Part 3: Fallin
(Kazuhara Ryuto, Katayose Ryota, Komori Hayato)
Akhirnya sampai juga! Segera ku keluar dari mobil dan menghirup udara bebas dengan kuat untuk melepas pengapku selama di dalam sana. AC menyala pun tak bisa terasa oleh tubuhku. Benar-benar sesak sekali saat perjalanan itu.
Kazuhara-san bersama Taishi menuju loket membeli tiket masuk. Sementara aku dan Asuka asyik berfoto dahulu di depan sebuah tugu yang menjadi ciri khas dari kebun binatang ini. Lalu Taishi memberi tanda padaku bahwa mereka telah selesai. Aku dan Asuka menyusulnya dan kami masuk bersama-sama melihat-lihat suasana sekitar. Tak jauh dari pintu masuk terpampang sebuah peta besar tentang lokasi-lokasi di dalam sini. Kami lihat dan semua yang ada disana tampak menakjubkan. Termasuk beberapa wahana taman hiburan juga tersedia disini.
"Ne.. gimana kalo kita naik bianglala dulu? Dari atas kita bisa lihat pemandangan di bawah sini. Pasti menyenangkan.." ajak Asuka.
"Setujuuu!!" jawab Taishi semangat.
"Hmmm gimana kalo kita lihat pertunjukkan gajah dulu? Disini ditulis kalo itu bakal berlangsung sebentar lagi.." balasku.
"Gak ah!!" keluh adikku.
"Ryuto-san bagaimana?" tanya Asuka.
"Aku.. ehmm lebih baik kita berkeliling lihat-lihat binatang di sini. Bukannya kita datang ke sini untuk melihat binatang?" jawabnya.
"Ahh gak seru! Yasudah biar adil, Kazu-senpai dan Nee-chan nonton pertunjukkan gajah aja. Aku dan Asuka-san bakal pergi ke bianglala." ucap Taishi.
"Ayok deh!" jawab Asuka. Mereka berdua kemudian cepat-cepat menuju ke tempat yang diinginkannya itu.
"Eeehh chottoooo.." teriakku.
Belum juga mendengarkan persetujuan kami, mereka berdua malah sudah berlari meninggalkan aku dan Kazuhara-san. Bagaimana ini... Padahal aku berusaha menghindarinya. Tak mau sedikitpun berinteraksi dengan dia. Tapi kenapa sekarang malah hanya ada aku dengannya di sini.
"Midori-san daijoubu? Kau tampak cemas.." tanya Kazuhara-san.
"Daijoubu desu." jawabku singkat.
"Ano.. tentang yang tadi.. Maaf, aku hanya bermaksud menolongmu. Tidak ada yang lain lagi." jelasnya.
"Ahh iie.. Jangan meminta maaf, aku yang harus berterimakasih padamu karena sudah menolongku. Arigatou gozaimasu Kazuhara-san." jawabku.
"Hai.. dengan apa yang terjadi setelah itu, lebih baik kita lupakan saja." ucapnya lagi.
Aku mengangguk.
"Apa Midori-san mau menjadi temanku?" tanyanya.
"Ehh? Maksudmu?" tanyaku balik.
"Sejak bertemu kemarin rasanya kita seperti orang yang secara tak sengaja dikenalkan. Aku temannya Mori-kun dan Midori-san kakak dari dia. Tapi sekarang aku ingin menganggap Midori-san sebagai teman dan Midori-san pun bisa menganggapku teman juga. Bagaimana?" jelas Kazuhara-san.
"Ohh.. souka.. Aku gak masalah sih. Baiklah." jawabku.
"Kau tak masalah berteman dengan preman sepertiku?" candanya bermaksud mencairkan suasana. Tapi ucapannya itu mengingatkanku kembali pada kesan pertamaku saat melihatnya.
"Jangan mulai deh.. apa aku batalkan saja pertemanan kita?" kesalku.
"Tidak, tidak.. aku bercanda. Gomen hehe.. Baiklah. Hajimemashite, Kazuhara Ryuto desu." dia mulai memperkenalkan diri lagi.
"Moriyama Midori desu." jawabku.
Kami pun saling berjabat tangan untuk perkenalan diri yang ketiga kalinya. Perlahan kecanggungan diantara kami memudar. Kami bisa berkomunikasi layaknya seperti teman biasa. Kami juga mulai bertukar kontak. Walau celetukan berbahayaku tetap saja suka terlontar, tapi dia santai saja. Dia orang yang ramah, seru dan.. konyol, nyatanya. Sama seperti saatku melihat tingkah dia di apartemen tadi pagi. Selama menonton pertunjukkan gajah pun beberapa kali dia 'kumat' dan membuatku sulit untuk berhenti tertawa. Belum lagi saat kami melihat ke sekumpulan gorila, dia malah saling bersahutan dengan binatang itu. Menarik perhatian orang-orang dan mengundang tawa sekitar juga.
"Apa selain jadi penyanyi, Kazuhara-san juga seorang pelawak?" tanyaku penasaran.
"Eee? Apa tampangku terlihat seperti itu? Bukankah aku menyeramkan?" tanya dia balik.
"Bukan wajahmu, tapi tingkah Kazuhara-san bisa mengundang tawa dari semua yang melihatnya. Hahahaha" tawaku.
Dia hanya tersenyum menatapku terus.
"Nande? Ada apa diwajahku?" tanyaku.
"Tidak.. aku senang kalau Midori-san banyak tertawa di depanku. Jangan jutek-jutek teruslah.. Aku ingin selalu melihat lesung pipimu itu." ucap Kazuhara-san padaku.
Aku tak tahu apa dia sedang menggoda, memuji, mengejek atau sekedar bicara tanpa maksud saja padaku. Yang jelas kata-katanya itu membuat jantungku kembali berdegup seketika. Ada apa ini? Please, jangan baper, Midori!
"Urusai!" ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Jadi, mana teman gorilamu itu yang bernama Mandy?" tanyaku lagi.
"Kau menganggap perkataanku itu serius? Itu tidak nyata Midori-san hahaha. Mandy-san teman satu grupku di GENERATIONS, tubuh dia memang tinggi dan besar, sama seperti gorila. Nih kukasih lihat fotonya." jelas Kazuhara-san.
"Ah! Aku tahu orang ini! Aku pernah melihatnya di suatu variety show.. Dia member EXILE kan? apa GENERATIONS = EXILE?" tanyaku makin penasaran. Untuk nama EXILE, aku tahu. Grup musik itu sudah sangat terkenal di seluruh penjuru Jepang. Walau tak mengikuti perkembangan dan mengetahui secara keseluruhan musik mereka, tapi aku tahu nama ini.
"Bukan, bukan.. Itu berbeda Midori-san.." jawabnya. Kazuhara-san mulai menjelaskan tentang struktur dari EXILE sampai kebawah-bawahnya. Secara rinci dan panjang lebar. Karena saking seriusnya menyimak, aku sampai tak sadar bahwa sejak tadi aku menyimak sembari menatapnya terus.
"Bagaimana? Midori-san mengerti kan sekarang?" tanyanya ke arahku yang saat itu sedang menatapnya. Wajah kami saling berhadapan lagi. Dan lagi lagi jantungku berdegup.
"Midori-san? Hoi?!!" tegurnya sambil mengibas-ngibas tangan di depan wajahku.
"Ahh gomen.." jawabku kemudian.
"Apa kau terkesima padaku sampai terus-menerus memandangku seperti itu?" goda dia.
"Iie!! Bukan itu! Penjelasanmu membingungkan, aku belum mnegerti.. Makanya... yaa itu.." aku mengelak mencari-cari alasan.
"Hmmm begitukah? Atau Midori-san tanya saja deh pada Asuka-san, mungkin kalau dia yang menjelaskan jadi bisa dimengerti." ucapnya. Aku mengangguk-angguk saja. Tak lama kemudian terdengar suara seseorang memanggil namaku dari arah belakang. Ternyata mereka Asuka dan adikku.
"Udah nih naik bianglalanya?" tanyaku.
"Udah dong.. Seru!!" jawab Asuka cekikikan.
"Padahal kita sama sekali gak naik bianglala ataupun pergi kemana-mana sih. Nee-chan gak tau kalo daritadi kita itu ngikutin kalian berdua. Hihihihihi. Yes! Rencana berhasil!" batin Taishi.
"Yaudah yuk jalan-jalan lagi. Atau Mi-chan dan Ryuto-san mau naik bianglala juga? Biar aku yang nunggu di bawah sama Taishi." tanya Asuka.
"Gak usah!" ucapku.
"Nande?" tanya Kazuhara-san.
"Yaudah yuk kita pergi lagi lihat-lihat yang lain." ajakku buru-buru tak menghiraukan pertanyaan Kazuhara-san.
Kami akhirnya berkeliling di kebun binatang ini dengan full team. Aku dan Asuka berjalan di depan sedangkan Taishi dan Kazuhara-san mengikuti di belakang. Melihat-lihat keberagaman jenis dari makhluk hidup lainnya. Bercanda gurau sepanjang jalan, berfoto-foto hingga membuat video juga. Ketika aku dan Asuka sedang fokus melihat foto-foto kami di ponsel sambil terus berjalan, tak sengaja aku menabrak orang di depan.
"Aaa sumimasen.." aku membungkuk dan minta maaf padanya.
"Maaf juga, karena saya tadi sedang berjalan sambil main ponsel." jawab orang itu.
"Loh Ryota? Ngapain lo disini?" ucap Kazuhara-san pada orang yang barusan kutabrak.
"Ryuto-kun? Ah gue habis pemotretan majalah disini. Lo sendiri?" tanya balik orang itu.
"Gue lagi jalan-jalan aja sih bareng temen." jawabnya.
"Ohh ini teman-teman Ryuto-kun. Hajimemashite, Katayose Ryota desu." orang itu memperkenalkan diri sambil menebar senyum.
"Katayose..?" batinku mendadak terpikirkan sesuatu sambil terus memperhatikan si pria bermuka imut ini.
"Moriyama Taishi desu." Taishi duluan memperkenalkan diri.
"Moriyama Midori desu." jawabku yang terus menerka-nerka karena rasanya tak asing dengan nama Katayose dan wajahnya ini.
"KATAYOSE RYOTA!! RYOTA!! RYOTA-SAN! OH MY GOD! HAAAHH!!" teriak Asuka yang bukannya memperkenalkan diri malah heboh bertingkah sama seperti saat dia bertemu Kazuhara-san.
"Nama lo woy! Bukan nama dia!" tegurku.
"Sumimasen.. Asuka desu! Aku.. aku.. penggemar GENERATIONS!" jawab Asuka semangat.
"Ahh benarkah? Arigatou gozaimasu! Atas segala dukungannya selama ini, terimakasih banyak!" jawab orang itu.
"Oh apa ini teman satu grupnya Kazuhara-san?" tanyaku. Apakah ini jawaban dari terkaanku tadi? Merasa tak asing karena orang ini adalah member GENERATIONS? Namun tidak, masih tetap ada yang mengganjal pikiranku.
"Benar sekali!" jawabnya yang malah ikut-ikutan memperhatikanku dengan aneh. Alisnya yang tebal seakan tertaut saat dia menatapku.
"Ryota? Ngapain lo terus lihatin Midori-san?" Kazuhara-san mencurigai sikap rekannya.
"Ano.. Sepertinya saya mengenal Moriyama-san....." jawabnya sambil terus berpikir keras. Mencari-cari satu titik yang menjadi kepastian. Sedangkan tiga orang lainnya diam.
"Saya juga.. rasanya tak asing dengan nama Katayose..." balasku masih dengan rasa penasaran yang makin menumpuk.
"Apa.. Moriyama-san berasal dari Tokyo?" ia mulai berusaha menemukan jawabannya.
"Bukan, saya dari Osaka." jawabku.
"Osaka? Saya juga dari sana."
Ia melanjutkan, "Jangan-jangan-- Moriyama-san bersekolah di SD ***** ?" tanyanya lagi menebak.
Aku terkejut. Sangat! Iya, itu memang sekolahku. Akhirnya! Akhirnya!! Aku bisa mengingat dia. Memori lama tentangnya yang terlupakan kini muncul kembali.
"Katayose Ryota.. Katayose-kun.. Kamu, kamu.. si anak chubby yang pandai main piano itu?" tanyaku terbata-bata.
"Heee kamu ingat! Kimi wa.. Moriyama Midori.. Midori.. Mi-chan, Mi-chan, si ketua yang cengeng?" jawabnya.
Aku mengangguk. Hanya bisa terus menutup mulutku yang menganga dengan kedua tangan karena saking terkejut. Aku tak percaya bisa bertemu dengan teman sekelas di sekolah masa kecilku. Saat itu, aku dan dia serta empat orang siswa lainnya di kelas membentuk sebuah gang abal-abal ala anak bocah. Hachigatsu Squad, itulah namanya. Terbentuk saat kami berada di kelas IV dengan anggota yang terdiri dari siswa-siswa yang lahir di bulan ke-8. Tak ada hal penting yang mendasari pembentukannya, namun karena di kelas paling banyak yang lahir di bulan tersebut, maka terbentuklah si squad ini. Dan aku, ditunjuk jadi ketuanya karena akulah yang lahir di tanggal yang lebih dulu dari siswa lainnya. Dan atas dasar ini pula aku kemudian ditunjuk jadi ketua kelas selepas ketua kelas yang sebelumnya pindah sekolah.
"Katayose-kun sudah besar. Kamu tinggi banget, persis kayak jerapah disini." ucapku refleks.
"Kata-katamu itu tetap gak berubah dari dulu, bikin nyelekit. Apa gak sadar, sebagai perempuan pun tingginya Mi-chan udah melebihi batas, kamu juga sama kayak jerapah." balas dia.
"Eee dasarrr!" aku meneriakinya sambil tetap tertawa. Tak terasa keasingan diantara kami. Walau baru bertemu lagi tapi kami bisa langsung akrab.
"Lesung pipimu juga gak berubah yak.. Senyummu tetap manis kayak dulu." candanya sambil mencubit kedua pipiku.
"Lepas woii.. Sakit.." aku merengek.
"Nah kan, nangis nih nangis.. Apa Mi-chan masih jadi anak cengeng kayak dulu?" candanya lagi.
"Urusee!! Apa Katayose-kun cuman ingat aku karena hal itu?" tanyaku lemas.
"Hai! Karena dulu Mi-chan sering banget menangis, dapat nilai bagus pun nangis. Cuman aku yang bisa menenangkannya. Padahal aku anak bontot di squad, tapi Mi-chan tetap saja bergantung padaku. Ya kan?" ucapnya.
"Ya! Itu benar.. Karena aku cuman bisa percaya padamu.. Katayose-kun masih ingat aja.." jawabku tersipu malu.
"Tapi Mi-chan malah meninggalkanku setelah kelulusan.. Kamu gak mau masuk ke SMP yang sama denganku.." ungkapnya sambil manyun.
"Bukan begitu.. karena rumah orang tuaku pindah ke daerah lain, jadi aku mencari sekolah terdekat aja." jawabku.
"Hai hai,, yasudahlah.." jawabnya.
"Ah! Apa Mi-chan masih ingat Angel?" tanyanya lagi.
"Angel.. hmmm anggota squad berambut keriting yang paling pintar di kelas itu?" tebakku.
"Benar! Mi-chan tahu, aku udah ketemu dia sejak tiga bulan lalu. Dan ternyata, hal yang gak disangka-sangka, dia itu kekasihnya Mandy-san, teman satu grupku. Benar kan Ryuto-kun? Ryuto-kun?" jawabnya yang kemudian memanggil Kazuhara-san untuk memastikan ucapannya tapi dia tidak menyahut. Kami pun melihat ke sekitar.
Ternyata, saat aku dan Katayose-kun keasyikan mengobrol membahas masa lalu, Asuka dan Taishi hanya diam menyimak kami saja. Dan Kazuhara-san, dia malah sedang jongkok sambil melempar batu-batu kecil ke sebuah kolam di samping kita semua berada dengan raut wajah yang tampak bete.
"Sampai kapan kalian terus mengobrol?" tanya adikku.
"Ahh gomennasai.. Hmm kalo gitu, bolehkah aku meminjam Mi-chan dari kalian? Aku masih ingin terus mengobrol banyak dengannya." tanya Katayose-kun.
"Gak usah minta ijin.. Yuk kita pergi aja dari sini." jawabku langsung. Kami berdua pun pergi meninggalkan mereka.
"Yaahh kirain kita bakal pergi sama-sama, ehh dia malah ngacir sama si Mi-chan. Gak nyangka juga ternyata Ryota-san dan Mi-chan itu teman SD." Keluh Asuka
"Udahlah kita lanjut yuk.. Kazu-senpai, ayok!" ajak Taishi.
"Si tiang listrik ngapain sih ganggu gue sama Midori-san! Padahal suasananya kan udah bagus, ehh malah ketemu sama si 'setan'. (ps: onii jadi oni). Kenapa juga bisa kebetulan mereka itu teman masa kecil! -_-" kesal Kazuhara-san dalam hati. Dengan lesunya dia pun bangkit dan melanjutkan lagi perjalanan.
Aku dan Katayose-kun terus saja berbincang tak ada habisnya mengenang masa-masa kecil. Kami pun mulai membahas hal-hal yang terjadi setelah dewasa. Kesibukan kami sampai masalah percintaan pun saling diceritakan. Tak tahu mengapa aku bisa mencurahkan dengan bebas hal-hal ini pada Katayose-kun, rasanya aku langsung nyaman saja saat bersamanya. Walau kita bukan anak kecil lagi, walau dia juga adalah lawan jenis, tapi aku tak mempedulikan hal itu.
"Mi-chan, udah punya pacar?" tanya dia.
"Ahh,, tidak ada.. Katayose-kun?" tanyaku balik.
"Aku pun belum.. Sejujurnya sejak aku berkonsentrasi di dunia musik ini, aku belum pernah menjalin kasih lagi. Mungkin sejak umurku 15 tahun. Memalukan sekali.." jawabnya dengan nada yang melemah.
"Memalukan? Kenapa? Hmm tapi bagus sih buat penggemarmu. Jadi mereka gak akan cemburu kalo Katayose-kun belum punya pasangan haha.." jawabku usil.
"Kukira bagus buatmu.. Hmmm" ucapnya ngaco.
"Ehh? Haha ada-ada aja kamu! Hmm akupun belum pernah menjalin cinta lagi setelah lulus SMA. Ini lebih memalukan karena aku perempuan..." jawabku sambil menutup wajah.
"Kenapa? Apa Mi-chan belum bisa melupakan dia?" tanyanya lagi.
"Bukan begitu.. malah aku udah gak mengingat dia lagi sekarang. Dulu dia senpai di sekolah. Kita berpisah dengan cara yang kurang baik, sih. Tapi sudahlah, aku udah putus komunikasi sama dia sejak saat itu.. Aku rasa dia udah bahagia sama kehidupannya sekarang dan akupun juga bahagia dengan kehidupanku ini.." jawabku.
"Hmmm..." dia hanya merespon dengan dehaman saja.
~teng nong~ (suara pesan line)
Kami terdiam beberapa saat.
"Ah, Mi-chan, temani aku yuk?" tanya dia sambil mengecek ponselnya yang terus berbunyi.
"Yuk.." aku langsung menjawab tanpa bertanya kemana dia akan membawaku.
"Kamu gak nanya kemana kita bakal pergi?" tanyanya lagi.
"Aku percaya kok Katayose-kun gak akan bawa aku ke tempat yang berbahaya kan?" jawabku.
"Iya lah, mana mungkin aku membahayakanmu. Let's go!" ucapnya.
Kami menuju pintu keluar. Lalu ke parkiran mobilnya dan cusss berangkat. Aku menelpon Taishi, memberitahunya bahwa aku pergi bersama Katayose-kun. Untung saja kunci mobilku masih ada di Kazuhara-san, jadi aku tak perlu kembali menemui mereka untuk memberikan kuncinya. Biar saja nanti Asuka yang membawanya pulang, atau mungkin Kazuhara-san, jika dia berniat menginap lagi di apartemen. Kalau adikku? Dia baru genap 20 tahun sebulan lalu, dan belum sempat membuat SIM. Yang jelas sekarang aku bisa tenang meninggalkan mereka.
Sementara saat itu di dalam kebun binatang..
**
-Point of View Kazuhara Ryuto-
Semangatku turun drastis setelah Midori-san tak bersama kami lagi. Aku terpaksa ikut berkeliling walau semuanya terasa membosankan. Huh! Ada pertunjukkan seru pun aku tak mood untuk membuat lawakan.
~teng nong~ (suara pesan line)
---------------------------------------------------------------
Grup Line GENERATIONS
*Komori Hayato
"Minna.. apa ada yang mau bantu bawain kucing gue di penitipan hewan? Gue lagi beres-beres rumah buat ntar malam kumpul nih.."
*Shirahama Alan
"Gomen.. gue gak bisa Hayato!"
*Nakatsuka Yuta
"Gue juga gak bisa, 5 menit lagi waktunya Mairo dan Aruby mandi, gak boleh telat.."
*Katayose Ryota
"Oke! Kirim alamat dan tanda buktinya, gue segera ke sana.."
*Komori Hayato
"Jl. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx. Sankyu Ryota-kun!!!"
*Sano Reo
"Yahh.. Gue telat baca yak? Yaudah deh tidur lagi..."
chat end
----------------------------------------------------------------
"Ee? Apa Ryota pergi ke sana bareng Midori-san kah?" batinku.
"Asuka-san, Kazu-senpai, barusan Nee-chan telpon katanya mau pergi sama Katayose-san. Jadi kita gak usah nunggu dia.." ucap Mori-kun.
"Mau kemana mereka?" tanya Asuka-san. Mori-kun pun menjawab tak tahu.
"Mereka pergi ke tempat penitipan hewan. Tepatnya mau bawa kucing Hayato dari sana." jawabku menunjukkan chat line di grup.
"Eeee kucing?!!!" Mori-kun dan Asuka-san terkejut.
"Nande?" tanyaku bingung.
"Mi-chan kok mau sih, dia kan anti banget sama kucing. Hmmm" heran Asuka-san.
"Hontou ni?" tanyaku lagi.
"Hai senpai.. Nee-chan gak pernah akur sama binatang itu. Hmmm apa karena lagi sama Katayose-san dia bela-belain maksa pergi. Mencurigakan~~" ucap Mori-kun serius.
Mendengar perkataan Mori-kun membuat hatiku makin semrawut. Cinta bisa datang kapan saja tanpa mengenal waktu. Lama atau sekejap, hati lah yang mampu menentukannya. Sekarang kumulai merasa percikan-percikan asmara untuknya, tapi ketika itu tiba, dia malah pergi bersama orang lain. Sialan! Gue ditikung!
-Point of View Kazuhara Ryuto end-
**
Selama perjalanan, aku dan Katayose-kun melanjutkan obrolan.
"Ano Katayose-kun, tadi kamu bilang udah ketemu Angel kan?" tanyaku.
"Hai.. kita ketemu pas dia dikenalkan sama Mandy-san." jawabnya.
"Mandy-san.. Gorila-san.. ahaha" candaku.
"Eh? Mi-chan tahu dia? Sampe bisa nyebut gorila. Tapi emang bener dia mirip gorila. Hahaha" timpalnya.
"Aku belum pernah ketemu Mandy-san itu. Kazuhara-san yang bilang dia mirip gorila." jawabku.
"Mi-chan udah lama kenal sama Ryuto-kun?" tanya lagi Katayose-kun.
"Aku baru mengenalnya kemarin. Dia teman adikku, si Taishi." jelasku.
"Sesingkat itukah? Kukira udah lama, tapi aku lihat ada sesuatu yang beda dari Ryuto-kun padamu." ucapnya.
"Eh? Maksudnya?" tanyaku bingung.
"Iie.. Jangan dipikirkan.. Ah iya, Mi-chan pengen ketemu Angel kan? Nanti aku hubungi Mandy-san supaya kalian bisa ketemu." ucapnya. Akupun mengangguk.
Lalu dia menyetel lagu bertempo semi ballad di mobilnya. Kudengar dua jenis suara disana. Satu lembut berkarakter khas dan satu lagi powerful namun kelembutannya bisa terasa juga. Irama dan suaranya amat menyatu. Mengalun dengan indah sampai ke hatiku.
"Mi-chan tahu grupku kan?" tanyanya.
"Ah Pasti! Katayose-kun sedang memutar lagunya kan ini?" jawabku menebak.
"Hai! Apa Mi-chan penggemar GENE juga kah? Sama kayak temanmu yang tadi itu?" tanyanya lagi.
"Kalo itu, bukan hehe.. Cuman Asuka aja.. Tapi aku mendengar semua musik-musik kalian. Semuanya bagusss. Malah lagu Big City Rodeo aku jadiin nada dering!" jawabku meyakinkan. Ah, maafkan kebohongan kecilku ini Katayose-kun. Lagu kalian pun aku hanya tahu satu saja yang setia kujadikan nada dering itu. Tapi aku sulit berkata jujur di depanmu tentang hal ini. Karena aib itu tak boleh diketahui siapa-siapa lagi selain mereka bertiga.
"Ohh.. Tapi Mi-chan gak tau kan kalo aku GENERATIONS? Kalo member lainnya? Hahaha" tawanya.
Aku menggeleng-gelengkan kepala sambil senyum-senyum watados. Ternyata walau sudah berbohong pun tetap saja aku tak bisa membohonginya lagi.
"Daijoubu.. Nanti bisa kukenalkan Mi-chan ke teman-teman lain, dan Asuka-san juga. Pasti dia senang. Sekarang kita bakal ke tempatnya Hayato, salah satu diantara mereka. Tapi sebelumnya kita ke penitipan hewan dulu membawa kucingnya dia. Hampir sampai kok.." ucap Katayose-kun.
DEG! Aku kaget mendengar tempat dan binatang itu. Wajahku seketika memucat. Kedua tanganku saling menggenggam dan keringat dingin mulai terasa.
"Nah sampai! Yuk turun." ajaknya.
"Aduh gimana ini.. Gilak! Harusnya tadi gue tanya dulu dia mau ke mana! Ini tempat berbahaya banget buat gue!!" batinku cemas.
"Mi-chan? Daijoubu? Wajahmu pucat.." tanyanya khawatir.
"Ano.. Katayose-kun.. aku.. aku.. takut itu.. kucing.." jawabku lemas sambil tertunduk.
"Eehh?? Serius? Gomen Mi-chan aku gak tau.." jawabnya terkejut. Dia memang tak pernah mengetahui kenyataan ini. Faktanya, aku berhasil menutupi hal ini dari orang-orang di SD. Selama bersekolah di sana Tuhan seperti menolongku untuk tidak mempertemukanku secara dekat dengan binatang itu.
"Gak ada yang tau selain keluargaku..." jawabku lagi.
"Hmmm bagaimana ya.." ia tampak kebingungan.
Lanjutnya, "Yaudah, Mi-chan tunggu aja di sini, biar aku yang masuk sendiri."
"Lalu kucingnya, dibawa masuk ke mobil?" tanyaku lagi.
Dia mengangguk
"Gawat!! Aku pulang aja Katayose-kun. Aku bisa pulang sendiri. Aku naik taksi aja." jawabku.
"No no no no.. Mi-chan tetap di sini. Kucingnya pake kandang, jadi dia gak akan keluar. Tenang aja, Mi-chan pasti aman." jawabnya menenangkanku.
Katayose-kun terus menahanku agar tak pulang walau aku merasa cemas. Tapi baiklah, karena aku tak tega melihat raut wajahnya yang seakan memohonku untuk tetap tinggal. Aku tenangkan diri, mencoba untuk rileks lagi. Sekitar 10 menit menunggu, dia pun keluar juga dari tempat itu. Diletakkannya si kucing di kursi tengah mobil dan kami berangkat lagi. Selama perjalanan menuju ke tempat sang pemilik, binatang itu terus saja mengeong membuat bulu kudukku merinding. Membuatku tak bisa santai, tapi Katayose-kun lagi-lagi bisa menenangkanku dengan caranya sendiri yang membuat aku perlahan bisa bernapas normal lagi.
Kami sampai di tempat tujuan. Diajaknya lah aku olehnya masuk ke rumah itu.
"Aaahh Kagura-chaannn!! Sankyu Ryota-kun!!" ucap si pemilik rumah.
"Douita!" jawab Katayose-kun.
"Terus.. cewek ini siapa?" tanyanya melihat ke arahku.
"Moriyama Midori desu.." jawabku.
"Komori Hayato desu.. " jawabnya.
"Ini teman gue, gapapa kan diajak kesini?" tanya Katayose-kun.
"Gapapalah, masuk yuk.." ajaknya.
"Ehh anoo.." ucapku tertahan.
Lalu Katayose-kun membisiki temannya memberitahu tentang kecemasanku itu. Dia pun mengerti dan mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dipersilahkannya aku dan Katayose-kun masuk ke rumahnya.
"Kalian mau ngopi? Moriyama-san suka kopi kah?" tanya Komori-san.
"Hai,, boleh.." jawabku.
"Lo ngopi mulu hobinya Hayato! Aturan kalo ada orang yang datang tuh ditawarin teh atau air putih kek, ini langsung kopi.." keluh Katayose-kun.
"Berisik lo,, kalo mau teh ambil aja sendiri. Biasanya juga gitu.." jawab Komori-san menuju dapurnya untuk membuat kopi.
Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua.
"Hai.. Silahkan diminum kopi terbaik buatan Komori Hayato." ucapnya yang kembali membawa dua cangkir kopi.
"Arigatou.. Uhh harumnyaaa.. Komori-san penggemar kopi kah?" tanyaku.
"Betul! Aku sukaaa sekali kopi. Pagi siang sore malam hidupku untuk kopi!" jawabnya semangat.
"Halah lebay lo!" ucap Katayose-kun.
"Ohh iya, Moriyama-san temannya Ryota-kun? Bukan pacarnya kah?" tanya dia kepo.
"Ehh? Bukan.. Aku dan Katayose-kun teman sejak lama, tapi kita baru bertemu lagi sekarang.." jawabku.
"Hmm souka.. Karena baru kali ini aku lihat Ryota-kun gandeng cewek. Selama di GENE dia belum pernah ngenalin pacarnya." ucap Komori-san.
"Diem looo!!" kesal Katayose-kun.
"Tapi bentar lagi kayaknya bakalan ngenalin Moriyama-san ke kita-kita deh.. Ciyeee hahahasyiiikkk" goda lagi Komori-san.
Aku hanya bisa tertawa lagi menanggapi perkataan Komori-san itu. Yaahh hanya waktu saja yang bisa menjawab. Kami bertiga terus berbincang-bincang dan ternyata Komori-san itu orangnya berisik sekali. Heboh juga dan tak tanggung-tanggung bisa langsung mengekspresikan apa yang dia rasakan. Pantas saja tadi selama perjalanan kucingnya mengeong terus, ternyata itu turunan dari si pemilik. Sifatnya mengingatkanku pada Asuka. Sepertinya dia akan jadi kombinasi yang pas bersama dengan Asuka. Hahahaha.
Aku melihat sebuah bingkai foto yang besar terpasang di dinding ruangannya. biar kutebak, itu pasti GENERATIONS.
"Foto itu.. GENERATIONS kan?" tanyaku.
"Hai.." jawab Komori-san.
Aku melihat satu persatu wajah diantara mereka. Ada Komori-san, Katayose-kun, Mandy-san (?) aku yakin itu dia, dan tak ketinggalan Kazuhara-san, dia tampan juga ternyata walau aura seramnya tetap menempel. Melihat fotonya membuatku tiba-tiba mengumbar senyum tanpa sebab. Aiihh >,<
"Ano.. apa ada anak kecil kah di grup ini?" Tanyaku sembari menunjuk ke arah foto yang kumaksud.
"Ohh Reo! Dia emang paling kecil di sini. Umur dan tinggi badannya sesuai. Mukanya juga sih.. Tapi sesungguhnya dia bukan anak kecil yang biasa." jawab Katayose-kun.
"Maksudmu?" tanyaku bingung.
"Mi-chan bakal kaget deh kalo nanti ketemu dia.." jawabnya lagi.
"Hmmm.." Jawabku. Aku melanjutkan lihat wajah yang lainnya.
"Orang ini.. pasti Alan-san?" Tanyaku menebak karena wajahnya seringkali diperlihatkan oleh Asuka.
"Hai.. Leader kami!" jawab Komori-san.
"Gilak! Beneran ganteng banget ini ichibannya si Asuka.. Pantesan dia demen hmmm.." batinku.
Lalu aku melihat pada satu orang terakhir yang berambut merah. EEEHHH???
Dia...
Dia... wajah yang sangat amat kukenali! Bercampur dengan perasaan kaget aku terus memandanginya dan refleks berkata,
"Yupi?" ucapku.
"Eeh? Yuta-kun? Moriyama-san mengenalnya?" tanya Komori-san.
"Ee.. eh.. ettoo.. dia.. dia satu SMA denganku, kita saling mengenal. Nakatsuka Yuta kan?" jawabku dengan gugup. Ucapan yang terbata.
"Ya.. Itu namanya.." jawab dia. Aku mengangguk-angguk saja masih dengan perasaan yang teramat kaget.
"Jadi dia udah sukses sekarang..." batinku.
-bersambung-
Part 4: Burning Up
"Midori-san daijoubu? Kau tampak cemas.." tanya Kazuhara-san.
"Daijoubu desu." jawabku singkat.
"Ano.. tentang yang tadi.. Maaf, aku hanya bermaksud menolongmu. Tidak ada yang lain lagi." jelasnya.
"Ahh iie.. Jangan meminta maaf, aku yang harus berterimakasih padamu karena sudah menolongku. Arigatou gozaimasu Kazuhara-san." jawabku.
"Hai.. dengan apa yang terjadi setelah itu, lebih baik kita lupakan saja." ucapnya lagi.
Aku mengangguk.
"Apa Midori-san mau menjadi temanku?" tanyanya.
"Ehh? Maksudmu?" tanyaku balik.
"Sejak bertemu kemarin rasanya kita seperti orang yang secara tak sengaja dikenalkan. Aku temannya Mori-kun dan Midori-san kakak dari dia. Tapi sekarang aku ingin menganggap Midori-san sebagai teman dan Midori-san pun bisa menganggapku teman juga. Bagaimana?" jelas Kazuhara-san.
"Ohh.. souka.. Aku gak masalah sih. Baiklah." jawabku.
"Kau tak masalah berteman dengan preman sepertiku?" candanya bermaksud mencairkan suasana. Tapi ucapannya itu mengingatkanku kembali pada kesan pertamaku saat melihatnya.
"Jangan mulai deh.. apa aku batalkan saja pertemanan kita?" kesalku.
"Tidak, tidak.. aku bercanda. Gomen hehe.. Baiklah. Hajimemashite, Kazuhara Ryuto desu." dia mulai memperkenalkan diri lagi.
"Moriyama Midori desu." jawabku.
Kami pun saling berjabat tangan untuk perkenalan diri yang ketiga kalinya. Perlahan kecanggungan diantara kami memudar. Kami bisa berkomunikasi layaknya seperti teman biasa. Kami juga mulai bertukar kontak. Walau celetukan berbahayaku tetap saja suka terlontar, tapi dia santai saja. Dia orang yang ramah, seru dan.. konyol, nyatanya. Sama seperti saatku melihat tingkah dia di apartemen tadi pagi. Selama menonton pertunjukkan gajah pun beberapa kali dia 'kumat' dan membuatku sulit untuk berhenti tertawa. Belum lagi saat kami melihat ke sekumpulan gorila, dia malah saling bersahutan dengan binatang itu. Menarik perhatian orang-orang dan mengundang tawa sekitar juga.
"Apa selain jadi penyanyi, Kazuhara-san juga seorang pelawak?" tanyaku penasaran.
"Eee? Apa tampangku terlihat seperti itu? Bukankah aku menyeramkan?" tanya dia balik.
"Bukan wajahmu, tapi tingkah Kazuhara-san bisa mengundang tawa dari semua yang melihatnya. Hahahaha" tawaku.
Dia hanya tersenyum menatapku terus.
"Nande? Ada apa diwajahku?" tanyaku.
"Tidak.. aku senang kalau Midori-san banyak tertawa di depanku. Jangan jutek-jutek teruslah.. Aku ingin selalu melihat lesung pipimu itu." ucap Kazuhara-san padaku.
Aku tak tahu apa dia sedang menggoda, memuji, mengejek atau sekedar bicara tanpa maksud saja padaku. Yang jelas kata-katanya itu membuat jantungku kembali berdegup seketika. Ada apa ini? Please, jangan baper, Midori!
"Urusai!" ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Jadi, mana teman gorilamu itu yang bernama Mandy?" tanyaku lagi.
"Kau menganggap perkataanku itu serius? Itu tidak nyata Midori-san hahaha. Mandy-san teman satu grupku di GENERATIONS, tubuh dia memang tinggi dan besar, sama seperti gorila. Nih kukasih lihat fotonya." jelas Kazuhara-san.
"Ah! Aku tahu orang ini! Aku pernah melihatnya di suatu variety show.. Dia member EXILE kan? apa GENERATIONS = EXILE?" tanyaku makin penasaran. Untuk nama EXILE, aku tahu. Grup musik itu sudah sangat terkenal di seluruh penjuru Jepang. Walau tak mengikuti perkembangan dan mengetahui secara keseluruhan musik mereka, tapi aku tahu nama ini.
"Bukan, bukan.. Itu berbeda Midori-san.." jawabnya. Kazuhara-san mulai menjelaskan tentang struktur dari EXILE sampai kebawah-bawahnya. Secara rinci dan panjang lebar. Karena saking seriusnya menyimak, aku sampai tak sadar bahwa sejak tadi aku menyimak sembari menatapnya terus.
"Bagaimana? Midori-san mengerti kan sekarang?" tanyanya ke arahku yang saat itu sedang menatapnya. Wajah kami saling berhadapan lagi. Dan lagi lagi jantungku berdegup.
"Midori-san? Hoi?!!" tegurnya sambil mengibas-ngibas tangan di depan wajahku.
"Ahh gomen.." jawabku kemudian.
"Apa kau terkesima padaku sampai terus-menerus memandangku seperti itu?" goda dia.
"Iie!! Bukan itu! Penjelasanmu membingungkan, aku belum mnegerti.. Makanya... yaa itu.." aku mengelak mencari-cari alasan.
"Hmmm begitukah? Atau Midori-san tanya saja deh pada Asuka-san, mungkin kalau dia yang menjelaskan jadi bisa dimengerti." ucapnya. Aku mengangguk-angguk saja. Tak lama kemudian terdengar suara seseorang memanggil namaku dari arah belakang. Ternyata mereka Asuka dan adikku.
"Udah nih naik bianglalanya?" tanyaku.
"Udah dong.. Seru!!" jawab Asuka cekikikan.
"Padahal kita sama sekali gak naik bianglala ataupun pergi kemana-mana sih. Nee-chan gak tau kalo daritadi kita itu ngikutin kalian berdua. Hihihihihi. Yes! Rencana berhasil!" batin Taishi.
"Yaudah yuk jalan-jalan lagi. Atau Mi-chan dan Ryuto-san mau naik bianglala juga? Biar aku yang nunggu di bawah sama Taishi." tanya Asuka.
"Gak usah!" ucapku.
"Nande?" tanya Kazuhara-san.
"Yaudah yuk kita pergi lagi lihat-lihat yang lain." ajakku buru-buru tak menghiraukan pertanyaan Kazuhara-san.
Kami akhirnya berkeliling di kebun binatang ini dengan full team. Aku dan Asuka berjalan di depan sedangkan Taishi dan Kazuhara-san mengikuti di belakang. Melihat-lihat keberagaman jenis dari makhluk hidup lainnya. Bercanda gurau sepanjang jalan, berfoto-foto hingga membuat video juga. Ketika aku dan Asuka sedang fokus melihat foto-foto kami di ponsel sambil terus berjalan, tak sengaja aku menabrak orang di depan.
"Aaa sumimasen.." aku membungkuk dan minta maaf padanya.
"Maaf juga, karena saya tadi sedang berjalan sambil main ponsel." jawab orang itu.
"Loh Ryota? Ngapain lo disini?" ucap Kazuhara-san pada orang yang barusan kutabrak.
"Ryuto-kun? Ah gue habis pemotretan majalah disini. Lo sendiri?" tanya balik orang itu.
"Gue lagi jalan-jalan aja sih bareng temen." jawabnya.
"Ohh ini teman-teman Ryuto-kun. Hajimemashite, Katayose Ryota desu." orang itu memperkenalkan diri sambil menebar senyum.
"Katayose..?" batinku mendadak terpikirkan sesuatu sambil terus memperhatikan si pria bermuka imut ini.
"Moriyama Taishi desu." Taishi duluan memperkenalkan diri.
"Moriyama Midori desu." jawabku yang terus menerka-nerka karena rasanya tak asing dengan nama Katayose dan wajahnya ini.
"KATAYOSE RYOTA!! RYOTA!! RYOTA-SAN! OH MY GOD! HAAAHH!!" teriak Asuka yang bukannya memperkenalkan diri malah heboh bertingkah sama seperti saat dia bertemu Kazuhara-san.
"Nama lo woy! Bukan nama dia!" tegurku.
"Sumimasen.. Asuka desu! Aku.. aku.. penggemar GENERATIONS!" jawab Asuka semangat.
"Ahh benarkah? Arigatou gozaimasu! Atas segala dukungannya selama ini, terimakasih banyak!" jawab orang itu.
"Oh apa ini teman satu grupnya Kazuhara-san?" tanyaku. Apakah ini jawaban dari terkaanku tadi? Merasa tak asing karena orang ini adalah member GENERATIONS? Namun tidak, masih tetap ada yang mengganjal pikiranku.
"Benar sekali!" jawabnya yang malah ikut-ikutan memperhatikanku dengan aneh. Alisnya yang tebal seakan tertaut saat dia menatapku.
"Ryota? Ngapain lo terus lihatin Midori-san?" Kazuhara-san mencurigai sikap rekannya.
"Ano.. Sepertinya saya mengenal Moriyama-san....." jawabnya sambil terus berpikir keras. Mencari-cari satu titik yang menjadi kepastian. Sedangkan tiga orang lainnya diam.
"Saya juga.. rasanya tak asing dengan nama Katayose..." balasku masih dengan rasa penasaran yang makin menumpuk.
"Apa.. Moriyama-san berasal dari Tokyo?" ia mulai berusaha menemukan jawabannya.
"Bukan, saya dari Osaka." jawabku.
"Osaka? Saya juga dari sana."
Ia melanjutkan, "Jangan-jangan-- Moriyama-san bersekolah di SD ***** ?" tanyanya lagi menebak.
Aku terkejut. Sangat! Iya, itu memang sekolahku. Akhirnya! Akhirnya!! Aku bisa mengingat dia. Memori lama tentangnya yang terlupakan kini muncul kembali.
"Katayose Ryota.. Katayose-kun.. Kamu, kamu.. si anak chubby yang pandai main piano itu?" tanyaku terbata-bata.
"Heee kamu ingat! Kimi wa.. Moriyama Midori.. Midori.. Mi-chan, Mi-chan, si ketua yang cengeng?" jawabnya.
Aku mengangguk. Hanya bisa terus menutup mulutku yang menganga dengan kedua tangan karena saking terkejut. Aku tak percaya bisa bertemu dengan teman sekelas di sekolah masa kecilku. Saat itu, aku dan dia serta empat orang siswa lainnya di kelas membentuk sebuah gang abal-abal ala anak bocah. Hachigatsu Squad, itulah namanya. Terbentuk saat kami berada di kelas IV dengan anggota yang terdiri dari siswa-siswa yang lahir di bulan ke-8. Tak ada hal penting yang mendasari pembentukannya, namun karena di kelas paling banyak yang lahir di bulan tersebut, maka terbentuklah si squad ini. Dan aku, ditunjuk jadi ketuanya karena akulah yang lahir di tanggal yang lebih dulu dari siswa lainnya. Dan atas dasar ini pula aku kemudian ditunjuk jadi ketua kelas selepas ketua kelas yang sebelumnya pindah sekolah.
"Katayose-kun sudah besar. Kamu tinggi banget, persis kayak jerapah disini." ucapku refleks.
"Kata-katamu itu tetap gak berubah dari dulu, bikin nyelekit. Apa gak sadar, sebagai perempuan pun tingginya Mi-chan udah melebihi batas, kamu juga sama kayak jerapah." balas dia.
"Eee dasarrr!" aku meneriakinya sambil tetap tertawa. Tak terasa keasingan diantara kami. Walau baru bertemu lagi tapi kami bisa langsung akrab.
"Lesung pipimu juga gak berubah yak.. Senyummu tetap manis kayak dulu." candanya sambil mencubit kedua pipiku.
"Lepas woii.. Sakit.." aku merengek.
"Nah kan, nangis nih nangis.. Apa Mi-chan masih jadi anak cengeng kayak dulu?" candanya lagi.
"Urusee!! Apa Katayose-kun cuman ingat aku karena hal itu?" tanyaku lemas.
"Hai! Karena dulu Mi-chan sering banget menangis, dapat nilai bagus pun nangis. Cuman aku yang bisa menenangkannya. Padahal aku anak bontot di squad, tapi Mi-chan tetap saja bergantung padaku. Ya kan?" ucapnya.
"Ya! Itu benar.. Karena aku cuman bisa percaya padamu.. Katayose-kun masih ingat aja.." jawabku tersipu malu.
"Tapi Mi-chan malah meninggalkanku setelah kelulusan.. Kamu gak mau masuk ke SMP yang sama denganku.." ungkapnya sambil manyun.
"Bukan begitu.. karena rumah orang tuaku pindah ke daerah lain, jadi aku mencari sekolah terdekat aja." jawabku.
"Hai hai,, yasudahlah.." jawabnya.
"Ah! Apa Mi-chan masih ingat Angel?" tanyanya lagi.
"Angel.. hmmm anggota squad berambut keriting yang paling pintar di kelas itu?" tebakku.
"Benar! Mi-chan tahu, aku udah ketemu dia sejak tiga bulan lalu. Dan ternyata, hal yang gak disangka-sangka, dia itu kekasihnya Mandy-san, teman satu grupku. Benar kan Ryuto-kun? Ryuto-kun?" jawabnya yang kemudian memanggil Kazuhara-san untuk memastikan ucapannya tapi dia tidak menyahut. Kami pun melihat ke sekitar.
Ternyata, saat aku dan Katayose-kun keasyikan mengobrol membahas masa lalu, Asuka dan Taishi hanya diam menyimak kami saja. Dan Kazuhara-san, dia malah sedang jongkok sambil melempar batu-batu kecil ke sebuah kolam di samping kita semua berada dengan raut wajah yang tampak bete.
"Sampai kapan kalian terus mengobrol?" tanya adikku.
"Ahh gomennasai.. Hmm kalo gitu, bolehkah aku meminjam Mi-chan dari kalian? Aku masih ingin terus mengobrol banyak dengannya." tanya Katayose-kun.
"Gak usah minta ijin.. Yuk kita pergi aja dari sini." jawabku langsung. Kami berdua pun pergi meninggalkan mereka.
"Yaahh kirain kita bakal pergi sama-sama, ehh dia malah ngacir sama si Mi-chan. Gak nyangka juga ternyata Ryota-san dan Mi-chan itu teman SD." Keluh Asuka
"Udahlah kita lanjut yuk.. Kazu-senpai, ayok!" ajak Taishi.
"Si tiang listrik ngapain sih ganggu gue sama Midori-san! Padahal suasananya kan udah bagus, ehh malah ketemu sama si 'setan'. (ps: onii jadi oni). Kenapa juga bisa kebetulan mereka itu teman masa kecil! -_-" kesal Kazuhara-san dalam hati. Dengan lesunya dia pun bangkit dan melanjutkan lagi perjalanan.
Aku dan Katayose-kun terus saja berbincang tak ada habisnya mengenang masa-masa kecil. Kami pun mulai membahas hal-hal yang terjadi setelah dewasa. Kesibukan kami sampai masalah percintaan pun saling diceritakan. Tak tahu mengapa aku bisa mencurahkan dengan bebas hal-hal ini pada Katayose-kun, rasanya aku langsung nyaman saja saat bersamanya. Walau kita bukan anak kecil lagi, walau dia juga adalah lawan jenis, tapi aku tak mempedulikan hal itu.
"Mi-chan, udah punya pacar?" tanya dia.
"Ahh,, tidak ada.. Katayose-kun?" tanyaku balik.
"Aku pun belum.. Sejujurnya sejak aku berkonsentrasi di dunia musik ini, aku belum pernah menjalin kasih lagi. Mungkin sejak umurku 15 tahun. Memalukan sekali.." jawabnya dengan nada yang melemah.
"Memalukan? Kenapa? Hmm tapi bagus sih buat penggemarmu. Jadi mereka gak akan cemburu kalo Katayose-kun belum punya pasangan haha.." jawabku usil.
"Kukira bagus buatmu.. Hmmm" ucapnya ngaco.
"Ehh? Haha ada-ada aja kamu! Hmm akupun belum pernah menjalin cinta lagi setelah lulus SMA. Ini lebih memalukan karena aku perempuan..." jawabku sambil menutup wajah.
"Kenapa? Apa Mi-chan belum bisa melupakan dia?" tanyanya lagi.
"Bukan begitu.. malah aku udah gak mengingat dia lagi sekarang. Dulu dia senpai di sekolah. Kita berpisah dengan cara yang kurang baik, sih. Tapi sudahlah, aku udah putus komunikasi sama dia sejak saat itu.. Aku rasa dia udah bahagia sama kehidupannya sekarang dan akupun juga bahagia dengan kehidupanku ini.." jawabku.
"Hmmm..." dia hanya merespon dengan dehaman saja.
~teng nong~ (suara pesan line)
Kami terdiam beberapa saat.
"Ah, Mi-chan, temani aku yuk?" tanya dia sambil mengecek ponselnya yang terus berbunyi.
"Yuk.." aku langsung menjawab tanpa bertanya kemana dia akan membawaku.
"Kamu gak nanya kemana kita bakal pergi?" tanyanya lagi.
"Aku percaya kok Katayose-kun gak akan bawa aku ke tempat yang berbahaya kan?" jawabku.
"Iya lah, mana mungkin aku membahayakanmu. Let's go!" ucapnya.
Kami menuju pintu keluar. Lalu ke parkiran mobilnya dan cusss berangkat. Aku menelpon Taishi, memberitahunya bahwa aku pergi bersama Katayose-kun. Untung saja kunci mobilku masih ada di Kazuhara-san, jadi aku tak perlu kembali menemui mereka untuk memberikan kuncinya. Biar saja nanti Asuka yang membawanya pulang, atau mungkin Kazuhara-san, jika dia berniat menginap lagi di apartemen. Kalau adikku? Dia baru genap 20 tahun sebulan lalu, dan belum sempat membuat SIM. Yang jelas sekarang aku bisa tenang meninggalkan mereka.
Sementara saat itu di dalam kebun binatang..
**
-Point of View Kazuhara Ryuto-
Semangatku turun drastis setelah Midori-san tak bersama kami lagi. Aku terpaksa ikut berkeliling walau semuanya terasa membosankan. Huh! Ada pertunjukkan seru pun aku tak mood untuk membuat lawakan.
~teng nong~ (suara pesan line)
---------------------------------------------------------------
Grup Line GENERATIONS
*Komori Hayato
"Minna.. apa ada yang mau bantu bawain kucing gue di penitipan hewan? Gue lagi beres-beres rumah buat ntar malam kumpul nih.."
*Shirahama Alan
"Gomen.. gue gak bisa Hayato!"
*Nakatsuka Yuta
"Gue juga gak bisa, 5 menit lagi waktunya Mairo dan Aruby mandi, gak boleh telat.."
*Katayose Ryota
"Oke! Kirim alamat dan tanda buktinya, gue segera ke sana.."
*Komori Hayato
"Jl. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx. Sankyu Ryota-kun!!!"
*Sano Reo
"Yahh.. Gue telat baca yak? Yaudah deh tidur lagi..."
chat end
----------------------------------------------------------------
"Ee? Apa Ryota pergi ke sana bareng Midori-san kah?" batinku.
"Asuka-san, Kazu-senpai, barusan Nee-chan telpon katanya mau pergi sama Katayose-san. Jadi kita gak usah nunggu dia.." ucap Mori-kun.
"Mau kemana mereka?" tanya Asuka-san. Mori-kun pun menjawab tak tahu.
"Mereka pergi ke tempat penitipan hewan. Tepatnya mau bawa kucing Hayato dari sana." jawabku menunjukkan chat line di grup.
"Eeee kucing?!!!" Mori-kun dan Asuka-san terkejut.
"Nande?" tanyaku bingung.
"Mi-chan kok mau sih, dia kan anti banget sama kucing. Hmmm" heran Asuka-san.
"Hontou ni?" tanyaku lagi.
"Hai senpai.. Nee-chan gak pernah akur sama binatang itu. Hmmm apa karena lagi sama Katayose-san dia bela-belain maksa pergi. Mencurigakan~~" ucap Mori-kun serius.
Mendengar perkataan Mori-kun membuat hatiku makin semrawut. Cinta bisa datang kapan saja tanpa mengenal waktu. Lama atau sekejap, hati lah yang mampu menentukannya. Sekarang kumulai merasa percikan-percikan asmara untuknya, tapi ketika itu tiba, dia malah pergi bersama orang lain. Sialan! Gue ditikung!
-Point of View Kazuhara Ryuto end-
**
Selama perjalanan, aku dan Katayose-kun melanjutkan obrolan.
"Ano Katayose-kun, tadi kamu bilang udah ketemu Angel kan?" tanyaku.
"Hai.. kita ketemu pas dia dikenalkan sama Mandy-san." jawabnya.
"Mandy-san.. Gorila-san.. ahaha" candaku.
"Eh? Mi-chan tahu dia? Sampe bisa nyebut gorila. Tapi emang bener dia mirip gorila. Hahaha" timpalnya.
"Aku belum pernah ketemu Mandy-san itu. Kazuhara-san yang bilang dia mirip gorila." jawabku.
"Mi-chan udah lama kenal sama Ryuto-kun?" tanya lagi Katayose-kun.
"Aku baru mengenalnya kemarin. Dia teman adikku, si Taishi." jelasku.
"Sesingkat itukah? Kukira udah lama, tapi aku lihat ada sesuatu yang beda dari Ryuto-kun padamu." ucapnya.
"Eh? Maksudnya?" tanyaku bingung.
"Iie.. Jangan dipikirkan.. Ah iya, Mi-chan pengen ketemu Angel kan? Nanti aku hubungi Mandy-san supaya kalian bisa ketemu." ucapnya. Akupun mengangguk.
Lalu dia menyetel lagu bertempo semi ballad di mobilnya. Kudengar dua jenis suara disana. Satu lembut berkarakter khas dan satu lagi powerful namun kelembutannya bisa terasa juga. Irama dan suaranya amat menyatu. Mengalun dengan indah sampai ke hatiku.
"Mi-chan tahu grupku kan?" tanyanya.
"Ah Pasti! Katayose-kun sedang memutar lagunya kan ini?" jawabku menebak.
"Hai! Apa Mi-chan penggemar GENE juga kah? Sama kayak temanmu yang tadi itu?" tanyanya lagi.
"Kalo itu, bukan hehe.. Cuman Asuka aja.. Tapi aku mendengar semua musik-musik kalian. Semuanya bagusss. Malah lagu Big City Rodeo aku jadiin nada dering!" jawabku meyakinkan. Ah, maafkan kebohongan kecilku ini Katayose-kun. Lagu kalian pun aku hanya tahu satu saja yang setia kujadikan nada dering itu. Tapi aku sulit berkata jujur di depanmu tentang hal ini. Karena aib itu tak boleh diketahui siapa-siapa lagi selain mereka bertiga.
"Ohh.. Tapi Mi-chan gak tau kan kalo aku GENERATIONS? Kalo member lainnya? Hahaha" tawanya.
Aku menggeleng-gelengkan kepala sambil senyum-senyum watados. Ternyata walau sudah berbohong pun tetap saja aku tak bisa membohonginya lagi.
"Daijoubu.. Nanti bisa kukenalkan Mi-chan ke teman-teman lain, dan Asuka-san juga. Pasti dia senang. Sekarang kita bakal ke tempatnya Hayato, salah satu diantara mereka. Tapi sebelumnya kita ke penitipan hewan dulu membawa kucingnya dia. Hampir sampai kok.." ucap Katayose-kun.
DEG! Aku kaget mendengar tempat dan binatang itu. Wajahku seketika memucat. Kedua tanganku saling menggenggam dan keringat dingin mulai terasa.
"Nah sampai! Yuk turun." ajaknya.
"Aduh gimana ini.. Gilak! Harusnya tadi gue tanya dulu dia mau ke mana! Ini tempat berbahaya banget buat gue!!" batinku cemas.
"Mi-chan? Daijoubu? Wajahmu pucat.." tanyanya khawatir.
"Ano.. Katayose-kun.. aku.. aku.. takut itu.. kucing.." jawabku lemas sambil tertunduk.
"Eehh?? Serius? Gomen Mi-chan aku gak tau.." jawabnya terkejut. Dia memang tak pernah mengetahui kenyataan ini. Faktanya, aku berhasil menutupi hal ini dari orang-orang di SD. Selama bersekolah di sana Tuhan seperti menolongku untuk tidak mempertemukanku secara dekat dengan binatang itu.
"Gak ada yang tau selain keluargaku..." jawabku lagi.
"Hmmm bagaimana ya.." ia tampak kebingungan.
Lanjutnya, "Yaudah, Mi-chan tunggu aja di sini, biar aku yang masuk sendiri."
"Lalu kucingnya, dibawa masuk ke mobil?" tanyaku lagi.
Dia mengangguk
"Gawat!! Aku pulang aja Katayose-kun. Aku bisa pulang sendiri. Aku naik taksi aja." jawabku.
"No no no no.. Mi-chan tetap di sini. Kucingnya pake kandang, jadi dia gak akan keluar. Tenang aja, Mi-chan pasti aman." jawabnya menenangkanku.
Katayose-kun terus menahanku agar tak pulang walau aku merasa cemas. Tapi baiklah, karena aku tak tega melihat raut wajahnya yang seakan memohonku untuk tetap tinggal. Aku tenangkan diri, mencoba untuk rileks lagi. Sekitar 10 menit menunggu, dia pun keluar juga dari tempat itu. Diletakkannya si kucing di kursi tengah mobil dan kami berangkat lagi. Selama perjalanan menuju ke tempat sang pemilik, binatang itu terus saja mengeong membuat bulu kudukku merinding. Membuatku tak bisa santai, tapi Katayose-kun lagi-lagi bisa menenangkanku dengan caranya sendiri yang membuat aku perlahan bisa bernapas normal lagi.
Kami sampai di tempat tujuan. Diajaknya lah aku olehnya masuk ke rumah itu.
"Aaahh Kagura-chaannn!! Sankyu Ryota-kun!!" ucap si pemilik rumah.
"Douita!" jawab Katayose-kun.
"Terus.. cewek ini siapa?" tanyanya melihat ke arahku.
"Moriyama Midori desu.." jawabku.
"Komori Hayato desu.. " jawabnya.
"Ini teman gue, gapapa kan diajak kesini?" tanya Katayose-kun.
"Gapapalah, masuk yuk.." ajaknya.
"Ehh anoo.." ucapku tertahan.
Lalu Katayose-kun membisiki temannya memberitahu tentang kecemasanku itu. Dia pun mengerti dan mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dipersilahkannya aku dan Katayose-kun masuk ke rumahnya.
"Kalian mau ngopi? Moriyama-san suka kopi kah?" tanya Komori-san.
"Hai,, boleh.." jawabku.
"Lo ngopi mulu hobinya Hayato! Aturan kalo ada orang yang datang tuh ditawarin teh atau air putih kek, ini langsung kopi.." keluh Katayose-kun.
"Berisik lo,, kalo mau teh ambil aja sendiri. Biasanya juga gitu.." jawab Komori-san menuju dapurnya untuk membuat kopi.
Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua.
"Hai.. Silahkan diminum kopi terbaik buatan Komori Hayato." ucapnya yang kembali membawa dua cangkir kopi.
"Arigatou.. Uhh harumnyaaa.. Komori-san penggemar kopi kah?" tanyaku.
"Betul! Aku sukaaa sekali kopi. Pagi siang sore malam hidupku untuk kopi!" jawabnya semangat.
"Halah lebay lo!" ucap Katayose-kun.
"Ohh iya, Moriyama-san temannya Ryota-kun? Bukan pacarnya kah?" tanya dia kepo.
"Ehh? Bukan.. Aku dan Katayose-kun teman sejak lama, tapi kita baru bertemu lagi sekarang.." jawabku.
"Hmm souka.. Karena baru kali ini aku lihat Ryota-kun gandeng cewek. Selama di GENE dia belum pernah ngenalin pacarnya." ucap Komori-san.
"Diem looo!!" kesal Katayose-kun.
"Tapi bentar lagi kayaknya bakalan ngenalin Moriyama-san ke kita-kita deh.. Ciyeee hahahasyiiikkk" goda lagi Komori-san.
Aku hanya bisa tertawa lagi menanggapi perkataan Komori-san itu. Yaahh hanya waktu saja yang bisa menjawab. Kami bertiga terus berbincang-bincang dan ternyata Komori-san itu orangnya berisik sekali. Heboh juga dan tak tanggung-tanggung bisa langsung mengekspresikan apa yang dia rasakan. Pantas saja tadi selama perjalanan kucingnya mengeong terus, ternyata itu turunan dari si pemilik. Sifatnya mengingatkanku pada Asuka. Sepertinya dia akan jadi kombinasi yang pas bersama dengan Asuka. Hahahaha.
Aku melihat sebuah bingkai foto yang besar terpasang di dinding ruangannya. biar kutebak, itu pasti GENERATIONS.
"Foto itu.. GENERATIONS kan?" tanyaku.
"Hai.." jawab Komori-san.
Aku melihat satu persatu wajah diantara mereka. Ada Komori-san, Katayose-kun, Mandy-san (?) aku yakin itu dia, dan tak ketinggalan Kazuhara-san, dia tampan juga ternyata walau aura seramnya tetap menempel. Melihat fotonya membuatku tiba-tiba mengumbar senyum tanpa sebab. Aiihh >,<
"Ano.. apa ada anak kecil kah di grup ini?" Tanyaku sembari menunjuk ke arah foto yang kumaksud.
"Ohh Reo! Dia emang paling kecil di sini. Umur dan tinggi badannya sesuai. Mukanya juga sih.. Tapi sesungguhnya dia bukan anak kecil yang biasa." jawab Katayose-kun.
"Maksudmu?" tanyaku bingung.
"Mi-chan bakal kaget deh kalo nanti ketemu dia.." jawabnya lagi.
"Hmmm.." Jawabku. Aku melanjutkan lihat wajah yang lainnya.
"Orang ini.. pasti Alan-san?" Tanyaku menebak karena wajahnya seringkali diperlihatkan oleh Asuka.
"Hai.. Leader kami!" jawab Komori-san.
"Gilak! Beneran ganteng banget ini ichibannya si Asuka.. Pantesan dia demen hmmm.." batinku.
Lalu aku melihat pada satu orang terakhir yang berambut merah. EEEHHH???
Dia...
Dia... wajah yang sangat amat kukenali! Bercampur dengan perasaan kaget aku terus memandanginya dan refleks berkata,
"Yupi?" ucapku.
"Eeh? Yuta-kun? Moriyama-san mengenalnya?" tanya Komori-san.
"Ee.. eh.. ettoo.. dia.. dia satu SMA denganku, kita saling mengenal. Nakatsuka Yuta kan?" jawabku dengan gugup. Ucapan yang terbata.
"Ya.. Itu namanya.." jawab dia. Aku mengangguk-angguk saja masih dengan perasaan yang teramat kaget.
"Jadi dia udah sukses sekarang..." batinku.
-bersambung-
Part 4: Burning Up
Jadi si ijo ini kenalan para member gene? :'v sungguh beruntung hidupnya
ReplyDeleteEtoo.. gomen.. sepanjang cerita yg ada babehnya.. aku ngetawain diaterus.. ga dosa kan cin 😅😅
ReplyDeleteKalo ketawanya pas bapake lg menderita, itu... hmmmm gimana yak
Delete