Saturday, June 27, 2020

Fan Fiction: Story (16)


Part 16: Taiyou mo Tsuki mo
(all members)


...dan Sachin-san datang. Aku langsung mendongak ke arahnya, melihat dia sedang menggandeng lengan--- Komori-san!! Kemudian duduk bersamaan di samping kiri depanku.

Apa ini?

Mengapa-- Sachin-san menggandeng Komori-san?

Apa mereka berdua lah yang disebut sebagai pasangan terbaik?

Sama seperti yang Komori-san katakan padaku kemarin..

Bukannya wanita ini adalah kekasihnya Kazuhara-san?

Tidak.. Mana mungkin..

..aku salah sangka

Aku...?

...salah sangka?

YA--

YABAAAIIII!!!

"Bagaimana ini? Apa maksudnya...?"
aku terus bertanya dalam hati. Mulutku terkunci di tengah kepanikan yang melanda diam-diam. Detak jantung ini jadi tak beraturan ketika melihat pemandangan yang aku saksikan di depan mata. Sungguh membuatku tak paham dengan apa yang kini sedang terjadi. Pandanganku terus tertuju pada wanita itu, menatapnya tak berkedip hingga dia menyadari.

"Midorin? Ada apa Midorin ngelihatin Sachin terus? Why?" tanyanya heran membalas tatapanku.

"Ano.. Sachin-- san--- dan, Komori-- san, itu...?" aku terbata. Dia menjawab dengan sumringah. "Kita berdua adalah pasangan! :D"

Kemudian pandanganku beralih ke arah Komori-san dan mengisyaratkan kepastian darinya. Dia pun semakin menjelaskan jawaban dari wanita yang duduk di sebelahnya itu, "Ya! Sachiko adalah pacarku.." dia sedikit tersenyum.

Gubrak!! Telah di konfirmasi bahwa mereka berdua memanglah sepasang kekasih. Perasaanku semakin kalut.

"Call me Sachin.." wanita itu seolah ingin membenarkan perkataan Komori-san. Sembari kepalanya yang kemudian ia senderkan ke bahu sang kekasih.

"Sudah kubilang, aku gak akan pakai nama panggilan aneh itu!" balasnya. Ia melanjutkan, "Dan juga, sejak kapan kamu ada di Jepang? Datang dan pergi seenaknya, mengesalkan saja!" Komori-san cemberut.

"Pas bulan September Sachin ke sini, tapi cuman lima hari terus pulang ke Paris lagi. Cuman Ryuu-chan yang tau, hihi.. dan dua hari lalu, i'm back! Sachin really miss you, Sachin pengen cepet ketemu Hayacchi!" ungkapnya dengan manja.

"Hayacchi janai, Hayato desu!" Komori-san menegaskan.

Wanita itu tetap bertahan dengan senyuman manjanya, "Hai.. Komori Hayato! The one and only.." dia terus menggoda kekasihnya agar tak marah lagi.

"Dan.. Seperti biasa juga, Ryuto-kun yang tau segalanya tapi gak pernah mau ngasih tau apapun," sekarang tatapan mata tajam Komori-san arahkan pada orang yang duduk di sampingku.

Orang itu memaparkan, "Gue gak mau ikut campur sama hubungan kalian. Selesaikan sendiri permasalahannya, kalian bukan anak bocah lagi kayak lima tahun lalu."

Astaga! Lima tahun lalu? Sudah selama itu kah hubungan keduanya? Jika diingat kembali pada perkataannya Komori-san kemarin saat kami berada di Nakameguro itu, mereka memang telah berkali-kali putus namun tak bisa saling melepaskan. Mungkin ini lah alasan kuatnya, karena mereka telah bersama dalam waktu yang tidak singkat.

Tapi... sesingkat itu kah aku langsung membuat kesimpulan tentang Kazuhara-san dan Sachin-san? Saat pertama kali menyaksikan kedekatan mereka, akal sehatku seakan berhenti. Meyakini apa yang telah aku lihat sekaligus kudengar meski belum sampai pada satu kepastian. Apa aku wajar bersikap seperti itu? Atau memang aku yang salah karena terlalu cepat mengambil keputusan? Jika nyatanya seperti ini, lalu hubungan seperti apa yang dimiliki oleh mereka berdua? Orang terdekat macam apa yang sebenarnya dimaksud oleh Sachin-san?

Aku hanya diam memperhatikan setiap obrolan mereka. Menampakkan sikap tenang seperti tak terjadi apa-apa namun di dalam pikiran sungguhlah runyam. Begitu menumpuk pertanyaan tentang ketiga orang ini disertai ingatan kilas balikku pada Kazuhara-san. Di mana saat aku mulai memperlakukannya dengan kasar. Berbicara seenak jidat padanya. Menanamkan rasa benci untuknya. Sampai yang terakhir kali, dengan mudah tangan ini melukainya. Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus memperbaiki hubungan dengannya? Meluruskan kesalahpahaman ini? Jiwa malaikat seorang Moriyama Midori menyetujui hal itu. Tapi di sisi lain, ada jiwa iblis yang tak mau kalah. Bisikan itu mengatakan bahwa aku sebenarnya tak bersalah. Siapa suruh dia tak mengatakan dengan jelas tentang Sachin-san? Kemudian mengapa dia pun tiba-tiba menjadi ketus saat aku mengantarkan grupnya ke studio waktu itu? Dan tamparan yang telah kuberi, salah siapa coba? Dia terus menahanku meskipun aku ingin pergi. Jadi? Arrggghhh!! Aku tak tahu! Sungguh tak tahu mana langkah yang harus diambil. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri!

Sret..

Pintu ruang makan ini terbuka. Dua pelayan mengantarkan makanan utama yang akan segera kami santap. Banyaknyaaa.. Bermacam olahan daging sapi tersedia. Satu panci besar sup yang katanya menjadi andalan dari restoran ini pun tersaji. Tak ketinggalan, salad dan beberapa sayuran lainnya ikut menyusul, meski aku takkan pernah memakannya sih. Yang jelas, karbohidrat, protein dan sayuran telah lengkap ada di atas meja menunggu untuk menjelajahi perut kami.

Sudahlah.. Aku tak mau memusingkan keruwetan ini. Biar nanti aku serahkan pada Tuhan saja bagaimana baiknya. Ia pasti akan memberi hidayah padaku. Sekarang aku ikuti alurnya saja. Melakukan apa yang akan dilakukan saat ini. Apa itu? Makaaannn!

"Itadakimasu~~" 12 orang yang ada di sini berbarengan mengucap doa.

Hap..

Nyam~ nyam~~

Oishiii

Lezatnya!!

Sambil tetap menikmati makanannya kami semua terus mengobrol tak tentu arah. Apapun bisa menjadi bahan perbincangan. Hal konyol dan candaan terus dituturkan oleh ketujuh pria ini. Terutama Alan-san, Yuta-kun dan.. Kazuhara-san. Dia yang kulihat kali ini sama persis seperti saat pertama kali aku mengenalnya. Pria berotot dengan wajah seram namun berkelakuan sableng bin geblek. Membuatku tak tahan untuk menggelak tawa hingga aku pun melupakan tentang 'masalah' antara diriku dengannya. Ditambah dua orang lainnya pun, membuat kami yang sebagai wanita tak sanggup berkata-kata dan hanya mampu meresponnya dengan tawa yang sulit terhenti. Suasana ini sungguh menghangatkan layaknya seperti keluarga dan aku senang bisa tergabung di dalamnya. Apalagi Asuka, wajahnya selalu memancarkan sinar yang terang benderang. Si fangirl ini benar-benar menjadi penggemar yang paling beruntung di dunia!

Perut kami telah terisi penuh. Semua makanan habis tak bersisa. Kami bersantai dahulu membiarkan si makanan berproses di dalam tubuh dengan damai.

10 menit kemudian.

"Minna, main games yuk!" ajak Alan-san bersemangat. Nampaknya dia ingin menghadirkan keceriaan lagi di sini setelah sebelumnya kami semua bersantai sambil sibuk dengan urusannya masing-masing. Sebagian dari kami menyahut menyetujuinya. Aku pun ikut saja.

"Games apa nih?" tanya Ryota.

"DoReMi games!!" Mandy-san memberi usul.

"Ahh boleh tuh.. gue setuju! Gimana yang lainnya?" Alan-san menanggapi. Oke, hasil akhir pun menunjukkan kalau kami semua setuju. Sebentar.. aku masih belum paham pada permainan ini. Kemudian Asuka memberitahuku bahwa kami berdua pernah melihat GENE memainkan ini di acara GeneKou yang aku tonton saat menginap di rumah Asuka waktu itu. Oh ya! Aku ingat. Bagaimana permainan ini dilakukan dengan cara bersenandung nada-nada.

"Tapi... kali ini cara mainnya beda! Gue punya ide buat bikin games ini jadi tambah menarik," tutur Alan-san.

Sano-kun yang duduk di ujung sebelah Ryota pun bersuara, "Apaan woi! Coba jelasin leader, jelasin.."

"Kita bakal main dengan berpasangan! Kan ada 12 orang, jadi pas tuh bakal ada 6 pasang.." paparnya memberitahu.

"Ide bagus..." Komori-san ikut semangat. Wanita yang terus lengket dengan dirinya itu jelas tak tinggal diam, "Udah pasti, Hayacchi bakal berpasangan sama Sachin hihihi. Let's play it!!" dia tak sabar untuk memulai permainan ini.

"Yosh! Biar gak ribet, cari pasangannya sama orang yang duduk di samping kalian aja.." Alan-san kembali membeberkan.

Orang yang duduk di samping kalian..

Di sebelah kananku adalah Yumi-chan. Sudah jelas dia yang duduk paling ujung pasti akan memilih Sano-kun meskipun mereka duduknya saling berhadapan. Tak ada pilihan lagi, pasanganku adalah dia yang tengah duduk di sebelah kiri. Argh! Orang itu.. Haruskah aku benar-benar berpasangan dengannya? Perasaanku sudah tak karuan saat berhadapan dengannya. Campur aduk antara bersalah, tak enak, tapi aku tetap membenci sekaligus kesal juga padanya. Aku sungguh tak bisa memahaminya. Di dalam hati ini, semua rasa itu bergelut saling berlomba-lomba mana yang akan memenangkannya. Aku ingin mengubah aturan. Tolong ijinkanlah. Kucolek tangannya Asuka, berbisik pelan padanya agar dia mau menjadi pasanganku. Tapi bisikanku nyatanya masih terdengar oleh Ryota yang memang tepat ada di sampingnya sekaligus di depanku.

"Gak bisa lah! Asuka-san udah bersamaku. Mi-chan harusnya sama Ryuto-kun, 'kan. Jangan 'loncat-loncat'," Ryota langsung menolak keinginanku. Heee ngeselin juga si cabi ini. Asuka pun malah membelanya, "Iya nih, udah ada orang di sebelah lo, malah mau nyari yang jauh, gimana sih?"

"Tinggal pindah tempat duduk aja kan, beres. Gak usah diribetin.." aku terus bertahan pada pendirian. Ryota dan Asuka sama-sama memberi tanda silang menolak permintaanku. Hahhh sudahlah, mau bagaimana lagi. Tak mungkin juga aku harus ngambek lalu pergi meninggalkan semuanya hanya gara-gara aturan permainan ini. Aku tak mau jika masalah pribadi terbawa-bawa sampai ke depan banyak orang seperti ini. Biar saja aku yang menyimpannya sendiri.

Dari seberang sebelah kiri, terdengar ocehan keras, "Heee semuanya berpasangan sama cewek, sementara gue harus berpasangan sama makhluk gak jelas!" protes Alan-san yang ucapannya itu tertuju pada Yuta-kun di sampingnya.

Yuta-kun segera mengubah posisi duduknya dengan kemayu. Lalu bergelagat ala-ala wanita, "Aku wanita! Tsuchiya Tako desu.." cakapnya mengeluarkan suara imut-imut tapi malah terdengar seperti tikus kejepit. Kedua tangannya bersangga pada pipi sembari mata yang berkedip-kedip seakan menggoda Alan-san.

"Musibah!" Alan-san menunjukkan wajah tertekan. Beberapa dari kami termasuk aku lagi-lagi menertawai 'pasangan' unik ini. Hahaha. "Oke lah, oke.. Gak masalah! Jadi gini cara bermainnya, minna.. Kalian harus barengan nyanyiin nadanya, dan salahsatu di antara kalian nanti bakal ngasih tangga nada ke pasangan selanjutnya. Ngerti?" lanjutnya.

Anggukkan tanda paham ia dapat dari kami semua. Sekarang mari mulai permainannya! Kami menyanyikan terlebih dahulu secara bersama-sama sebagai pemanasan. Aku pun terus menghapalnya di luar kepala setelah mendapat contekan dari Asuka mengenai kata-katanya.

~Do wa doonatsu no do~
~Re wa lemon no re~
~Mi wa minna no mi~
~Fa wa faito no fa~
~So wa aoi sora~
~La wa rappa no la~
~Shi wa shiawase yo~
~Saa utai mashou~~

Mengulang nyanyian ini sampai dua kali, sipp! Aku sudah hapal.

"Jangan sampai salah, loh.." bisikan menelusur di telinga kiriku.

"Tidak akan! Kau tak bisa meremehkanku!" balasku dengan bisikan juga. Menatapnya agak kesal dan dia membalas dengan senyuman miring.

"Mulai ya, minna!" Alan-san memberi komando. Permainan ini akan berputar dimulai dari ujung sebelah kiri, di mana ada Mandy-san dan Angel. Lalu berlanjut ke Yuta-kun dan Alan-san, Komori-san dan Sachin-san, Asuka dan Ryota, Sano-kun dan Yumi-chan hingga berakhir di aku dan Kazuhara-san. Misi ini akan selesai jika kami semua benar dalam menyanyikannya dari awal sampai akhir tanpa terputus. Tak ada hukuman sih, ini hanya untuk bersenang-senang saja.

"Do wa doonatsu no do~"
"Do wa doonatsu no do~"

Pasangan pertama bernyanyi dengan kompak.

"Shi!" Mandy-san melempar nada pada pasangan selanjutnya.

"Shi wa shiawase yo~"
"Shi wa shiawase yo~"

Pasangan kedua pun kompak juga.

"Re!" Yuta-kun yang kini memberi nada berikutnya.

"Re wa lemon no re~"
"Re wa lemon no re~"

Ahh tidak! Komori-san dan Sachin-san salah dalam melantunkannya.. Permainan ini pun diulang kembali dari mereka.

"Re wa lemon no re~"
"Re wa lemon no re~"

Kali ini mereka menyanyikan dengan benar.

"La!" Sachin-san yang mendapat giliran.

"La wa rappa no la~"
"La wa rappa no la~"

Asuka dan Ryota lancar dalam sekali percobaan.

"Mi!" kemudian Asuka ambil bagian.

"Mi wa minna no mi~"
"Mi wa minna no mi~"

Pasangan setelahnya pun berhasil.

"Fa!" dengan lantang Sano-kun berucap sambil menunjuk ke arahku serta Kazuhara-san. Ini saatnya,

"Fa wa faito no fa~"
"Fa wa faito no fa~"

Yosh! Aku dan Kazuhara-san mengucap nada yang benar.

"La"
"Re"

Kami malah berbarengan mengucap nada untuk orang selanjutnya, tapi nada yang terucap itu berbeda. Mandy-san dan Angel yang sebagai pasangan berikutnya pun kebingungan mana yang harus mereka nyanyikan.

"Bagianku.." seru Kazuhara-san menengok ke arahku.

"Aku dulu!" balasku.

"Biar pria dulu yang pertama.." dia terus membela diri.

"Ladies first! Tak paham kah kau dengan ungkapan itu?" aku mulai nyolot.

"Sudah sudah.. Jangan malah bertengkar!" Komori-san menghentikan perdebatan. "Ulangi deh, ulangi lagi.. Ayok, dari Mensan!" lanjutnya.

Permainan diulang lagi dari awal. Semua gara-gara orang ini yang tak mau mengalah. Pfftt.

"Do wa doonatsu no do~"
"Do wa doonatsu no do~"

Pasangan pertama kompak lagi. Lalu berlanjut ke pasangan kedua, ketiga dan sampai pada giliran Asuka dan Ryota, mereka salah dalam menyanyikannya.

Mengulang dari pasangan keempat, lolos. Lalu beralih pada Sano-kun dan Yumi-chan, lolos juga.  Sekarang giliranku lagi,

"Shi wa shiawase yo~"
"Shi wa shiawase yo~"

Aku dengan si jenggot kompakan lagi dalam mengucap nada.

"Mi"
"Mi"

Lagi-lagi, kami berbarengan dalam hal ini untuk yang kedua kalinya. Untunggg saja, sekarang kata yang diucap sama.

"Mi wa minna no mi~"
"Mi wa minna no mi~"

Eeee.. si pasangan pertama gagal untuk kali ini. Mencoba kesempatan kedua. Mereka berhasil. Tapi selanjutnya, nada meliut dari mulut Alan-san menggagalkannya. Pasangan kedua ini mengulang. Beruntung, aman. Berikutnya, berhasil. Berikutnya lagi, lagi-lagi berhasil. Hampir dekat dengan bagianku, sekarang pasangan kelima sedang beraksi dan.. sukses lagi! Mungkinkah kali ini akan sapu bersih?

"Re!" Yumi-chan memberi nada.

"Re wa lemon no re~"
"Re wa lemon no re~"

Yeaahh aku dan Kazuhara-san menambah angka keberhasilan!

"..."
"..."

Hening. Disaat harusnya salah satu di antara kami memberi nada selanjutnya untuk pasangan terakhir di satu putaran tak terputus ini, justru kami malah sama-sama diam. Aku sengaja membiarkannya mengambil bagian, tapi mulutnya malah membisu.

"Aaaahhh sedikit lagiii" yang lain menyesalkan kegagalan ini. Menepok jidat dan tampak wajah-wajah kecewa dari mereka. Tapi ada juga yang malah menertawai.

Aku dan Kazuhara-san menengok satu sama lain. Mengernyitkan dahi saling berpandangan.

"Kenapa malah diam?" tuturku.

"Aku menyerahkan ini padamu" jawabnya.

"Giliranmu harusnya!" nadaku meninggi sambil menunjuknya.

"Kau saja lah," terus-menerus dia tak mau mengalah.

Ryota memperhatikan kami berdua yang terus berdebat, sampai akhirnya tangan dia menggebrak meja yang kini sudah kosong dari alat-alat makan dan hanya menyisakan minuman masing-masing, "Yamete yo!! Kalian berantem terus dari tadi. Harusnya satu tim itu kompakan, ini malah ribut mulu.." si jangkung itu menegur kami.

Aku dan Kazuhara-san langsung berhenti.

"Tom and Jerry, hihihi.. Kayak tontonan Sachin waktu kecil," timpal Sachin-san.

Komori-san mengalihkan pandangan pada wanitanya, "Tontonan kamu sampai sekarang juga.." ia menahan tawa.

"Aaahh Sachin jadi maluuu.. But that's right, beib.. You know me so well," ia menutup wajahnya dan menyembunyikan ke balik punggung Komori-san.

"Aku tahu segala tentangmu!" balas sang pria dengan lemparan tawa yang lebar. Keduanya malah bermanja-manja.

Berbanding terbalik sekali. Apa yang ditunjukkan oleh mereka berdua jauh beda dengan apa yang tengah aku dan si orang di sebelah lakukan. Bermesraan versus berselisih. Mandy-san pun mengatakan demikian, diikuti Angel juga.

"Ganti games aja deh.." Asuka mengusulkan.

"Ssttt minna.. gue punya ide buat games selanjutnya. Yang lebih menantang!" semua kemudian diam saat Sano-kun berseru dengan serius.

Celetuk Ryota di senyap ini, "Apa lo mau pamer main sulap? Mentang-mentang jagonya.."

"Bukan itu! Kita main... "Truth or Dare"!" anak itu coba mencetuskan untuk permainan lain yang akan kami semua mainkan.

"Cerdas!" tunjuk Mandy-san pada Sano-kun dari posisinya di ujung ke ujung.

"Oke, setuju!" Komori-san mengangkat tangan memberi suara. Satu dua tiga empat.. sepuluh suara telah masuk. Aku menyusul bersamaan Kazuhara-san. Lengkaplah. Hanya bermain seperti ini, sangat mudah. Tinggal menjawab atau melakukan tantangan. Yang jelas kali ini pasti akan dilakukan perorangan, tak harus berpasangan lagi.

"Ano.. Dengarkan aku dulu, semuanya. Kita semua kan sudah menjadi keluarga, jadi mau itu pria atau wanita, kita tak boleh membedakan. Siapapun yang nanti bakal kena, harus melakukannya dengan totalitas dan penuh kejujuran!" ujar Alan-san .

"Semakin menarikkk.." Sano-kun amat antusias dengan saran dari Alan-san.

Nyaliku yang tadinya tinggi lambat laun jadi menciut. Perkataan si pria hidung mancung itu membuatku resah. Sekarang aku banyak berdoa agar tak mendapatkan giliran sampai akhir. Telah disepakati bahwa kami akan melakukannya sebanyak lima kali. Dengan memutar sebuah botol wine yang tak berisi, dari situlah ketahuan siapa yang akan menjadi 'korbannya'.

Kami melakukan jan ken dulu untuk menentukan siapa yang berhak memutar botol di percobaan pertama. Satu kali, dua kali, tiga kali sampai menyusut, telah didapatkan bahwa permainan ini akan dimulai oleh Yumi-chan. Gadis itu mulai memutar si botol hingga berhenti mengarah ke... Alan-san!

"Truth or Dare?" tanya Yumi-chan.

"Hmmm, Dare!" jawab Alan-san dengan optimis.

"Yumi, youtuber.. youtuber.." Sano-kun berbisik pada kekasihnya itu. Sedikit-sedikit aku mendengar suaranya.

Yumi-chan mulai memberi tantangan, "Reo pernah bilang padaku kalau Alan-san terobsesi menjadi seorang YouTuber. Jadi, aku ingin melihat Alan-san nge-YouTube!"

Sano-kun sontak menyembur tawa. Keinginannya telah dipenuhi oleh sang pacar.

"Heeee kusso Reo!" gerutunya. Tak ada pilihan lain, dia sendiri yang mengatakan bahwa semuanya harus totalitas. Dan sekarang dia harus membuktikan perkataannya itu. Nah loh, selamat menikmati Alan-san. Hahahaha.

Dia berdiri. Mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya. Sebuah kacamata bening kemudian dia pakai. Mulai beraksi.

"Konbanwa mina-san! Doumo, Yuchuuba no Araaaappyyy desu desu deeesssuuu!!"

(*&^%$#@!!@#$%^&*(?><:"

!@#$%^&*())(*&^%$#@

<>?{}|+_?><#$**^*)

"Jika kalian tertarik, silahkan subscribe channel ini. Terima kasih banyak!"

HAHAHA

HAHAHAHA

Di antara kami semua tak ada yang bisa menahan ngakak. Bukan tawa lagi, tapi sudah terjungkal sampai sakit perut disertai pipi pegal atas ulah dari leadernya GENERATIONS ini. Koplak sekali! Sudah perkataannya yang mengundang kegelian ditambah lagi tingkahnya yang amat lawak. Ampun!

Suasana kembali kondusif. Sekarang lanjut Alan-san yang memutarnya. Dengan tenaga penuh yang dia keluarkan, botol itu lumayan lama berputar-putar semakin membuat jantung kami semua deg-degan. Aku yakin, semuanya pasti tak ingin kena sekalipun itu Sano-kun, walau dia yang mengusulkan permainan ini.

Yuta-kun! Botol itu berhenti padanya. Sebelum ditanya oleh Alan-san, dia malah sudah menentukan duluan apa yang akan dipilih.

"Dare!" tegasnya.

"Cepet banget! Belom juga ditanya," lanjut Alan-san, "Tantangannya.. tiruin semua komedian terkenal di Jepang!"

Dengan sigap Yuta-kun langsung memulainya.

?><:",./';[]\!@#$%

)!(@*#&$^%-=_+<>?=\

!@$)(*&%$#@!^&*()

"Shakadesu!!" ia mengakhiri dengan posisi tangan bak seorang biksu dan matanya yang seolah juling(?).

Krik.. krik.. krik..

Apa yang dia lakukan? Gak jelas banget! Aku tak melihat perubahan dengan cara melawaknya Yuta-kun. Masih sama persis seperti dulu. Garing. Garing sekali. Seperti pangsit yang berkali-kali digoreng sampai berwarna coklat dekil. Tapi itulah! Tetap menghadirkan tawa bagi kami semua. Karena anehnya itu, yang membuat sudut bibir kami terangkat dengan lebar meski diikuti kerutan di dahi.

Lanjuttt.. Yuta-kun memutar botol untuk mencari mangsa ketiga. Berputar-putar-putar dan menetapkan tujuannya ke arah.. Kazuhara-san!

"Truth or Dare?"

"Truth." jawabnya santai.

"Waww!!" timpal Mandy-san.

"Baiklah, pertanyaannya gampang banget. Apakah.. Ryuto-kun sedang menyukai seseorang?" jleb! Pertanyaan yang memang simpel tapi menusuk.

"Jawab yang jujur.." desak Ryota dengan nada suara mengejek.

Tunggu.. kenapa hatiku malah berdegup saat menanti jawaban darinya. Tenanglah, Midori! Apa yang kau harap keluar dari mulutnya? Jangan pedulikan, jangan!

"Ya." satu kata jawaban itu diungkapkannya.

Ya? Siapa wanita yang tengah dia sukai? Mungkinkah, kerabatnya? Rekan kerjanya? Teman fitnesnya? Karena Taishi pernah bilang kalau di sana lumayan banyak juga wanita yang ikut pelatihan. Tak mungkin lah jika jawaban darinya itu untukku. Aku sadar bahwa aku sudah melakukan banyak kesalahan padanya. Jadi mana mau dia 'melihat' ke arahku. Terbesit sedikit kekecewaan di hati. Namun sudahlah..

"Siapa?" lanjut Yuta-kun.

"Pertanyaannya cukup satu aja! Gak ada tambahan!" Kazuhara-san langsung memprotesnya. Memang sih, hanya boleh melempar satu pertanyaan saja. Tapi aku jadi ikut penasaran akan jawaban dari pertanyaan keduanya Yuta-kun. Apa aku kepo? Hanya kepo saja? Atau tanpa sadar aku... masih berharap padanya? Aku tak tahuuuuu.

Kazuhara-san mencari korban keempat. Botol itu berhenti tepat di tengah-tengah antara Asuka dan Ryota. Tetapi.. sepertinya Ryota tak tega pada wanita, jadinya dia yang mengalah dan siap untuk menjalankan 'tugas'.

"Pilih mana?" tawar pria kekar itu.

"Sama kayak lo.." balas Ryota.

"Okay.. Pertanyaannya sama kayak Yuta-kun. Apa Ryota sedang menyukai seseorang?" ia mengulang pertanyaan yang sebelumnya ia terima. Dengan wajah yang datar melirik pada Ryota.

"Ya!" tanpa pikir panjang, pria yang duduk di depanku itu langsung menjawabnya. Entah mengapa hawa kali ini jadi terasa agak panas. Belum ada tawa lagi yang pecah setelah beberapa menit ke belakang.

Sano-kun menyela, "Udah jelas lah orang yang dimaksud Ryota itu.." dia melihatku. "Hai, sudah jelas.." Yumi-chan mendukungnya.

"Iya iya.. Udah jelas.." kini yang lainnya kecuali Komori-san dan Kazuhara-san ikut menyahut juga. Aku tak bisa berkata apa-apa. Hanya mata ini yang tertuju pada Ryota tapi dia malah senyum-senyum melulu.

"Sekali lagi! Ayok puter botolnya Ryota," suruh Alan-san. Ryota memutarnya. Ini yang terakhir, aku terus berdoa semoga bukan aku. Bukan aku.

Eeeeee.. syalan! Semakin aku menolak malah semakin aku mendapatkannya. Sekarang si ujung botol itu mengarah kepadaku. Parah sekali, aku satu-satunya wanita yang kena sial. Ya Tuhan.. mau bagaimana lagi, aku harus menerima.

"Truth or Dare, Mi-chan?" ia masih senyum-senyum saja ketika menanyai ini padaku. Yang mana harus kupilih? Ryota memang sahabatku, kita begitu dekat, tapi aku tak bisa menebak isi pikirannya. Aku tetap khawatir kalau dia akan nekat.

Setelah kupikir-pikir, "Tr-truth.." sedikit gugup aku menjawab. Kini senyumnya makin menyeringai.

"Baik, aku akan melanjutkan pertanyaan yang hampir sama kayak sebelumnya. Mi-chan, beritahu inisial nama seseorang yang sedang kamu sukai?"

Duar!! Boom!! Apa-apaan Ryota? Pertanyaan macam apa ini? Bukan jawaban ya atau tidak, tapi sudah langsung menuju ke sebuah nama meskipun menggunakan inisial.

"Aku tak mau menjawab!" sanggahku.

"Kamu gak bisa menghindar," dia terus mendesak. Dasar Ryota, kau, eerrggghh!!

"Dari mana kamu tahu kalau aku sedang menyukai seseorang?" aku terus menyangkal. Tapi Asuka malah menyudutkan, "Jawab aja Mi-chan, jangan malu-malu.."

"Jadi, jawabanmu?" Ryota kembali bertanya.

Aku tak boleh bohong. Dan aku tak bisa bohong juga. Aku pun tak mau mendustai hati. Perasaan ini sejujurnya belum terkubur. Perasaan untuk orang itu, belum bisa sepenuhnya hilang. Aku mengaku, bahwa sampai saat ini aku masih menyukainya..

"KR," singkatku menatap Ryota dengan semburat malu. Dia tetap saja mengembangkan senyum.

"Yappari.. K-atayose R-yota, Moriyama-san masih malu-malu saja untuk mengaku.." Sano-kun terus mengira kalau aku dan Ryota tengah menjalin hubungan, meskipun.. nyatanya aku telah berkata jujur pada Yumi-chan tentang status kami sebenarnya! Sekaligus aku meminta maaf padanya karena telah melakukan 'tipuan'. Awalnya dia tak menyangka karena kami tampak serasi. Tapi seperti ini lah faktanya. Beruntungnya Yumi-chan tak marah padaku. Dia mengatakan bahwa aku tak bersalah, dan memang, hubungan dia dan Sano-kun harus bertahan dengan sendirinya tanpa melihat siapapun. Dia malah kembali mendoakan kebaikan untukku. Ingin kalau aku dan Ryota menjadi sepasang kekasih secara nyata.

"Tuh kan.. Yang ini pun sudah jelas jawabannya," Asuka ikut mengomentari.

Tidak. Kalian salah. Aku yang mengetahui jawaban sebenarnya. Aku dan Ryota. Aku yakin dia tahu nama siapa yang kumaksud. Dan mungkin... Yuta-kun juga! Sang mantan yang kebanyakan tak bicara ini namun sekalinya dia mengutarakan kalimat, langsung bisa memancing ke arah tak terduga. Ditambah Ryota yang pintar membaca situasi, sial! Secara tak langsung mereka telah menjebakku!

-bersambung-

Part 17: Pray

3 comments:

  1. Mbak Midori nggak mau sekalian nyatain perasaan gitu? wkwk

    ReplyDelete
  2. Huhuhuhuhu....i know....

    Kyaaaaaaaaaa kenapa aku yang malu malu jadinyaaa🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

    ReplyDelete
  3. Huhuhuhuhu....i know....

    Kyaaaaaaaaaa kenapa aku yang malu malu jadinyaaa🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

    ReplyDelete