Setelah sekian lamaaaa gak review film yang pastinya selalu mengandung spoiler, kali ini saya kembali untuk me-review! Sebuah film Jepang yang rilis di akhir tahun 2017 berjudul "The Last Recipe" akan jadi pembahasan saya sekarang. Kenapa yang dipilih adalah judul ini? karena filmnya BAGUSSSS BANGET!!! Dan hal itu membuat tangan saya jadi gatal banget buat bikin review dari film ini.
sumber foto: imdb.com |
Judul ----------------- The Last Recipe / Last Recipe: Memory of Giraffe's Tongue
Romaji ----- --------- Rasuto Reshipi ~Kirin no Shita no Kioku~
Director ------------- Yojiro Takita
Penulis -------------- Keiichi Tanaka (novel) / Tamio Hayashi
Produser ------------ Seij Yagi, Yusuke Wakabayashi
Cinematografer ---- Yoshinori Oshima
Tanggal Rilis ------ 3 November 2017
Durasi -------------- 126 menit
Genre -------------- Makanan
Distributor -------- Toho
Bahasa ------------ Jepang
Negara ------------ Jepang
(sumber: Asianwiki.com)
SINOPSIS
Berkisah tentang seorang koki pria terkenal bernama Mitsuru Sasaki (diperankan oleh Kazunari Ninomiya) yang bisa membuat makanan yang sama persis rasanya hanya dengan satu kali mencoba. Ia adalah orang yang mengutamakan kesempurnaan dalam makanan. Memiliki sebuah restoran yang ramai dikunjungi orang-orang tapi semakin lama restoran yang ia punya malah bangkrut akibat sifat perfeksionisnya yang membuat para pegawai disana termasuk sahabatnya bernama Ken Yanagisawa (diperankan oleh Gou Ayano) muak hingga berimbas pada makanan yang tidak dapat disajikan kepada pelanggan. Karena keadaan ini, ia menimbun hutang sebanyak 100 juta yen dan kehilangan passion yang sebenarnya sebagai seorang koki. Untuk membayar hutangnya tersebut, ia mengandalkan kemampuan indera perasanya dan menawarkan memasak 'makanan yang tak terlupakan' untuk seseorang dengan mematok harga 1 juta yen dalam setiap masakannya. Selama ia dibayar, ia akan melakukan apapun. Berita tersebut lalu sampai ke telinga seorang pria Cina bernama Yoh Seimei (diperankan oleh Yoshi Oida). Ia meminta Mitsuru untuk membuatkan masakan terakhir baginya yang ada di dalam sebuah resep masakan miliknya dan chef Naotaro Yamagata (diperankan oleh Hidetoshi Nishijima) yang dibuat pada tahun 1933. Namun resep tersebut tidak ada di tangan si pria Cina itu. Dia menyuruh Mitsuru untuk mencari dahulu keberadaan resepnya dan akan membayar sebanyak 50 juta yen jika Mitsuru berhasil menyelesaikan tugas itu. Dalam perjalanan mencari resep tersebut, banyak kenyataan yang Mitsuru terima tentang kehidupannya selama ini. Semua dimulai saat ia bertemu dengan Shotaro Kamata (diperankan oleh Togo Igawa) dan semakin lama terungkaplah tentang jati diri seorang Mitsuru Sasaki.
PARA PEMAIN DARI "THE LAST RECIPE"
3. Yoshi Oida dan Wakato Kanematsu sebagai Yoh Seimei (masa tua dan muda)
4. Togo Igawa dan Daigo Nishihata sebagai Shotaro Kamata (masa tua dan muda)
4. Togo Igawa dan Daigo Nishihata sebagai Shotaro Kamata (masa tua dan muda)
5. Aoi Miyazaki sebagai Chizu Yamagata (istri dari Naotaro Yamagata)
6. Gou Ayano sebagai Ken Yanagisawa
REVIEW
Karakter Pemain
Para pemeran koki disini semuanya bener-bener memunculkan aura sebagai seorang koki. Dari keluwesan mereka mengolah bahan makanan, bermain-main dengan alat dapur, cara dalam merasakan makanan, itu gak ada yang dipaksakan. Semuanya berjalan natural dan pokoknya tampak udah profesional deh. Karakter pribadi dari diri masing-masing pun bisa dengan pas ditunjukkan dengan jelas pada penonton. Salah satu yang bikin saya sangat terkesan yaitu karakter Chizu Yamagata yang diperankan oleh Aoi Miyazaki, sebagai seorang istri dengan pembawaannya yang lembut, sabar dan penuh kasih sayang tapi ada saatnya dia bisa dengan tegas mengutarakan pendapatnya dan menjadikan sosoknya sebagai penguat sang suami hingga akhir hayatnya. The best cast for me! Sebagai seorang perempuan pun saya terinspirasi mengikuti jejak dari Mrs. Chizu untuk di masa depan ehehe ^^
Cerita
Karakter Pemain
Para pemeran koki disini semuanya bener-bener memunculkan aura sebagai seorang koki. Dari keluwesan mereka mengolah bahan makanan, bermain-main dengan alat dapur, cara dalam merasakan makanan, itu gak ada yang dipaksakan. Semuanya berjalan natural dan pokoknya tampak udah profesional deh. Karakter pribadi dari diri masing-masing pun bisa dengan pas ditunjukkan dengan jelas pada penonton. Salah satu yang bikin saya sangat terkesan yaitu karakter Chizu Yamagata yang diperankan oleh Aoi Miyazaki, sebagai seorang istri dengan pembawaannya yang lembut, sabar dan penuh kasih sayang tapi ada saatnya dia bisa dengan tegas mengutarakan pendapatnya dan menjadikan sosoknya sebagai penguat sang suami hingga akhir hayatnya. The best cast for me! Sebagai seorang perempuan pun saya terinspirasi mengikuti jejak dari Mrs. Chizu untuk di masa depan ehehe ^^
Cerita
Dari judulnya kita udah tahu kalau film ini pasti mengutamakan tentang makanan. Dan itu memang terbukti di sepanjang filmnya pasti gak lepas dari masakan. Bermacam-macam makanan disajikan dengan tampilan yang sangat cantik dan menggugah selera makan. Keren banget deh!
Gimana? Menggugah banget kan? Jadi bikin lapar deh.. Tapi, dibalik pembuatan makanan-makanan tersebut yang semuanya dikumpulkan menjadi sebuah resep berharga melebihi harta karun, tersimpan bermacam cerita yang bisa membuat kita hanyut ke dalam film ini. Alur ceritanya seakan maju mundur, melintasi jaman mengisahkan bagaimana kehidupan seorang Naotaro Yamagata di sekitar tahun 1933 dan kisah Mitsuru Sasaki di saat modern ini yang mana ternyata keduanya saling berkaitan. Walau menampilkan alur antara masa lalu dan sekarang secara bergantian berkali-kali, itu gak membuat yang nonton jadi kebingungan. Pengarahan ceritanya ditampilkan dengan baik hingga dapat dimengerti. Alur yang berjalan dengan tenang gak bikin yang nonton jadi bosan karena ceritanya dikemas dengan menarik. Kemudian sikap kekeluargaan yang ditunjukkan disini terasa banget kehangatannya. Bagaimana mereka bisa membangun 'ikatan baru' dengan dikelilingi rasa kasih sayang dan kepercayaan. Disini pun kita bisa melihat tentang sejarah perang yang terjadi antar negara di masa lalu bersamaan dengan para komunis. Hingga menunjukkan keteguhan hati sang koki dalam menjaga 'harta karun' nya di situasi yang darurat ini. Nah.. di sekitar menjelang akhir film terdapat kejutan yang tidak disangka oleh penonton, rasanya kayak plot twist sih. Dan itu bikin saya ngena banget! Yang jelas film "The Last Recipe" membuat hati saya terombang-ambing terbawa suasana dan emosi di dalamnya. Semakin saya terus menonton kelanjutannya, semakin saya menghayati film ini. Dan, ujungnya pipi saya jadi basah dialiri air yang keluar dari mata. BAGUS! BAGUS! BAGUS! Bagi saya film ini gak ada kekurangan sama sekali, maka saya kasih rating 10/10. Sangat direkomendasikan untuk ditonton!
visual masakan-masakan yang ada di film ini (diantaranya)
Gimana? Menggugah banget kan? Jadi bikin lapar deh.. Tapi, dibalik pembuatan makanan-makanan tersebut yang semuanya dikumpulkan menjadi sebuah resep berharga melebihi harta karun, tersimpan bermacam cerita yang bisa membuat kita hanyut ke dalam film ini. Alur ceritanya seakan maju mundur, melintasi jaman mengisahkan bagaimana kehidupan seorang Naotaro Yamagata di sekitar tahun 1933 dan kisah Mitsuru Sasaki di saat modern ini yang mana ternyata keduanya saling berkaitan. Walau menampilkan alur antara masa lalu dan sekarang secara bergantian berkali-kali, itu gak membuat yang nonton jadi kebingungan. Pengarahan ceritanya ditampilkan dengan baik hingga dapat dimengerti. Alur yang berjalan dengan tenang gak bikin yang nonton jadi bosan karena ceritanya dikemas dengan menarik. Kemudian sikap kekeluargaan yang ditunjukkan disini terasa banget kehangatannya. Bagaimana mereka bisa membangun 'ikatan baru' dengan dikelilingi rasa kasih sayang dan kepercayaan. Disini pun kita bisa melihat tentang sejarah perang yang terjadi antar negara di masa lalu bersamaan dengan para komunis. Hingga menunjukkan keteguhan hati sang koki dalam menjaga 'harta karun' nya di situasi yang darurat ini. Nah.. di sekitar menjelang akhir film terdapat kejutan yang tidak disangka oleh penonton, rasanya kayak plot twist sih. Dan itu bikin saya ngena banget! Yang jelas film "The Last Recipe" membuat hati saya terombang-ambing terbawa suasana dan emosi di dalamnya. Semakin saya terus menonton kelanjutannya, semakin saya menghayati film ini. Dan, ujungnya pipi saya jadi basah dialiri air yang keluar dari mata. BAGUS! BAGUS! BAGUS! Bagi saya film ini gak ada kekurangan sama sekali, maka saya kasih rating 10/10. Sangat direkomendasikan untuk ditonton!
Pesan moral yang saya dapat setelah nonton film ini:
Terakhir, ini adalah salah satu kutipan menyentuh dari film ini:
- Semua orang pasti memiliki bakat dan tak boleh menyerah dalam menggali bakatnya tersebut. Walau rintangan pasti ada, tapi kita harus semangat dan berpikiran positif.
- Dalam satu tim, percayailah mereka semua yang ada di dalamnya.
- Manusia takkan bisa hidup sendiri, jadi berbagilah dengan sesama.
- Ikatan kekeluargaan bisa terjalin dengan siapapun walau tanpa hubungan darah. Dan itu akan sulit untuk dihancurkan.
- Rela berkorban demi apa yang dicintai.
- SAYA LEBIH SEMANGAT LAGI BUAT BELAJAR MASAK!!!
Terakhir, ini adalah salah satu kutipan menyentuh dari film ini:
Yoh Seimei |
lagi nonton nih aku. mana lagi puasa, filmnya ttg makanan..
ReplyDeletekewren untungnya..
Godaan bgt, pd menggugah selera makanannya 😆 bagusss emang ini film
Delete