find me on:

Saturday, December 29, 2018

GENERATIONS no Uta

Postingan ini bisa dijadikan semacam thread musik pribadi sih karena sebelumnya saya udah pernah berbagi tentang lagu-lagu kesukaan dari grup musik yang benar-benar saya idolakan, saya dukung dengan sepenuh hati dan selalu saya ikuti terus perkembangan serta perjalanan mereka *aseekk*. Dari kawasan Barat yang jauh disana saya memiliki Westlife, yang mana mereka ini adalah 'pencerah' musik-musik berbahasa Inggris di hidup saya hehehe. Jadul sih yaa, tapi kualitas musik serta vokal mereka ini gak akan ketinggalan jaman. Karyanya pasti diingat terus sama banyak orang. Lalu di dalam negeri, ada Ungu yang kehadirannya telah menemani pertumbuhan saya dari anak SD, remaja sampai dewasa sekarang. Dan untuk kali ini mari berkunjung ke negara matahari terbit, yaitu Jepang. Saya punya GENERATIONS from EXILE TRIBE!! *yhamerekalagi**bodoamat*. Dalam kurun waktu meng-kepo-kan mereka selama 1 tahun 8 bulan rasanya udah cukup buat saya bisa 'mengapresiasi' karya-karya mereka yang berupa 4 buah album (+1 album terbaik) dan 17 single serta ada lagu kolaborasi yang lain. Pastinya diantara lagu itu semua ada yang memunculkan ketertarikan sendiri bagi si pendengarnya, termasuk saya. Dan inilah lagu-lagu GENERATIONS favorit saya yang masuk ke dalam top 5,, Hajimaru yo!!


Thursday, December 13, 2018

J-Movie "Nijiiro Days"

Jejak review film selanjutnya! Live Action dari manga dan anime "Nijiiro Days" akan jadi santapan kali ini. Salah satu film yang paling menjadi daftar tunggu tontonan saya saat mulai tayang di bioskop sampe rilis DVD. Setelah diawal berita LA ini muncul tahun lalu kemudian saya bahas bersamaan dengan animenya, sekarang untuk melengkapi itu saya akan bahas juga tentang film Live Action dari "Nijiiro Days" ini yang diperan-utamakan oleh empat aktor muda Jepang berbakat.

sumber foto: Asianwiki.com

Profil Film:


SINOPSIS

Sebuah kisah kehidupan masa remaja dari keempat orang sahabat, yaitu Natsuki Hashiba alias Natchan (diperankan oleh Reo Sano), Tomoya Matsunaga alias Mattsun (diperankan oleh Taishi Nakagawa), Tsuyoshi Naoe alias Tsuyopon (diperankan oleh Mahiro Takasugi) dan Keiichi Katakura alias Keichan (diperankan oleh Ryusei Yokohama). Mereka memiliki karakter yang berbeda namun itulah yang menjadikan persahabatannya unik. Mereka menjalankan keseharian dengan bersenang-senang bersama. Lalu kehidupan mereka semakin seru setelah Natchan mulai jatuh cinta pada seorang gadis bernama Anna Kobayakawa (diperankan oleh Ai Yoshikawa) yang satu sekolah dengan mereka. Selain itu, ketiga sahabat lainnya pun memiliki cerita cintanya masing-masing yang tak kalah menarik. Saat Mattsun mulai menyukai sahabatnya Anna, Mari Tsutsui (diperankan oleh Yuri Tsunematsu). Saat Tsuyopon yang diketahui telah memiliki kekasih pun ternyata kisahnya tak semulus yang dibayangkan. Dan saat Keichan yang seorang cowok populer tapi jomblo malah merasa kesulitan dengan statusnya itu. Bagaimana mereka bisa menghadapi itu semua? Bagaimana juga dengan kelanjutan kehidupan mereka selama di sekolah?

Sunday, December 9, 2018

Indahnya Pertemuan Diluar Rencana

Pernah gak sih tanpa diduga ketika sedang asyik jalan-jalan, bersenang-senang menikmati kebebasan seorang diri lalu bertemu dengan orang yang dikenal, bahkan dengan dia yang sudah lama tak dijumpai? Apalagi jika kita dengannya memiliki hubungan dekat pada waktu-waktu tertentu. Kalau pernah, kita senasib! Nah, bagaimana rasanya? Senang? Itu pasti! Tak disangka dia ada dihadapan kita. Bertukar kabar, cerita dan melepas rasa rindu yang walaupun tak pernah dirasa namun terasa saat pertemuan itu terjadi. Dengan refleks saling menyepakati untuk bersama melewati sang waktu. Yang awalnya hanya memiliki 'tujuan' sendiri tapi berakhir dengan kesenangan bersama-sama. Bahkan, karena saking menikmatinya bisa-bisa jadi tak ingat waktu :D. Memang momen seperti ini jarang berpihak pada kita sebagai manusia yang nyatanya hidup diantara jutaan manusia lainnya. Terhitung langka. Tapi, kemungkinan pasti ada. Saat itu tiba, sepantasnya kita bersyukur dan berusahalah jangan sampai melewatinya! Jika harus dibandingkan, sesuai dengan pengalaman sendiri dan fakta yang terjadi di masyarakat saat ini pun, kalimat "rencana hanyalah sebuah wacana" sudah menjadi makanan sehari-hari. Ketika jauh-jauh sebelumnya sibuk mengumpulkan 'pasukan'. Ramai mengutarakan pendapat, mencocokkan tanggal lah, jam pertemuan lah, bahkan sampai dresscode pun diperbincangkan. Tapi... saat titik terang telah ditentukan, saat si hari H menjelang, tiba-tiba saja banyak alasan terlontar. Hingga sampai pada waktunya, si "rencana hanyalah wacana" itu memang benar adanya. Apa yang direncanakan tak sama dengan kenyataan. Mengecewakan. Maka dari itu, tak bisa dipungkiri jika pertemuan yang terjadi tiba-tiba tanpa ada rencana rasanya lebih indah. Menyenangkan dan tak perlu 'menghabiskan' tenaga juga. Ya kan?


Saturday, December 8, 2018

Cerpen: Pertigaan Orang Ketiga

Pertigaan Orang Ketiga

Tempat itu, di pertigaan jalan antara kampus, kau kini selalu bertemu dengannya. Teman satu organisasi yang kukenalkan padamu tepat setengah tahun lalu. Semenjak itu, kau yang adalah kekasihku langsung akrab dengan dia. Awalnya aku senang karena temanku dapat menjadi temanmu juga. Kami sering bersama saat berada di kampus. Namun waktu terus berjalan, semua kebiasaan itu perlahan berubah. Kau malah sering berdua dengannya. Terus asyik dengan orang itu. Bertemu di tempat yang sama tanpa sepengetahuanku, namun aku tahu dengan sendirinya. Kehadiran orang itu di hidupmu seperti lebih berarti daripada aku. Membuatku cemburu. Waktumu untukku menjadi berkurang semenjak ada dia. Namun apa itu pantas? Cemburu pada teman sendiri. Sungguh, aku tak bisa melarangmu untuk melakukan hal yang kau sukai. Karena kau pun tak pernah melakukan itu padaku. Jadi hanya bisa kupendam saja rasa dongkolku ini. Di satu waktu saat aku tak bersamamu lalu berpapasan dengannya di gerbang kampus, aku masuk dan dia akan keluar, lalu dengan santainya dia menyapa,

"Hai Ve!" Ucapnya

"Hai.." Jawabku singkat

"Gue duluan ya! Lo pasti tau gue mau kemana. Biasa.. haha" Balasnya lagi

"Lo gak bosen hampir tiap hari maen sama dia, Ray?" Tanyaku

"Enggak lah! Justru makin seru. Pacar lo jago maennya tuh! Semua level bisa dia lewatin. Pokoknya thanks deh lo udah ngenalin Alvin ke gue :D" Jelasnya

"Yaa sama-sama.." Cuekku

"Dia pasti udah nungguin di pertigaan warnet game online itu. Dah!" Pamitnya menuju ke tempat yang selalu mereka sebut 'surga' itu

Aku yakin, sampai mata kuliahku selesai pun kau bersamanya masih terus berpetualang dengan hobi itu. Entahlah mungkin memang menyenangkan untuk para kaum 'Adam'. Kau yang sedari dulu memang telah menyukai dunia game online, kini makin menjadi saat menemukan 'pasangan' yang pas. Huh! Rasanya aku menyesal telah mengenalkan si orang ketiga diantara kita itu padamu kalau jadi seperti ini jalan ceritanya!!


-Tamat-

Tuesday, November 20, 2018

GENERATIONS from EXILE TRIBE part. 2

Happy 6th Anniversary GENERATIONS from EXILE TRIBE!! Stay healthy, always happy and success for you all my lovely boyssssss.. Stay solid, TOGETHER FOREVER!! ❤

❤❤❤❤❤❤❤

Sebenernya tanggal tepatnya sih besok, 21 November 2018, tapi karena sekarang tanggal merah, hari libur dan waktunya saya bebaaasss, jadi saya bisa ninggalin jejaknya hari ini deh yaa itung-itung mencari kesempatan dalam kesempitan hehehe mau gimana lagi gapapalah keduluan sehari juga >,< *malah curhat dah*

Baiklah, untuk merayakan usianya GENERATIONS yang ke-6 tahun, saya kepikiran buat melanjutkan pembahasan tentang mereka. Sebelumnya di satu tahun lalu saya udah menebar poin-poin bahasannya dan anggap aja itu sebagai part.1. Dan sekarang saya akan tambahkan lagi poin-poin pembahasan tersebut. Rasanya udah gak memungkinkan kalo harus meneruskan di postingan yang sama. Maka dari itu saya putuskan untuk bikin postingan baru lagi sebagai part.2 nya. Are you ready? Ready? Readyyyy??? *riweuh banget sih gue*. Monmaap semangat saya selalu berkobar kalo tiap kali ngomongin tentang mereka hahaha. Semakin lama saya mengenal GENE, semakin banyak hal-hal yang saya ketahui. Dan semakin gak habis pula cerita yang selalu mereka berikan. No one can stop me for chit-chat about GENE. Because i really love them soooo much!! ❤

Udah ahh sambutannya terlalu kebanyakan, ntar malah pada mual XD Langsung aja mulai. Di part.1 saya udah sebar poin A-E, dan sekarang lanjut ke poin-poin berikutnya~~

Saturday, November 17, 2018

Cerpen: Cerita Dibalik Jersey


Ini adalah toko terakhir. Sepanjang jalan tak ku temukan barang yang aku ingin. Rasa harap-harap cemas menghantui. Aku harus memilikinya, harus. Janji terhadap Mas Rafa harus kutepati. Kutelurusi ruangan berisi pernak-pernak yang bersangkutan dengan kesebelasan itu. Dengan jelinya mataku menengok kian kemari mencari barang yang kumaksud. Tepat bagian sudut ruangan mataku terbelalak,

“Itu diaaaa!!!” Dengan cepat kuhampiri barangnya

Namun tak kusangka sebuah tangan lain secara bersamaan ikut menggapai benda tersebut. Kukernyitkan dahi dan melihat wajah orang itu.

“Ini punya saya!” Ucapku

“Enak aja, gue yang duluan nemu, jadi ini milik gue dong!” Balas orang itu

“Ohh ini orang ngajak kasar, oke gue ladenin!” Batinku

“Tapi gue kan yang megang duluan, gue yang berhak punya lah!!” Ucapku dengan perlawanan

“Eh kita itu barengan pegangnya. Lagian ngapain lo beli jersey? Cewek itu pantesnya beli gaun bukan kaos kayak gini..” Balasnya lagi

“Terserah gue dong mau beli apa aja. Lo juga jadi cowok gak mau ngalah buat cewek, lo cari lagi aja di tempat lain, masih banyak tau!” Bentakku

“Semua tempat udah gue cari tapi gak ada! Dan ini tempat terakhir yang gue datengin..” Jawabnya semakin ngotot

“Yaudah! Kalo gitu lo gak usah beli. Pokoknya ini punya gue. Titik.!!” Tekadku

Disudut sepi itu kami saling berebut jersey. Dia tetap tak mau mengalah dan terus mempertahankan di tangannya. Kegaduhan kami terdengar oleh orang sekitar, dan……… brewekk!!! Ternyata robek tepat di tengah-tengah jersey itu. Aku hanya bisa menganga. Sang pemilik datang dan menegur kami berdua,

“Kenapa ini bisa sampai robek? Kalian harus bertanggung jawab!” Tegas pemilik itu

Kami berdua saling menyalahkan dan tetap membela diri masing-masing. Sampai pemiliknya benar-benar marah dan memanggil satpam untuk membawa kami ke ruangannya.

“Pokoknya kalian harus menggantinya tiga kali lipat. Karena kalian telah membuat keributan disini dan lihat, barang yang lainnya pun jadi berantakan akibat ulah kalian!!” Ucap pemiliknya

“Duuhh gimana nih gue cuman punya uang pas, gue kan sengaja bawa uang cuman buat beli jersey doang, gak tau deh bakalan kena apes kaya gini -_-“ Ucapku dalam hati dengan wajah yang gugup

“Udah biar gue aja yang bayar.” Bisiknya

Sepertinya pria itu melihat kegugupanku. Dan akhirnya dia membayarkan semua kerugian itu. Masalah dengan si pemilik selesai, namun ternyata belum tuntas bagiku. Saat keluar dari tempat itu, lalu ada yang menarik tangan ini. Dan ternyata..

“Lo ngapain tarik-tarik tangan gue?” Tanyaku

“Eh lo mau kemana, jangan lari dong! Ini jersey gue gimana?” Tanyanya balik

“Yaa itu kan punya lo, urus aja sama lo sendiri!” Balasku

“Gak bisa gitudong, liat nih robek, gimana bisa dipake coba?” Balasnya

“Kalo robek yaa tinggal dijahit, apa susahnya sih gitu aja repot banget!” Sewotku

“Nah.. itu dia! Gue pengennya lo yang jahitin jerseynya. Oke?” Ucapnya

“Gueeeee??? Enak aja lo nyuruh-nyuruh. Emang gue tukang jahit apa?” Kesalku

“Eh.. eh.. lo lupa yaa! Kan lo juga yang bikin ini robek. Udah syukur gue bayarin ganti ruginya, dan sekarang giliran lo nih jahitin! Kalo enggak gue gak bakal berhenti ganggu hidup lo!!” Ancamnya yang sambil terus maju menyudutkanku

“Iya deh iya!! Gue jahitin!!” Jawabku setengah ketakutan

Mau tak mau aku harus mengikuti keinginannya. Tapi jika dipikir-pikir memang ini juga salahku sih dan aku tak ingin disebut sebagai pengecut yang tak mau bertanggungjawab atas kesalahannya.

Saat itu hari telah sore. Aku dibawanya ke sebuah rumah mewah yang ternyata adalah rumahnya. Sampai di ruang tamu, tanpa dipersilahkan duduk ataupun ditawari minuman aku langsung disuruh untuk menjahit baju yang robek itu.

“Tunggu bentar..” Ucapnya

“Ohh anak orang kaya toh.. Pantesan aja dengan gampangnya bayar semua itu tadi. Dasar sombong!” Ucapku dalam hati dengan sinis. Tak lama orang itu pun kembali,

“Nih jarum sama benangnya. Pokoknya lo harus jahit serapi-rapinya!” Ucap dia dengan ketus

“Lo gak punya sopan santun yaa! Tamu itu harusnya dihormatin dong, dipersilahkan duduk kek, dikasih minum dulu kek, gue haus tau!!” Jawabku dengan tak kalah ketus

“Tamu? Ogah banget gue nganggap lo tamu. Terpaksa gue tuh bawa lo kesini. Inget! TER.PAK.SA!!!” Jelasnya

“Hih nih cowok kasar banget sih!” Kesalku dalam hati

Aku pun mulai menjahit. Dengan perasaan yang tetap kesal dan terus kupasang raut muka cemberut. Dia pun tetap berada disana untuk mengawasiku.

“Heh lo jangan cemberut aja dong, nanti jahitnya jadi gak bener.” Ucap dia

“Apaan sih ngatur mulu, terserah gue dong. Yang penting lo terima beres aja!!” Jawabku

“Hmmm iya lah! Ehh nyadar gak sih, dari tadi kita berantem mulu padahal kita gak saling kenal loh..” Tanyanya

“Lo nya tuh yang bikin emosi terus. Emang kita gak kenal, dan gue juga gak berminat buat kenal sama lo!!” Jawabku

“Yaudah kenalan dulu aja deh, nama lo siapa??" Tanyanya

“Lo nanya terus ya. Bikin pusing tau gak!! Jangan-jangan modus doang lo ngajak gue kesini!” Curigaku

“Modus? Lo pikir gue naksir sama lo? Ogah bangeettt..” Jawabnya meremehkan

“Siapa juga yang mau ditaksir sama cowok kasar kayak lo! Udah ahh berisik, gue gak konsen nih!” Balasku

Hmmm.. Ngapain lo beli jersey?? Apa jangan-jangan lo penggemar dari klubnya yaa??” Tanyanya terus

“Bukan lah! Gue gak suka bola. Sebenernya ini jersey bukan buat gue. Ini buat Mas Rafa..” Balasku sambil menjahit

“Mas Rafa? Pacar lo?? Sampe segitunya banget lo sama pacar juga..” Ucapnya

“Bukan! Mas Rafa itu kakak gue. Intinya gue udah janji bakalan beli jersey ini buat dia, makanya gue harus bisa dapetin! Tapi yaaa malah gini…“ Ungkapku melemah

“Itu derita lo sih..” Balasnya yang kemudian malah pergi

“Dasar cowok sialan! Gak punya perasaan banget sih!” Untuk yang kesekian kalinya aku dibuat kesal

Waktu terus berjalan. Perlahan-lahan kusambung robekan itu agar menyatu seperti asalnya. Sampai akhirnya…… selesai!! Siksaan ini berlalu juga. Lalu kulihat jam ditanganku. Hah!! Jam 10 malam! Mungkin ini salah, tapi saat kulihat keluar jendela ternyata memang sudah gelap.

“Duhh gimana nih udah malem gini. Mana angkot pasti udah gak ada lagi. Gue takut pulang.. L Gumammu kebingungan. Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang.

“Heh, ngapain lo disini. Udah kelar belum??” Ternyata cowok itu

“Udah tuh. Liat aja sendiri.” Jawabku

“Okee boleh juga sih. Gue coba pake. Hmmm.. Yaudah pulang sana!!” Suruhnya

Aku hanya bisa diam sambil memasang wajah kebingungan.

“Mau apa lagi? Yaudah lo boleh pulang sekarang..” Ucap dia dengan jelas

“Lo tega nyuruh seorang cewek pulang sendiri jam segini? Diluar udah gak ada angkot, gue takut..” Jawabku sendu

“Hmmm.. emang lo mau gue anter balik?” Tanyanya

“Yaa mau gimana lagi, gak ada pilihan lain. Udah deh anter gue pulang sekarang.” Pintaku

Akhirnya pria itu mengantarku pulang. Di sepanjang jalan hampir sunyi. Benda-benda mewah berasap itu telah beristirahat untuk memulai hari esok dan bersiap lagi menebarkan polusi yang menyesatkan di jalanan ibukota. Kesunyian malam itu bertambah dengan tak sepatah katapun meluncur dari mulut kita berdua setelah kuberitahu kemana arah aku kembali. Hingga tibalah ke tempat tujuanku.

“Sashiiiiii……!!!!” teriak Mas Rafa yang ternyata sudah menunggu di depan rumah. Lalu dia menghampiriku

“Kamu kemana aja dek?? Lihat udah jam berapa ini?? Kamu kira Mas mu ini gak khawatir!!” Marahnya sambil menjewerku

“Aduh sakit masss.. Iyaa maaf!! Yang penting aku udah nyampe rumah kan.” Jawabku kesakitan

“Ya sudah. Terus ini siapa? Pacar kamu??” Tanya kakakku sambil menunjuk ke pria yang mengantarku pulang

Betapa terkejutnya aku saat Mas Rafa berkata demikian.

“Bukan Mas, bukan. Saya Stefan. Maaf gara-gara saya adeknya Mas jadi pulang malam.” Ucap dia sambil berjabat tangan dan berkenalan dengan kakakku

“Ohh namanya Stefan.. Hmmm nama yang keren tapi gak sebanding sama kelakuannya.” Batinku sambil tetap memegang telinga yang habis dijewer tadi

“Iya emang bukan kok, ogah banget pacaran sama dia. Baru juga kenal tadi!!” Ucapku

“Huss jangan gitu!” Ucap kakakku

“Mas gak tau sih,, dia itu udah bentak-bentak aku dari tadi.” Adu ku

“Bukan Mas.. Itu cuman salah paham kok.” Potongnya

“Sashi adeknya Mas yang cantik.. Harusnya kamu berterima kasih sama dia karena udah nganter kamu pulang.” Ucap Mas Rafa

“Iya deh iya, makasih yaa Stefan udah nganter gue pulang..” Ucapku sambil terpaksa

Dia hanya tersenyum.

“Ehh.. jersey itu.. kamu penggemarnya? Sama dong kayak saya??” Tanya kakakku

“Iya Mas, Mas Rafa juga suka kan? Samaan dong, tooosss.” Semangatnya

“Waahh teman saya nambah lagi nih,, Ehh kamu tahu kan sebentar lagi kebanggaan kita main?” Tanya lagi Mas Rafa

“Iya dong tau Mas, sekitar 15 menit lagi..” Jawabnya

“Gimana kalau kamu nontonnya disini aja bareng saya? Biar ada temennya. Soalnya saya kalau nonton selalu sendiri, Sashi mana mau diajak nonton bola. “ Tawar Mas Rafa

“Yang bener Mas?? Saya mau banget! Lagian sama, saya juga sendiri aja kalo nonton.” Jawabnya terus semangat

“Lah ini orang kenapa bisa berubah banget jadi ceria gitu. Tadi dia bisanya cuman marah-marah doang. Sekarang malah cengengesan. Mana Mas Rafa juga kayaknya seneng temenan sama dia. Gak beres ini!!” Kesalku terus berkecamuk dalam hati

Akhirnya pria menyebalkan yang bernama Stefan itu memutuskan untuk menonton di rumahku bersama Mas Rafa. Dan aku kini diabaikan oleh kakakku. Dia malah seru-seruan berbicara bersama teman barunya itu. Sudahlah aku masuk kamar saja!

Huh benar-benar siaaaalll!! Hanya gara-gara sebuah jersey itu aku harus mengalami hal buruk di hari ini. Bertemu orang menyebalkan, dimarahi berkali-kali bahkan dijewer pula oleh kakakku. Jersey itu memberikan cerita mengenaskan untukku, tapi malah membuat bahagia untuk Mas Rafa. Hah betapa malangnya nasib ini…

Friday, November 2, 2018

GENERATIONS from EXILE TRIBE -Shounen

Setelah single ballad terakhir yang berjudul "涙 (Namida)" dirilis dua tahun lalu, akhirnya grup musik GENERATIONS from EXILE TRIBE merilis kembali lagu ballad yang dijadikan sebagai single ke-17 nya!! Dengan berjudul "å°‘å¹´ (Shounen)" yang berarti "anak laki-laki", lagu ini memberikan semangat serta motivasi pada anak-anak muda untuk terus berjuang akan mimpinya. Meskipun halangan selalu ada, kegagalan menghampiri, tapi teruslah berusaha dan jangan sampai menyerah karena jalan pasti terbuka suatu saat nanti. Lagu ini bener-bener menenangkan buat didengar. Dengan irama yang santai serta lantunan suara kedua vokalisnya juga menyejukkan hati. Dan gak ketinggalan, ke-5 performernya pun menyampaikan lagu ini melalui sentuhan dance yang halus hingga bisa membuat orang-orang yang melihat mereka gak akan berpaling :)))

Berikut lirik Romaji dan terjemahan Bahasa Indonesia dari lagu "Shounen". Lalu disambung dengan lirik lagu "Shounen" versi Bahasa Inggris yang juga masuk kedalam single terbarunya ini. Check this out!!

Wednesday, October 31, 2018

Puisi: Teruntuk Calon Pemimpinku

Teruntuk Calon Pemimpinku


Hai, sapaan dariku untuk kau yang masih samar
Tulang rusuk yang belum jelas kutemukan
Namun ku yakin engkau takkan pernah tertukar
Karena itulah ketetapan Tuhan

Saat ini, giat kupanjatkan doa
Berharap untuk dimudahkan jalan
Terus perbaiki diri agar kecewa tak melanda
Sebab sesuai janji-Nya lah, dirimu itu adalah cerminanku, kan?

Teruntuk calon pemimpinku nanti
Aku percaya engkau pun tak henti berjuang disana
Bersabarlah wahai pemilik hati
Kita pasti berjumpa hingga akhirnya bisa abadi dan bahagia


Saturday, October 27, 2018

GENERATIONS from EXILE TRIBE -...for you

Menyambung dari postingan sebelumnya, ini ada sebagian kecil rasa terimakasih saya pada kalian terkhusus penggemar GENE yang telah berkenan mampir kesini hihihi. Arigachu minna!

this is song, ...for you :)))
Lyrics by: Ryuto Kazuhara

(note: sebenarnya arti lagu ini gak ada hubungannya dengan kata terimakasih. Tapi mohon dilihat dari judulnya aja yaa. Untuk kamu, kalian semua. Jangan salah, lagu ini masuk ke 5 besar lagu GENE favorit saya loh. XD)


Hari Blogger Nasional: Sejarah Blog Pribadi

27 Oktober 2018, Selamat Hari Blogger Nasional! Sesungguhnya saya lupa kalau sekarang ini adalah Hari Blogger Nasional kalau tidak diingatkan sama hastag twitter yang lagi populer hahaha *dasar blogger terkutuk!* *maapkan*. Yappp Hari Blogger Nasional di negara Indonesia jatuh setiap tanggal 27 Oktober sebagaimana telah ditetapkan untuk pertama kalinya di tahun 2007 oleh Muhammad Nuh selaku Menteri Komunikasi dan Informatika. Berarti di 2018 ini sudah 11 tahun Hari Blogger Nasional diperingati. Beraneka ragam isi blog para blogger yang ada di Indonesia ini. Dari mulai tulisan yang memberikan informasi, motivasi, kata-kata mutiara atau kutipan, ladang bisnis, berbagi cerpen dan puisi bahkan sampai curhatan segala macam (termasuk punya saya XD). Yang jelas sih utamanya blog ini adalah untuk orang-orang yang memiliki minat di dunia menulis.

sumber: Pinterest

Dalam menulis blog, berikut 3 hal yang paling saya perhatikan:
  1. JANGAN MENJIPLAK hasil karya orang lain. Ini sungguh dilarang keras.
  2. Tidak lupa mencantumkan sumber jika terdapat isi konten yang berasal dari sumber lain.
  3. Berusaha tidak menyinggung pihak manapun.

Saya mulai menggunakan blog pada tahun 2013. Jadi sudah 5 tahun yaa usianya. Lumayan lah bisa dijadikan bahan buat tulisan sekarang ini hahaha. Awal saya membuat blog niatnya cuman untuk menampung cerpen-cerpen dan puisi yang suka saya tulis. Entah ada angin apa, langsung kepikiran sama blog dan akhirnya bikin satu akun blog. Tapi semakin lama semakin banyak yang ingin saya tulis di blog karena panggilan dari jiwa menulis saya *halah* jadi saya mulai merambah ke hal lainnya selain dua hal diatas. Kenapa saya gak menulis hal-hal yang saya inginkan aja di blog? Terutama yang saya sukai. Gak ada salahnya kan? Saya senang kok melakukannya. Maka dari itu saya mulai nambah menulis artikel (yang sampai sekarang pun saya masih berusaha menulisnya dengan cara yang baik dan benar). Lalu lanjut ke pembahasan sepakbola *football for lyfe!*, biografi artis, rekomendasi lagu dan drama/film, review drama/film (khususnya Jepang), lirik lagu, pokoknya dengan isi yang bermacam-macam bahkan gak ketinggalan juga peristiwa hidup dan curhatan saya yang gak jelas pun tertuang disini hahaha. Semua saya utarakan disini karena hanya blog lah yang bisa memuaskan saya. Tidak gampang punya lawan bicara yang bisa diajak bahas hal yang ingin saya katakan. Dan di sosial media semacam facebook dan twitter pun tempatnya terbatas untuk menulis. Jadi, blog adalah solusinya! Alhamdulillah selama itu, lumayan rame pengunjung disini walau minim sekali yang meninggalkan jejak. Sampai di satu tahun lebih ke belakang, blog saya jadi makin nambah banyak pengunjung dan komentar. Bisa saya bilang bertambah pesat! Semua diawali saat saya mulai nulis tentang GENERATIONS from EXILE TRIBE, salah satu grup musik yang berasal dari Jepang. sekarang mulai masuk ke sesi curhat, bahasa hiperbola sulit dihindari. mohon pembaca dikuatkan Pada saat itu saya bener-bener lagi mabok parah tingkat dewa sealam semesta sama mereka ini. Saya curhat tentang awal mengenal mereka. Terus bagaimana kesan saya sama mereka, sampai curhatan 'gila' nan lebay jijique tak terkontrol saya sama member favorit disana terlimpah curahkan wkwkwk. Pokoknya segala macam tentang mereka saya babat di blog. Tapi saya pun gak lupa sih sama tulisan lainnya juga walau emang faktanya lebih banyak menulis tentang mereka. Setelah itu, saya mulai mengenal lagi keluarga mereka yang lainnya dan bertambah pula tulisan yang saya buat di blog. Dan lagi-lagi itu pun disukai sama pengunjung blog. Sumpaahhh saya bingung, gak ngerti, aneh juga kenapa cuman tentang mereka aja yang paling diminati sedangkan saya menyediakan banyaaakk tulisan lainnya disini. Padahal yang saya tulis tentang mereka termasuk info umum kan hahaha. Tapi kok jadi gini? Mungkin itu udah jalannya saya kali yaa *eeaaa*. #singing: from GENE for GENEfam, "boku wo shinjite, my life for you~~"# GENE for lyfe! Terimakasih banyak saya ucapkan untuk kalian wahai kawan-kawan se-fangirling-an :D Jadi saya mulai berpikir, haruskah saya terus memperbanyak tulisan tentang GENE beserta keluarganya? Yaa, itu pasti! Karena konten mereka itu menjual hahaha *jujur bgt sih* yaa intinya bermanfaat lah buat yang baca dan saya pun menyukai mereka dengan sepenuh hati. Tapi sih saya juga gak akan meninggalkan hal lainnya untuk ditulis disini. Gak akan pernah bisa. Segala apa yang saya ingin tulis, akan saya tulis. Sesuai kata sambutan dari blog ini, "i write what i want, about anything." Tujuan saya menulis bukan untuk menjadi populer, tapi saya ingin menuangkan perasaan. Saya suka menulis. Saya bahagia melakukannya. Jadi, biarkan saya terus melakukan itu disini, di sebuah wadah yang bisa menampung ribuan kata yang tak sanggup saya ucap. Walau saya masih gak bisa rutin nulis di blog. Masih mencari-cari waktu luang dan sulit membangun mood, tapi harus diketahui bahwa SAYA CINTA BLOG!!


Sekian.
Salam, Cindy.

Monday, October 8, 2018

JOHN TERRY: CAPTAIN, LEADER, LEGEND. ENJOY YOUR RETIREMENT!!

Melalui akun instagram miliknya pada hari Minggu tanggal 7 Oktober 2018, pemain sepakbola senior asal Inggris yaitu John Terry mengumumkan secara resmi bahwa ia telah memutuskan untuk pensiun sebagai pemain sepakbola.


"Setelah 23 tahun yang luar biasa sebagai pemain sepakbola, saya memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi saya untuk pensiun dari bermain." - JT26



**
John Terry menghabiskan karirnya selama 22 tahun sebagai pemain Chelsea FC. Ia juga menjadi kapten klub paling sukses untuk Chelsea sepanjang sejarah sampai saat ini. Dengan total penampilannya berjumlah 717 dan mencetak gol sebanyak 67 dengan posisi bermainnya yang sebagai pemain bertahan. Lalu meraih 15 piala dari berbagai ajang kejuaraan sepakbola, yaitu 5 Piala Premier League, 5 Piala FA, 3 Piala Liga, 1 Piala UEFA Liga Champions dan 1 Piala UEFA Liga Eropa.

Untuk timnas Inggris, John Terry memiliki total penampilan sebanyak 78 dan mencetak 6 gol. Tak lepas pula dalam karirnya di tim nasional pun bahwa ia telah dipercaya sebagai kapten.

Musim 2017/2018 ini John Terry bermain untuk klub Aston Villa dan mengakhiri kontraknya saat musim panas kemarin.

**
John Terry dan Chelsea, beserta para penggemarnya merupakan satu ikatan yang sangat erat. Banyak sekali memori yang dilewatinya bersama si biru. 22 tahun perjalanan sang legenda menciptakan berbagai sejarah. Rasa bangga, hormat dan cinta terlimpah curahkan untuk kapten ini. Semangat membaranya sebagai seorang pemimpin meninggalkan kesan tak terlupa bagi para pecinta The Blues. Kau akan selalu kami ingat. Thank you for everything Captain Leader Legend.. Enjoy your retirement, JT26!!

I love you..
We love you..

sumber foto: Official Twitter Chelsea FC

Saturday, October 6, 2018

Welcome back, WESTLIFE !!

OktoBER-BAHAGIAAA!!

foto resmi WESTLIFE 2018
Kian Egan, Nicky Byrne, Mark Feehily, Shane Filan
Diawal bulan ini tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2018, akhirnya, AKHIRNYA!! secara resmi grup musik favorit, WESTLIFE yang menemani pertumbuhan saya dari jaman TK sampai remaja ini KEMBALI menggebrak panggung musik dunia. Dengan munculnya sebuah video resmi yang hanya berdurasi 34 detik dan didalamnya terdapat keempat personilnya, yaitu Shane Filan, Kian Egan, Mark Feehily dan Nicky Byrne datang satu persatu sembari berjabat tangan kemudian mereka secara bersamaan mengatakan,


"Hi, we're Westlife."


Setelahnya muncul tulisan:



Jadi, apalagi maksudnya selain menandakan bahwa mereka akan berkarya kembali menghibur penggemar musik di seluruh dunia?? :D




Sudah pada diketahui bahwa grup musik yang terbentuk di tahun 1998 ini memiliki lima personil, namun pada tahun 2004, satu dari mereka bernama Brian McFadden memutuskan keluar dan mereka bertahan dengan empat member selama bertahun-tahun sampai memutuskan untuk bubar pada tanggal 23 Juni 2012. Setelah itu, kegiatan Westlife sudah benar-benar berhenti dan masing-masing personil sibuk dengan karir pribadinya selama enam tahun ini. Beberapa waktu lalu bahkan di tahun-tahun lalu sempat muncul kabar bahwa mereka akan reuni, namun itu hanya sebatas hembusan angin tanpa ada pernyataan resmi dari pihak terkait. Tapi sekarang, di akhir-akhir 2018, kabar itu bukan hanya hoax saja seperti yang sekarang sedang terjadi di Indonesia, tapi itu adalah KENYATAAN! Akun resmi Westlife dan semua membernya telah mengkonfirmasi bahwa mereka TELAH KEMBALI!! Dengan formasi empat orang mereka siap berkarya lagi.. Walau masih belum jelas apa saja yang akan dilakukan, tapi banyak yang mengatakan bahwa mereka akan mengadakan Tour, membuat lagu baru yang melibatkan musisi Ed Sheeran di dalamnya serta tampil di variety show juga. Yaa kita tunggu aja kabar baik selanjutnya, yang penting kali ini saya bahagiaa bisa merasakan 'atmosfer kehidupan' lagi dari salah satu idola sepanjang masa saya. Yeeaahh!! Dan siap-siap juga, uang pun akan melayang (lagi) hahaha semangattt gali harta karun!!


Saturday, September 29, 2018

Fan Fiction: Story (7)


Part 7: Never Let You Go
(Katayose Ryota, Sano Reo, Kazuhara Ryuto)

Aaahhh segaarrr... kunikmati dinginnya es krim ini sambil rebahan manja di sofa. Teringat lagi tentang sepasang (mantan) kekasih yang tadi kutemui.

"Kok gue malah mau bantuin bocah songong itu sih.. Padahal gue juga gak tau harus gimana. Lahh. Tapi kasian Yumi-chan, dia emang harus gue bantu sih.." pikirku.

Asuka.. Angel.. apa aku harus melibatkan mereka? Tapi rasanya kurang pas karena hanya aku yang memahami situasinya. Merepotkan sekali jika harus bercerita dari awal dengan panjang lebar pada dua sahabatku ini. Jalan satu-satunya yaitu aku harus mencari orang yang mengetahui tentang hubungan Yumi-chan dan Sano-kun, siapa lagi kalau bukan teman-teman dari grupnya. Mustahil jika ini tidak diketahui oleh mereka. Dan aku langsung tertuju pada satu orang terdekatku yang ada disana.

"Katayose-kun sedang sibuk kah?" tulisku dalam sebuah chat singkat line untuknya.

10 menit kemudian

**********************************************************
"Gak terlalu sih, ada apa Mi-chan?"

"Aku butuh bantuanmu.."

"Bantuan apa?"

"Hmmm kita ketemu aja yuk!"

"Ano.. hari ini gak bisa. Gomen ne Mi-chan.. 😦 "

"Ahh gapapa Katayose-kun! Ini bukan sesuatu yang harus buru-buru kok."

"Baiklah.. Lusa aku akan ke tempatmu. Bagaimana?"

"Apa gak merepotkan? Kita ketemu di luar aja."

"Enggak lah, masa datang ke tempat orang yang kusayangi merepotkan sih? 🙈 "

"Mulai nih.. Lama-lama perutku bisa kecepirit kalo Katayose-kun terus kayak gini hahaha"

"Reaksimu itu mirip sama Ryuto-kun. Dia gak seneng tuh kalo aku berkata-kata manis gitu."

"Hahahaha kayaknya dia cuman bercanda lah."

"Hmm ohh ya, apa Ryuto-kun masih suka menginap di tempatmu?"

"Hai.. Taishi sering ngajak dia kesini."

"Menurutmu dia bagaimana?"

"Kazuhara-san.. Awalnya aku kira dia orang yang menyeramkan, tapi itu salah besar. Dia konyol banget hahaha. Dia juga baik.."

"Katayose-kun? Halloooooo" Balasku lagi saat chat yang sebelumnya kukirim telah dibaca oleh dia namun tak ada balasan

"Aku masih disini! Hmmm kamu makin deket aja sama dia."

"Gak juga. Aku rasa biasa.."

Lalu dia hanya membalas dengan sebuah stiker ber-emoji cemberut. Kubalas lagi dengan stiker kebingungan dan sekarang kami malah terus-terusan saling balas chat hanya dengan stiker.

*********************************************************

Lusa tiba, Katayose-kun kupinta ke apartemen pada malam hari sepulangku kerja dan dia tak keberatan. Mulai kuceritakanlah segalanya tentang hubungan temanku dan temannya itu. Sampai awal mula menyebalkan saat aku mengenal Sano-kun.

"Hahahahaha sudah kubilang apa? Reo bukan anak kecil yang biasa! Pertama kali bertemu pun dia malah sudah membuatmu kesal. Mana sekarang dia jadi stalker lagi! Duhh bocaahh" tawanya terbahak-bahak mendengar ceritaku.

"Memanglaahh.. Aku baru tau ada anak seperti dia di dunia ini!" balasku.

"Tapi dia selalu bekerja terus-menerus buat mendapatkan apa yang dia mau. Yosh! Kita jodohkan Reo dengan Yumi-san lagi! Aku gak mau melihat Reo latihan tanpa semangat. Belakangan ini dia sering salah dalam koreografi. Banyak melamun juga.." jelasnya.

"Kan? Gak baik juga buat grupmu! Makanya kita harus melakukan ini." ucapku seakan bertekad.

"Lalu apa idemu?" tanyanya.

"Itu dia! Aku meminta bantuanmu karena aku tak punya ide. Hehehe." balasku.

"Heehh?? Hmmm.. Bagaimana yaa.. Aku rasa kita gak perlu buat rencana yang aneh-aneh. Kalo mereka memang ditakdirkan bersama, pasti akan kembali lagi kok." ucapnya. Lalu dia berbisik padaku mengungkapkan rencana yang dia pikirkan.

"Cho.. chotto... Katayose-kun yakin?" ucapku kaget.

"Ini jalan satu-satunya agar bisa meyakinkan Yumi-san. Mi-chan harus mau lah.." jawabnya.

"Mmmm hai.. Akan ku lakukan, demi Yumi-chan!" balasku.

"Tapi.. ideku ini gak gratis. Kamu harus membayarnya." ucap Katayose-kun lagi.

"Eee maji de?" balasku. Tatapan matanya mencurigakan. Senyumnya menyeringai membuat aku was-was.

**

Teteteteww.. Datanglah hari dimana aku dan Katayose-kun menjalankan misi. Sebelumnya kami sudah berkoordinasi dulu dengan Sano-kun. Mereka akan datang berdua, sedangkan aku menunggu Yumi-chan disini, di tempat yang akan menjadi saksi. Dengan danau sebagai pusat wisata tempat ini. Dipercaya bahwa pasangan yang menaiki perahu di atasnya maka hubungan mereka akan abadi. Kemudian dikelilingi rumput hijau yang lembut dan bunga-bunga indah pula membuat tempat ini begitu nyaman dikunjungi. Bagaimana cara aku mengajak Yumi-chan ke sini? Padahal aku sama sekali belum pernah keluar berdua dengannya. Aku memanfaatkan jurusan kuliahnya yang di bidang bisnis. Aku mengatakan bahwa tertarik untuk belajar bisnis dan meminjam buku-buku tentang itu miliknya serta meminta saran darinya. Norak sekali sih, aku rasa. Tapi untunglah, Yumi-chan dengan senang hati mau menerima ajakanku. Dia pun datang. Kami membahas yang jadi tujuan. Walau ini hanya kebohongan saja bagiku, tapi asyik juga bahasannya.

"Ano Yumi-chan, aku mengundang temanku juga kesini. Gapapa kan?" tanyaku mulai beraksi.

"Ohh gapapa kok. Kita belajar sama-sama aja Moriyama-san." balasnya.

Tak lama datanglah dua orang yang kutunggu dari tadi.

"Mi-chan!" terdengar suara dari belakang. Kami menoleh dan aku melambaikan tangan pada mereka.

"Maaf yaa lama." ucap Katayose-kun. Sedangkan Sano-kun hanya diam saja.

"Ryota-san.. Reo? Bagaimana bisa..? Moriyama-san?" Yumi-chan kebingungan.

"Yumi-chan.. Gomen.. Aku telah mencampuri urusanmu, tapi aku rasa kamu dan Sano-kun harus menyelesaikannya, kalian tak seharusnya seperti ini.." jelasku membongkar tujuan sebenarnya.

"Aku.. kecewa pada Moriyama-san!" ucapnya. Dia dengan cepat membereskan buku-buku dan pergi dari sini. Secepatnya pula Sano-kun mengejar. Menghalangi jalan Yumi-chan agar dia tak bisa kemana-mana.

"Yumi, Yumi.. Tunggu dulu! Dengarkan aku dulu!" ucap Sano-kun.

"Lepaskan aku Reo! Biarkan aku pergi dari sini!" bentaknya.

Sano-kun menegaskan, "Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi! Aku menyayangimu!"

"Sudah kubilang kita gak cocok! Kamu harus mengerti itu!" Balasnya juga tak kalah tegas.

"Tidak cocok? Masih alasan yang sama saat kamu memutuskan hubungan kita? Lihatlah! Moriyama-san dan Ryota-kun, mereka ada di dunia yang 'berbeda' tapi mereka bisa menghadapi itu! Kita juga harus bisa Yumi!" Sano-kun terus menjelaskan pada pujaan hatinya itu.

"Ehh? Maksudmu, mereka.. berpacaran?" kaget Yumi-chan. Sano-kun mengangguk. Lalu mereka melihat ke arahku dan Katayose-kun.

"Mi-chan, ini saatnya!" ucap Katayose-kun. Kami berdua menghampiri mereka.

"Kalian berdua? Sejak kapan?" tanya Yumi-chan. Aku dan Katayose-kun hanya tersenyum saja menanggapinya. Rangkulan dia di pundakku sudah cukup untuk memberikan bukti.

"Yumi-chan harus tau, seperti yang sudah kubilang, kita semua itu sama. Status sosial bukan hal penting pada hubungan seseorang. Selama kalian masih menyayangi, jangan pikirkan tentang apapun. Percayalah pada dirimu sendiri!" ucapku memotivasinya.

"Hai! Yaa harus kubilang juga, selama kalian berpisah, si Reo gak pernah fokus latihan! Ini buruk buat kelangsungan GENERATIONS kedepannya. Yumi-san pun harus ikut bertanggungjawab!"  Katayose-kun coba menakut-nakuti.

"Aku mohon.. Yumi..." begitu serius Sano-kun pada ucapannya.

"Aku memang terlalu takut.. Tapi aku juga tak bisa bohong kalau aku masih memikirkanmu.." gadis itu pun tak bisa menahan tangis menyesali keegoisannya. Dia kira, ini akan baik untuknya dan Sano-kun, tapi malah sebaliknya. Lalu apa yang terjadi kemudian? Sano-kun memeluk dengan lembut tubuh (mantan) kekasihnya itu di hadapan kami. Mantan? Atau kekasih? Yang jelas aku yakin kali ini mereka mampu memperbaiki keadaannya. Bicara dengan tenang dari hati ke hati. Tanpa melihat aku dan Katayose-kun pun, mereka harus bisa menguatkan sendiri hubungannya.

Kami berempat terpisah. Membiarkan mereka berdua menemukan kebahagiaannya diatas perahu danau ini. Semoga saja jadi kenyataan, cinta mereka akan abadi. Lalu aku dan Katayose-kun jalan-jalan di sekitar. Kami menuju kerumunan orang yang sedang melihat aksi sulap. Seru sekali menontonnya. Membuat kami semua takjub. Setelah itu, dia mengajakku untuk naik perahu bersama ke danau juga, sama seperti yang dilakukan 'pasangan' sebelumnya. Aku mengiyakan saja.

"Coba kalo kita pacaran beneran Mi-chan, rasanya pasti bakal beda pas di perahu nanti.." ucap Katayose-kun.

"Kamu.. kok malah baper sih? Bukannya ide ini juga berasal dari Katayose-kun?" ucapku tertawa.

"Apa kita jadikan ini kenyataan aja?" tanyanya lagi.

Kemudian suara ponselnya berdering memotong percakapan di antara kami.

"Hai moshi-moshi.. Apa? Sekarang? Baiklah.." ucapnya saat bertelepon.

"Mi-chan.. aku ada pekerjaan mendadak, gimana yaa?" tanyanya padaku.

"Pergilah! Pekerjaanmu itu lebih penting. Kamu harus mempertanggungjawabkannya." balasku.

"Lalu Mi-chan?" tanyanya lagi.

"Aku baik-baik saja. Aku bukan anak kecil lagi, sendirian pun gak masalah." jawabku.

"Aku gak bisa meninggalkanmu.."

"Cepat pergilah! Aku yang menyuruhmu. Dan kamu harus menurutinya.." jawabku sambil tersenyum.

"Hmm baiklah.. Mi-chan boleh menyuruhku pergi sekarang, tapi jangan pernah menyuruhku untuk pergi dari kehidupanmu, apapun yang terjadi.." ucapnya tiba-tiba.

"Apa yang kamu katakan? Mana mungkin aku membiarkan orang yang berarti dalam hidupku untuk pergi? Aku akan menyesal kalo hal itu terjadi." jawabku yang tetap tersenyum.

"Hai.. aku berangkat. Mi-chan, jangan sampai lupa bayaranmu yang waktu itu. Kamu harus menepatinya!" dia pun berpamitan padaku. Melambaikan tangan dan terus berjalan. Langkahnya semakin jauh hingga tak dapat kulihat lagi.

Aku akhirnya hanya menaiki perahu mengitari danau ini sendiri. Begitu indah pemandangan yang aku lihat dari sini. Akan semakin indah jika itu dilihat bersama dengan pasangan. Saling bermesraan. Bersenang-senang. Berbahagia. Ah! membuatku iri saja yang pada kenyataannya masih memiliki pandangan kabur tentang hal itu. Selepasnya, aku juga bertemu sekumpulan anak-anak TK yang sedang belajar sambil bermain didampingi oleh guru-guru mereka. Anak-anak ini nyatanya sedang melakukan kegiatan 'ekstra' sekolahnya yang diadakan satu bulan sekali pada akhir pekan. Aku coba menawarkan diri untuk membantu para pengajar disana dan mereka menerimaku dengan senang hati. Berinteraksi dengan anak-anak yang menggemaskan ini membuat rasa kesendirianku benar-benar hilang. Kebahagiaan dapat kurasakan saat melihat senyuman dan mendengar suara manis dari mereka.

'Tugasku' selesai saat kegiatan itu berakhir. Kami berpisah di senja ini meninggalkan kenangan manis yang tak akan terlupa. Begitu lelahnya.. Laparnya.. Aku berjalan sekitar 100 meter dan menemukan sebuah tempat makan yang menarik perhatianku. Lalu masuk dan di sana ramai sekali ternyata. Tak kulihat ada satu meja pun yang kosong. Ku memastikan dulu bertanya pada kasir, dan saat di tempat itu aku malah bertemu.... Kazuhara-san!

"Ee Midori-san? Kau mau makan di sini?" tanyanya yang secara kebetulan sedang berada di sekitaran tempat kasir.

"Hai.. Kazuhara-san juga? Aku tak menyangka bisa bertemu di sini.." jawabku.

"Ini tempat langgananku. Dekat juga dari rumahku." jawabnya.

"Benarkah? Aku lupa kalau rumahmu di sekitar sini.." balasku lagi.

"Gitu yaa.. Itu memang tak penting kan bagimu.." lirihnya.

"Apa?" tanyaku yang tak jelas mendengar kata-katanya.

"Etto.. di sini selalu ramai. Kau duduk di mejaku saja. Bagaimana?" tawarnya. Aku mengiyakan ajakannya itu dan menuju ke mejanya.

"Midori-san sedang apa di sekitar sini sendirian?" ia kembali bertanya.

"Banyak yang kulakukan hari ini, yang jelas aku merasa bahagia." jawabku sembari melemparkan senyum.

"Hmm tampak sekali dari wajahmu kalau kau memang sedang bahagia. Aku turut merasakannya." balas Kazuhara-san.

Kami terus bercakap seakan tak habis-habisnya topik pembicaraan ini. Kebanyakan dia yang selalu membahas tentang otot, otot dan otot. Aku tak mengerti, sih. Tapi caranya berbicara membuatku nyaman saja. Selain itu jika bertemu dengan dia pun aku pasti tak lepas dari tawa yang akan membuat pipiku menjadi pegal.

Tak terasa kami di sini sudah hampir dua jam. Dia menawarkan diri untuk mengantarkan aku pulang setelah tahu bahwa aku menggunakan taksi dari apartemen. Baiklah aku terima tawarannya itu. Keluar dari sana kulangkahkan kaki duluan di depannya. Lalu terhenti saat kurasakan ada yang menarik tanganku dari belakang. Aku pun berbalik. Nyatanya tangan Kazuhara-san lah yang sedang menahan sebelah tanganku itu.

"Tunggu dulu!"

"Ada apa?"

Sekarang giliran dia yang melangkah mendekatiku. Dengan posisi kami yang saling berhadapan lalu wajahnya menunduk memandangku. Maju dengan perlahan, perlahan dan..

"Ssstt.. Apa kau dengar suara teriakan?" ucapnya membisiki telingaku.

Suasana memang mulai sepi di jalanan ini. Aku coba mempertajam pendengaranku.

"Eee hai! Apa itu? Suaranya dari arah belakang Kazuhara-san." jawabku gugup dengan mata kami yang saling berpandangan dengan dekat.

"Ayo kita lihat ke sana." ajaknya.

Kami menuju ke arah suara itu masih dengan tangannya yang menggandengku.

"Ya Tuhan.. Apa yang aku pikirkan barusan? Kukira.... Aahh kenapa perasaanku gak karuan gini.." batinku di tengah-tengah langkah ini.

Sumber teriakan semakin dekat kami dengar. Hingga sampai di sana kami melihat dua orang wanita dan satu pria sedang beradu mulut. Kazuhara-san membawaku bersembunyi di balik tembok bangunan untuk mengintip mereka.

"Apa yang mereka lakukan?" tanyaku yang membelakanginya.

"Aku tak tahu.. Tapi sepertinya mereka pasangan yang sedang bertengkar." jawabnya.

"Ahh souka.. Kita pulang saja lah Kazuhara-san, untuk apa mengintip mereka, ini bukan urusan kita. Mana sudah terdengar suara petir. Mungkin bakal hujan." ajakku.

"Sebentar, aku penasaran.. Kayaknya pria itu kepergok selingkuh. Seru nih.." ucapnya yang memang suara keras salah satu wanita di sana mengarah ke 'aroma' itu.

"Apa Kazuhara-san senang melihat situasi yang seperti ini?" anehku.

"Aku ingin tahu bagaimana cara menghadapinya jika seorang pria ketahuan selingkuh oleh pacarnya." ucap dia lagi.

"Heh? Apa kau menduakan pacarmu?" tanyaku sedikit kaget.

"Apa Midori-san mau untuk diduakan?" ia malah bertanya balik padaku.

"Gila! Mana ada wanita yang mau seperti itu!" jawabku sewot.

"Baiklah, aku tidak akan pernah menduakanmu.." balasnya. Kami terdiam sejenak sampai aku menyadari apa yang dia katakan.

"Mak..sud..mu?" tanyaku pelan.

"Etto.. Ahh kita pulang saja. Sudah terlalu malam." jawabnya mengalihkan pertanyaanku dan pergi duluan dari sana sambil menggaruk rambutnya.

Hatiku masih tak mengerti apa maksud ucapan dia tadi. Mungkinkah dia.....? Tapi tetap saja mulutku sulit untuk menanyakan itu secara langsung. Aku hanya mengikutinya saja dari belakang sambil terus menahan diriku jangan sampai terlalu kepedean.

"Kau aneh! Tadi kuajak pulang tak mau, tapi sekarang malah kau yang pergi." lontarku. Dia hanya diam dan terus berjalan sambil memasukkan kedua tangannya di saku jaket.

"Ayok pulang.." ucapnya yang menuntunku ke sebuah sepeda yang terparkir di samping tempat makan kami tadi.

"Kazuhara-san mau mengantarku dengan sepeda? Mana mungkin.." aku tak percaya.

"Kau malu?" tanyanya.

"Bukan itu.. Jarak dari sini ke tempat tinggalku kan cukup jauh, apa kau sanggup membawaku hanya dengan menggunakan sepeda?" jelasku.

"Hahaha yaa enggak lah! Kita ke rumahku dulu menyimpan sepeda, lalu kuantar Midori-san dengan si hitam roda dua bermesin kesayanganku. Bagaimana?" tawanya.

"Ohh souka.. souka.. Makanya kalau bicara yang jelas, biar ku paham." balasku yang sebenarnya mengarahkan kata-kata itu ke ucapannya tadi di persembunyian. Tapi dia tetap tidak peka.

Kami pergi ke tempat Kazuhara-san dengan aku yang diboncengnya di belakang sambil berdiri. Tak ada pilihan lain, di sepedanya itu tak ada jok duduk di belakang. Jika ingin duduk maka aku harus berada di depan. Ini sungguh tak mungkin. Aku rasa tidak baik untuk ketahanan jantungku mengingat peristiwa sebelumnya yang telah aku alami.

Di pertengahan, terlihat titik air jatuh ke aspal. Terasa rintikan hujan di udara. Semakin lama malah semakin bergerombol datangnya.

"Aaahh hujan! Kazuhara-san cepat!!" suruhku.

Dia mengayuh sepedanya dengan kuat agar cepat sampai ke rumahnya. Tapi terlambat, ketika sampai pakaian kami sudah basah kuyup.

"Midori-san, keringkanlah badanmu. Kau pakai bajuku dulu agar tak kedinginan." ucapnya saat kami telah berada di dalam rumahnya. Aku dipersilahkan duluan untuk memakai kamar mandinya. Setelah itu bergantian. Di ruang tamunya aku terus menggosok-gosok rambutku yang basah terkena hantaman hujan tadi dengan handuk. Teringat kembali tentang peristiwaku dan Yuta-kun pada malam itu tepat di sini. Sudahlah lupakan! Aku telah bangkit sekarang! Lalu kulihat ke jendela hujan masih deras. Bagaimana aku bisa pulang jika terus seperti ini?

Kazuhara-san yang sudah selesai menghampiriku dengan membawa sebuah hair dryer. Untuk apa lagi kalau bukan untuk rambutku yang tak kunjung kering dari tadi.

"Keringkan rambutmu pakai ini.." ucapnya.

"Sini.." jawabku sambil  menyodorkan telapak tangan.

"Biar aku yang melakukannya.." paksanya. Aku tak bisa berkutik lagi selain mengikuti kata-katanya itu. Dia mulai menyalakan hair dryer dan mengibas-ngibaskannya ke rambutku yang panjangnya sebahu. Kadang menjahiliku dengan mendekatkan mesin itu ke telinga. Lalu memain-mainkan rambutku juga.

"Kazuhara-san yang benar dong!" kesalku.

"Haha gomen aku bercanda." balasnya.

"Apa ini tak merepotkanmu? Aku juga bisa melakukannya sendiri." ucapku lagi.

"Tidak sama sekali. Aku suka melakukan hal ini." jawabnya.

"Apa mungkin kau pernah bekerja di salon?" tebakku.

"Bukan itu.. Hmm <@#$%^&*(')_+" jawabnya memelan.

"Hah? Apa? Aku tak bisa dengar." balasku agak keras karena suaranya yang tak jelas bersamaan dengan suara hair dryer yang bak kapal terbang

"Bukan apa-apa! Sudahlah lupakan.." balasnya lagi yang terus melakukan 'pekerjaannya' hingga selesai.

Hujan akhirnya reda dan aku memintanya mengantarkanku pulang sekarang juga karena khawatir jika hujan akan turun lagi.

"Kau benar-benar akan pulang?" tanyanya memelas.

"Pastilah. Ini bukan rumahku. Kazuhara-san bagaimana sih.." balasku.

"Aku.. tak ingin kau pergi dari sini. Menginap saja ya?" ajaknya penuh harap. Ah gawat! Mengapa jantungku malah berdegup saat mendengar ucapan itu.

"Eeee? Gak mau! Apa yang kau pikirkan? Kalau aku berubah jadi Taishi baru aku mau menginap di sini. Ayo cepaaatt nanti keburu hujan lagi!" bentakku yang secara spontan menarik tangannya saat dia tengah berleha-leha di sofa

"Hai hai hai.. Ayok!" jawabnya sedikit menggerutu.

Kini dia telah siap di atas sepeda motornya. Menyuruhku untuk pegangan di pinggangnya agar tak jatuh. Dia tak akan 'jalan' jika aku menentangnya. Dan lagi-lagi aku mau saja menuruti keinginannya itu. Selama di perjalanan aku malah lebih mendekatkan badanku ke punggungnya bahkan kini tanganku erat memeluknya. Bukan apa-apa, tapi udara begitu dingin. Jaket yang kupakai pun tak mempan menahannya.

"Midori-san daijoubu?" tanyanya.

"Dingin sekali.." jawabku.

"Maaf aku hanya bisa mengantarmu dengan ini. Sebentar lagi kita sampai kok." balasnya.

"Apa benar kau tak punya mobil? Masa penghasilanmu sebagai artis belum cukup untuk membeli sebuah mobil?" si mulut berbahayaku mulai beraksi.

"Jahatnyaa.. Ucapan sadismu muncul lagi.. Aku hanya lebih nyaman saja menggunakan motor daripada mobil." jawabnya. "Tapi kalau pakai ini lebih romantis, kan?" lanjutnya sedikit mengeluarkan tawa.

"Kau akan diputuskan pacarmu jika membawanya dalam suasana seperti ini." balasku coba mengerjainya.

"Benarkah? Bukannya dia akan senang bisa dengan bebas memelukku? Seperti yang kau lakukan sekarang? Bahkan kukira akan sulit untuk melepaskan pelukannya hahaha" candanya.

"Aaahh mou yamete! Jangan banyak bicara, aku ingin cepat sampai rumah!" geramku. Dia hanya terus tertawa.

"Gue yang mau ngerjain kenapa malah gue yang ngerasa dikerjain sih!" batinku.

Sampai juga di apartemen. Dia mengantarku hingga ke depan pintu. Sampai aku masuk, baru dia akan pulang. Perpisahan kami saat ini diakhiri dengan lemparan senyum tulusnya yang langsung kubalas tanpa pikir panjang dan secepat kilat malah mampu melekat di ingatanku.

Di dalam, aku melihat Taishi sedang menonton pertandingan sepakbola di tengah malam ini.

"Ahh okaeri Nee-chan! Kemana aja sih baru pulang?" tanyanya.

"Tadaima.. Oyasuminasai Taishi.." balasku dengan lembut namun tak nyambung dengan pertanyaannya. Sontak itu membuat Taishi melihatku dengan terheran-heran karena tak biasanya aku seperti ini.

"Nee-chan sehat?" tanyanya. Aku hanya membalas dengan senyuman lalu masuk ke kamar.

Aku tak mengerti. Sungguh. Bayang-bayang pria berkulit gelap itu terus saja ada di kepalaku saat ini. Suara tawanya terngiang di telingaku. Mereka tak mau pergi dari pikiranku hingga menjelang aku terlelap pun.

"Mungkinkah aku jatuh cinta?" pikirku.

-bersambung-

Part 8: Think of You