Membosankan sekali hari ini.
Selain ibadah lima waktu tak ada lagi sesuatu yang berarti untuk dilakukan.
Hanya berbaring malas di kasur empuk sambil mengotak-atik handphone kesayangan.
Menjelajah media social pun tak ada yang seru. Hingga terhenti sejenak di
twitternya.
“huh twitter juga ga rame. Ga ada
mention satupun. Apa mending gue nge-tweet aja ya, tapi bingung juga sih mau
nge-tweet apaan. Gue anti banget kalo nge-tweet yang ga jelas apalagi alay.”
kesal Febryan
Di klik lah kolom tweet. Tak tahu
apa yang memasuki pikirannya hingga ia menulis sebuah nama.
“Cinta Ramalita Putri <3 .
Pengen banget gue nulis nama lo di semua akun sosmed gue. Sebagai tanda kalo lo
itu punya gue. Tapi semuanya Cuma mimpiiiiii.” Batin Febryan
“eh eh kenapa gue jadi nulis nama
Cinta. Parah aja kalo sampe ke tweet. Temen-temen kan ga tau kalo gue naksir
sama dia dari pas ospek. Apalagi sekarang udah setaun sekelas ma dia dan udah mau
semester akhir. Wah gila nih gue!!” Ucap Febryan
Febryan pun hendak menghapus
tulisannya itu. Namun tak disangka dia kehilangan kendali pada tangannya dan
hampir saja menjatuhkan kesayangannya itu. Untunglah saja dengan cekatan dia
bisa menggapai kembali handphonenya.
“huh hampir aja ancur lebur ni
hp!!” Ucapnya
Saat akan kembali menghapus
tulisannya itu, hal buruk menimpanya. Belum sempat terhapus, ternyata tulisannya
itu tanpa sengaja sudah ter-post di twitternya!!
“ya tuhaaaannnnn!!! Kenapa bisa
gini! Pasti ga sengaja kesentuh sama gue tweetnya pas mau jatoh tadi! Aduh
gimana ini gimana kalo ada temen yang baca! Bodoh bodoh bodoh!! Mampus gueee
aaaaaaakkkkkkk!!!” kalap Febryan
Dia pun cepat-cepat menghapus
tweetnya itu. Signal kali ini bersahabat dengannya hingga cepat sekali tweet
itu terhapus dari twitternya.
“okey! Udah kehapus. Sekarang gue
pokoknya harus tenang. Besokpun harus tenang kalo ketemu temen-temen. Semoga ga
ada yang baca. Anggap aja ga pernah terjadi apa-apa. Huh!” Ucapnya sambil
menenangkan diri.
*
Ramainya suasana kelas saat ini.
Tak ada dosen, tak ada tugas, namun tak boleh pulang sebelum waktunya. Terlihat
seorang perempuan sedang menopang dagu.
“Cin, ngelamun aja ! kenapa sih
lo?” Tanya teman disampingnya
Ya, itu dia Cinta. Perempuan yang
sedang menopang dagu itu. Yang diam-diam dikagumi oleh teman sekelasnya juga,
Febryan.
“Gue bosen, La. Daripada gini
bengong terus ga ada kerjaan, mending keluar aja. Tapi masih sejam lagi
bubarnya. Ngantuk banget gue -___- ” jawab Cinta
“hmmmm…” Ucap Lala
“kenapa lo ham hmm gitu?” tanya
Cinta
“gue mau ngasih tau sesuatu ke
lo, tapi gue takut salah. Gue yakin ini nyata, tapi berasa mimpi. Soalnya
kejadiannya itu sekejap banget!” Ucap Lala ragu
“ngasih tau apaan? Penting ga?
Kalo ga terlalu penting ga usah bilang deh. Gue ga tertarik” Jawab Cinta
Memang Cinta adalah tipe orang
yang cuek. Dia hanya peduli dengan sesuatu yang berhubungan dengannya, itu pun
juga jika penting sekali. Dia kurang peka terhadap sekitarnya. Mungkin terhadap
Febryan juga demikian. Makanya sampai saat ini Febryan belum berani
mendekatinya.
“ini itu pentiiiiinnggggg
bangeetttt!!! Pokoknya lo harus tau! Dan gue yakin kalo ini itu nyata!” Ucap
Lala meyakinkan
“Ya apaan Lala? Jangan bikin gue
penasaran deh!” Jawab Cinta
“Nih liat Cin..” Lala menunjukkan
sebuah foto
Sebuah foto yang membuat Cinta
terpaku sementara. Mungkin dia belum percaya, begitupun Lala. Namun foto ini
benar-benar menunjukkan. Ternyata… tweet yang kemarin tak sengaja Febryan tulis
itu terbaca oleh Lala, dan tanpa pikir panjang Lala pun langsung meng-screenshotnya
kemudian dia tunjukkan kepada Cinta.
“Lo mau nipu gue ya?” Ucap Cinta
“enggak Cin. Ini tuh beneran.
Kemaren gue liat sendiri di timeline gue ada tulisan ini. Terus langsung aja
gue screenshot buat gue liatin ke lo. Tapi disaat gue nge-refresh timeline nya,
tweet itu udah gaada. Kanyaknya langsung dihapus deh sama dia. Makanya tadi gue
bilang ini berasa mimpi.” Jawab Lala ngotot
“Ya berarti emang bener lo mimpi
!” Kata Cinta
Ketika mereka berdua sedang
berdebat, seseorang yang duduk di depan Cinta menoleh.
“Kenapa sih kalian berdua ribut
aja? Oh ya Cin. Gue punya berita yang ga bakal lo sangka! Lo tau ga, kemaren
tuh ……………………………….” Orang itu langsung nyamber menceritakan hal yang sama dengan
yang diceritakan Lala
“tuh kan Cin bener kan yang gue
bilang, Diana juga bilang gitu. Berarti itu beneran! Ciyeeee, wah Cin ga
nyangka gue! ” Ucap Lala
Lala dan Diana terus saja
menggoda Cinta hingga membuat dia mati gaya. Sementara Cinta masih bingung apa
yang harus dia lakukan setelah mengetahui hal ini. Apa dia harus tetap cuek,
atau mulai berinteraksi dengan Febryan. Karena Cinta pun saat ini sedang
berstatus jomblo.
*
“Kayaknya ga ada yang tau deh tweet itu. Toh
sampe sekarang gaada yang ngomong itu ke gue. Aman deh aman hahah.” Batin
Febryan sambil melihat sana-sini
Suasana kelas masih sama seperti
kemarin. Membosankan. Kemudian terpikir oleh Cinta untuk meminta sebuah film
agar tak mengantuk.
“Man, gue minta film dong. Bosen
nih ngantuk ga ada hiburan.” Ucap Cinta
“Nih pilih aja mau yang mana.
Film di gue mah komplit, dan gratis lagi.” Jawab Iman
Cinta pun duduk di samping Iman
memilih-milih filmnya itu. Tanpa sadar ia juga bersebelahan dengan febryan.
Sambil menunggu filmnya selesai dicopy itu, Cinta masih tetap duduk disana. Dan
ternyata….
“Hey, lo suka fitnes ya? Badannya
kekar gitu.. ” Tanya Cinta
Tiba-tiba Cinta memulai
percakapannya dengan Febryan. Di belakangnya Lala dan Diana terus saja
memperhatikan tingkah laku Cinta sambil tertawa lepas.
“ohh, iya, Cin. Aku suka.” Jawab
Febryan
“Suka apa? Suka gue?? “ Ucap
Cinta
“ehh itu eng….” Jawab Febryan
gugup
“hahaha bercanda lah. Jangan
dianggap.” Ucap Cinta sambil tertawa
Percakapan diantara mereka pun
terjadi untuk yang pertama kalinya. Hingga film selesai dicopy pun mereka tetap
mengobrol.
*
“Ternyata Febryan enak juga
diajak ngobrol..” pikir Cinta sambil tersenyum
“tapi emang beneran gitu dia suka
sama gue. Apa Lala sama Diana ga salah liat? Ntar malah gue yang disangka
ke-gr-an lagi. Gimana ya? Duuhh bingung gue!” batin Cinta
“hmmm.. tapi kayaknya dia emang
suka deh sama gue. Kali ini gue harus percaya sama duo LaDy itu! Sahabat pasti
ga bakalan ngebohongin sahabatnya, apalagi soal asmara.” Gumamnya
Malam itu Cinta terus saja
memikirkan langkah selanjutnya untuk membuktikan apakah benar Febryan memendam
perasaan padanya. Apa dia harus tetap diam dan menunggu sampai Febryan
menyatakan, atau dia yang harus ‘bertindak’. Entahlah…
*
Tiga minggu berlalu sejak Cinta
mengetahui hal itu. Namun sampai saat ini Febryan lah yang belum menyadarinya. Kini
intensitas percakapan diantara mereka jadi lebih sering dari biasanya. Febryan
pun tak mengira Cinta yang terkesan cuek menjadi lebih ramah padanya. Apalagi
seringkali Cinta yang memulai perbincangan diantara mereka.
“eh Cin, selama kita agak deket gini,
kamu ga kesambet kan?” tanya Febryan
“Hah? Kesambet? Maksud lo gue
kesurupan gitu. Apaan sih ngaco!” kesal Cinta
“bu.. bukan gitu Cin, maaf.
Maksudnya yang aku tau kan kamu orangnya cuek, ga pernah mau deket sama orang
kecuali sama sahabat kamu aja. Tapi sekarang kayaknya kamu lebih sering sama
aku daripada dua sahabat kamu itu.” Jawab Febryan gugup
“hmmm kok lo tau kalo gue
orangnya cuek? Lo diem-diem perhatiin gue ya?” Goda Cinta
“eng.. enggak kok. Tapi emang
bener kan cuek?” gugup Febryan
“ohh.. gitu. Sebenernya sih gue cuek kalo sama
sesuatu yang ga berhubungan sama gue. Tapi kalo sesuatu itu bisa bikin gue
nyaman, ya gue pasti peduli lah. Sama kaya Lala dan Diana, gue paling nyaman
berteman sama mereka, makanya gue selalu bareng-bareng ma mereka” Ucap Cinta
“hmmm berarti kamu nyaman dong
sama aku? Makanya kamu mau deket-deket sama aku?” Tanya Febryan sambil
tersenyum
“Menurut lo??” Jawab Cinta yang
kemudian pergi meninggalkan Febryan menuju kelas
“yes! Cihuuyyy!! Apa ini
tanda-tanda ya kalo gue harus nyatain perasaan gue ke dia. Nyesek juga gue
pendem tiga taun lebih perasaan ini!” Batin Febryan
Ia pun menyusul Cinta ke kelas
dengan perasaan optimis dan bahagia pastinya.
*
Seperti biasa hari dimana yang
entah kemana dosennya dan tak diijinkan pulang sebelum waktunya tiba. Suasana
kelas pun gaduh sekali. Namun keteganganlah yang dirasakan Febryan. Mungkinkah
dia akan….
“Mohon perhatian semua..” Ucap
Ketua Kelas yang berdiri di depan sambil memakai mikrofon
“Hari ini ada salah seorang teman
kita yang akan berbicara sesuatu di depan kita semua. Untuk itu mohon
perhatiannya. Silahkan.” Ketua Kelas pun mempersilahkannya ke depan
Kemudian Febryan bangkit dari
duduknya, dan berjalan ke hadapan seluruh mahasiswa.
“ayo Febryan, semangaattt!”
teriak Iman sambil tertawa
Semua yang ada di kelas bingung tak
tahu apa yang akan dilakukan Febryan, termasuk Cinta dan si Ketua Kelas yang
mempersilahkannya ke depan tanpa tahu maksudnya. Tapi tidak untuk Iman, sahabat
Febryan. Dan juga duo LaDy! Setelah mereka berdua memberitahu semuanya kepada Febryan,
akhirnya mereka bersekongkol dan mereka jugalah yang menyemangati Febryan untuk
berani melakukan hal ‘gila’ ini.
“Maaf semuanya saya mengganggu
waktu kalian. Kali ini saya berdiri di depan kalian bukan tanpa alasan. Saya disini
akan mengungkapkan sebuah ketulusan yang sejak lama saya pendam. Saya akan
menyatakan perasaan saya kepada seseorang yang special yang ada disini” Ucap
Febryan dengan gugup
Ciyeeee.. Siapa tuh.. Witwiiwww..
Seketika suasana kelas yang hening berubah jadi ramai bagai di pasar. Teriakan
dimana-mana dan siulan pun terdengar kencang.
“Oh my god Ciiinnn!
jangan-jangan….” bisik Lala pada Cinta meyakinkan
“Apaan sih lo!” Jawab Cinta
dengan ekspresi terkejut
Lalu Febryan berjalan dan
menghampiri…. ya! tak lain Itu Cinta. Diajaklah ia ke depan berdiri di hadapan
semua mahasiswa. Semua pasang mata tertuju pada mereka berdua. Tanpa basa-basi
Febryan langsung saja mengutarakan perasaannya.
“Cinta.. apa kamu mau jadi pacar
aku?” Ucap Febryan yang kemudian berlutut di hadapan Cinta dan mempersembahkan
sebuah bunga mawar merah.
Cinta hanya diam terpaku. Dengan
wajah terkejutnya ia seolah-olah bingung dengan apa yang akan dilakukannya.
Teriakan dimana-mana terdengar begitupun dengan siulan-siulan bagai burung yang
saling berkicau.
“Terima. Terima. Terima..”
demikian teriakan dari seluruh mahasiswa
Dengan detak jantung yang
dagdigdug tak terkendali, dan sepertinya mulutnya pun sulit untuk berkata-kata,
akhirnya Cinta menganggukkan kepalanya dan menerima mawar merah itu. Ia yakin
kalau Febryan akan membuatnya bahagia. Semua yang ada disana bertepuk tangan
atas pasangan baru ini.