.. Mari lanjut makan. Setelah ini kita jalan-jalan yuk? Bagaimana kalau ke kebun binatang?" ajak Kazuhara-san.
"Kebun binatang? Kazuhara-san mau bertemu dengan teman-temannya? Gorila kan?" celetukku.
"Nee-chan nih selalu yaaa.. kalo ngomong suka asal aja!" tegur Taishi. Asuka pun ikut-ikutan.
"Haha gapapa kok.. Hai, benar aku punya teman gorila yang bernama Mandy di sana. Auouooooo.." Kazuhara-san memperagakan gaya gorila yang sedang menepuk-nepuk dadanya. Tak tanggung-tanggung dia pun berlagak memasang ekspresi wajah yang persis seperti kera.
Kami terbahak-bahak melihat tingkahnya. Aku yang diantara ngakak tak bisa menahan tawa namun tetap merasa heran dengan dirinya. Benar-benar tak kusangka orang yang berpenampilan preman seperti dia memiliki sisi lain yang sungguh bertolak belakang.
"Ini orang kok geblek banget sih.." pikirku sambil terus tertawa menatapnya dan dia pun membalas tatapanku diikuti senyuman lebar. Segera kuhentikan tawa dan memalingkan wajah darinya. Loh? Kenapa aku ini... Eh?
Selesai makan, kami bersiap-siap untuk pergi. Namun Asuka kusuruh berganti pakaian dulu karena jika dilihat di depan umum maka itu akan menarik perhatian orang-orang. Apalagi jika ada yang mengenal Kazuhara-san, mungkin nanti mereka berpikir kalau dia sedang ada acara jumpa fans. Wagelasehhh -__-
Kami bersama-sama menuju parkiran mobil di apartemen. Dua pria itu berjalan mengikuti aku dan Asuka. Diriku dan sang sahabat ini memang sering bergurau malah sampai kebablasan. Saat kami berdua sedang saling dorong, aku tak bisa menahan dorongan dari tangannya dan tak sengaja kakiku pun menginjak batu yang kebetulan ada di samping hingga terserimpet. Membuat tubuhku terjungkal ke belakang terbawa gravitasi bumi. Secepatnya Kazuhara-san menolong dengan menahan punggungku oleh badannya agar tak jatuh. Tangan dia pun memegang erat kedua lenganku.
"Daijoubu Midori-san?" tanyanya dengan nada khawatir.
Aku berbalik menghadap ke arahnya dan mencoba berdiri tegak lagi dibantu olehnya. Entah mengapa tanganku refleks menyentuh dada pria ini. Kemudian aku mendongak ke atas. Wajah kami sangat dekat. Mata saling memandang. Kaku. Itu yang sekarang aku rasakan. Tubuh ini terpaku di hadapannya. Tanganku yang masih menempel di dadanya itu merasakan jantung Kazuhara-san berdetak cepat. Deg.. deg.. deg.. Getarannya seakan merambat ke tangan lalu menuju ke jantungku yang kini malah ikut berpacu juga.
~boku no mune no naka...~~~
hibikiau omoi... yeaahh~~~
Perasaanku, perasaannya, bergema tersembunyi tanpa diketahui siapapun. Tak ada suara terdengar namun di relung hati kami amatlah berkecamuk. Mengapa ini tak bisa terkontrol? Kupaksa tahan namun tak berhasil jua..
Kami tetap mematung. Tak bergerak. Tanpa berkata-kata.
"Lah mereka malah romantisan kayak di dorama aja, dikira kita obat nyamuk apa Taishi!" ucap Asuka pada adikku.
"Kerjain ahh.." iseng Taishi.
"Nee-chan awas ada kucing!! Ada kucing!! Neko! Neko!" teriak Taishi membuyarkan keadaan kami. Aku langsung terperanjat sambil ketakutan khawatir kalau seekor binatang itu ada di dekatku.
"Usoooo.." ucapnya lagi cengengesan bersamaan dengan Asuka.
"Bikin kaget aja sih! Dasar adik durhaka!!!" kesalku menjewer Taishi.
"Nee-chan itai!! Ayok kita pergi nanti keburu siang.. Lepas Nee-chan" mohon Taishi.
Kami pun melanjutkan langkah lagi. Sekarang aku bertingkah seperti orang kebingungan hingga lupa di mana aku memarkirkan mobil sampai harus Taishi yang akhirnya membimbing kami menuju ke tempat semestinya. Sementara Kazuhara-san dari tadi hanya diam saja. Selama di perjalanan pun dia hanya menyetir tanpa bersuara. Ya, dia mengambil alih lagi tugas sebagai pengemudi. Taishi dan Asuka sibuk bermain game bersama sedangkan aku malah gelisah tak karuan. Usik sana sini rasanya ingin cepat-cepat keluar dari mobil. Sesekali kulihat kaca spion depan karena aku duduk di jok tengah, dia pun nyatanya sedang melirik ke arah yang sama juga. Mata kami bertemu kembali.
"Yabaiiii.." Batinku
-bersambung-
Part 3: Fallin
Oh syid. Midori yang di tangkep, gue yg deg degan :")
ReplyDeleteanggap aja si akunya = kamu :D
DeleteOkehh ditunggu aja yak hehe
Ditunggu sambungannya ya. Terharu aqutu baca :")
ReplyDelete🤣🤣🤣 babeh jahat masa mandy dibilang gorlilla..... gozila dia mahh 🤭🍅
ReplyDeleteIni tambah jahaddd T_T
Delete