find me on:

Wednesday, August 29, 2018

Interview Moments with Ryota Katayose

Today is 29th August 2018, Happy Birthday for Ryota Katayose!! Stay healthy, always happy and success dear! ^^


Di momen ulang tahunnya kali ini, mari mengenal lebih dekat dengan Ryota!! Dan biarkan saya menebar beberapa interview Ryota Katayose dari berbagai media cetak. Sumbernya saya dapat dari livejournal: https://bani-chan90.livejournal.com/ disana banyaakk interview tentang GENERATIONS (semua member) dengan terjemahan Bahasa Inggris. Thank you so much! Dan sekarang yang akan saya bagikan adalah interview khusus Ryota saja yang telah saya pilih-pilih dan kemas sedemikian rupa *halah* kemudian saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. ↓

**
  • 3 hal yang kamu tidak akan bisa hidup tanpanya?
1. GENERATIONS
Untukku, ini benar-benar anugrah besar di setiap hariku. Jalan hidupku bukan dimanapun, melainkan disini. Perasaan itu selalu aku dapatkan ketika bermusik sebagai grup. Aku berpikir karena GENERATIONS adalah tempat yang sungguh-sungguh, disana banyak sekali bagian dari diriku yang dapat berkembang.

2. Makanan yang Enak
Aku merasa tidak baik ketika perutku lapar, saat itu terjadi sesuatu seperti, "Mari pergi mencari makanan!". Dan terutama yang penting itu "enak". Makanan yang aku suka adalah yakitori. Baru-baru ini ketika aku pergi dengan member untuk makan yakitori, aku bisa menghabiskan delapan.

3. Smartphone
Jika tidak ada smartphone, aku akan benar-benar khawatir. Aku tidak pernah lupa untuk membawanya, kadang-kadang itu malah lebih penting daripada dompetku (hahaha). Disana ada kontak relasi pekerjaan, dan sejak situasi pekerjaanku dapat berubah dengan cepat dalam sehari, aku takut bahwa aku akan kehilangan info itu. Mungkin ini seperti penyakit era modern, tapi jika aku tidak memegangnya, aku akan merasa cemas.

  • Variety Show Terbaikmu?
Documental
Variety show yang membuatku tertarik adalah Documental yang tayang di TV internet. Itu adalah program Matsumoto Hitoshi-san. Di program itu 10 penghibur entertainment berkumpul dan setiap dari mereka membawa 1 juta yen, lalu mereka akan membuat yang lainnya tertawa. Mereka akan tersingkir jika mereka tertawa sebanyak tiga kali, dan satu yang bisa diam sampai akhir tanpa tertawa akan membawa pulang semua uang. Menonton ini sendirian di rumah, aku tertawa dengan keras. Ini juga menyenangkan untuk menonton acara ini dan mencoba tidak tertawa dengan orang lain di sekeliling, sama seperti ketika sedang traveling (hahaha).

  • Diantara member, siapa yang paling sering keluar denganmu?
Jika itu keluar untuk makan, mungkin Hayato. Aku adalah tipe yang suka pergi sendiri, tapi karena waktu untuk keluar dengan semuanya adalah sesuatu yang berharga juga, sesungguhnya aku ingin mereka mengajak aku keluar! (hahaha)

  • Barang favorit terbaikmu?
Balenciaga Triple S (sepatu). Itu memberiku kenyamanan saat memakainya.

  • Ingatan terbaikmu dalam 5 tahun ini?
Mungkin itu adalah World Tour. Bernapas di udara yang sama dengan setiap orang, merasakan sesuatu yang baru, ikatan kita menjadi kuat.

  • Apa yang kamu pikirkan selama pertunjukkan?
Aku berpikir tentang banyak hal, tapi paling banyak aku berpikir tentang apapun yang harus aku lakukan agar membuat penggemar menikmati penampilan kita. Dan melihat wajah penggemar pun, aku berpikir tentang itu.

  • Jika kamu memiliki beberapa kekhawatiran terkait pekerjaanmu, apa yang akan kamu lakukan?
Aku akan meminum sake untuk penyegaran. Meskipun itu tidak akan memecahkan masalahku, minum sake akan membuatku merasa plong. Itu tidak berarti ketika aku tidak memiliki masalah, tapi kesimpulan tidak akan datang ketika aku punya masalah. Waktu yang aku keluarkan untuk berpikir tentang itu selama minum adalah penting.

  • Pilih member yang akan berubah ketika dia meminum alkohol!
Salah satunya mungkin aku... Meskipun aku sering terlihat tenang, aku bisa menjadi sangat berisik (ketika mabuk). Aku akan sangat bergairah (hahaha).

  • Ketika kamu kembali ke kampung halamanmu Osaka, apa makanan yang harus kamu makan?
Itu adalah tempura dari Kamabokoyasan di kampung halamanku. Disana banyak jenis-jenis tempura, jadi ketika kita (GENERATIONS) tampil di Osaka, aku berkata pada ibuku agar membawakan mereka makanan. Dan tempura itu terkenal diantara member-member juga.

  • Sebutkan peran member dalam silsilah keluargamu!
Ayah: Ryuto-kun
Ibu: Alan-kun
Anak laki-laki pertama: Reo
Anak laki-laki kedua: Ryota
Anak laki-laki ketiga: Hayato
Sepupu: Yuta-kun
Maskot keluarga: Mandy-san


~~About Love~~

  • Apa tipe wanita idealmu?
Orang yang serius, seseorang yang peduli.

  • Apa bagian dari wanita yang kamu sukai?
Aku selalu menyukai rambut. Aku menyukai yang simpel, lurus dan cantik. Rambutnya panjang, aku kira. Karena rambut adalah bagian dimana aku bisa merasakan kefeminimannya. Itu penting untuk peduli tentang hal ini.

  • Diantara lagu dalam album SPEEDSTER, apa lagu yang ingin kamu nyanyikan ketika disekelilingmu ada wanita?
"Gimme!" Tampaknya itu bagus!

  • Apakah pakaian renang atau yukata yang kamu sukai untuk dipakai oleh wanita?
Memakai pakaian renang itu bagus, aku kira. Banyak desain yang bagus.

  • Apa yang akan kamu lakukan untuk melamar wanita?
Aku tidak akan melakukan itu dengan mencolok. Mungkin saat kita menonton TV di ruang tamu, aku akan mengatakan itu tanpa menunda di hari perayaan kita.

  • Tolong ceritakan tentang upacara pernikahan idealmu!
Memilih pernikahan di luar negeri. Kota di selatan akan menjadi bagus.

  • Apa memori cinta dari hari-harimu saat menjadi murid sekolah?
Saat juniorku yang seorang perempuan berkata, "Tolong beri aku kancingmu..", tapi aku tidak memberikan itu padanya (hahaha).

  • Jika kamu adalah wanita, siapa yang akan kamu kencani diantara member?
Yuta-kun! Aku rasa dia adalah yang paling jujur.

  • Dalam presentase, berapa pertimbangan sisi luar dan sisi dalam seseorang?
50:50. Seseorang yang rapi, pembawaannya dewasa dan kepribadian bercahaya itu bagus.

  • Tolong ceritakan pendapatmu tentang hubungan terbaik dengan pasangan?
Hubungan yang memberi dan menerima. Dengan kata lain ini ketika kita bisa berbicara tentang sesuatu apapun, peduli satu sama lain, itu akan menjadi motivasi dalam menghadapi pekerjaan.

  • Poin terbaikmu sebagai seorang kekasih?
Aku akan mendengarkan masalah dia. Aku biasanya mendengarkan masalah member. Aku juga suka memikirkan tentang itu. Jadi aku akan menjadi pendengar yang baik. Jika disana ada sesuatu yang bisa aku lakukan, aku akan membantu dan kita bisa memikirkan solusi yang terbaik bersama-sama.

  • Apa rencana idealmu untuk kencan di musim panas?
Kencan Barbeque itu bagus. Aku juga ingin menaiki Enoden (kereta). Makan di kafe dengan melihat pemandangan laut, lalu minum bersama kemudian mabuk..

  • Imajinasimu untuk kencan romantis yang terbaik?
Restoran tingkat tinggi di Shanghai sungguh bagus. Jadi itu akan menjadi makan malam di restoran dengan menikmati pemandangan yang indah dari lantai 80.

  • Selama berkencan, pilih salah satu: menggenggam tangan atau mengaitkan ke lengan?
Aku lebih memilih menggenggam tangan.

  • Panggilan apa yang kamu inginkan dari kekasihmu?
Aku ingin dipanggil "Ryota".

  • Apa aksesoris yang akan kamu berikan sebagai persembahan untuk kekasihmu?
Sesuatu yang sesuai dengan setelan mungkin baik.. Mungkin aku akan memberikan sesuatu yang kecil dan simpel. Warnanya yaitu pink keemasan.

  • Kekasihmu menangis, apa yang akan kamu lakukan untuk menenangkan dia?
Aku akan bertanya penyebabnya, dan pastinya akan mendengarkan cerita dia.

  • Jika kamu punya perselisihan dengan kekasihmu, apa yang akan kamu lakukan untuk berbaikan dengannya?
Aku akan bertanya padanya, 'Apa yang ingin kamu makan?" , lalu aku akan mengajak dia keluar untuk makan makanan yang enak.

  • Di pagi hari, jika kekasihmu masih tertidur disampingmu, apa yang akan kamu lakukan untuk membangunkannya?
Aku akan menggelitikinya. Karena aku khawatir perasaannya akan memburuk jika aku tiba-tiba membangunkan dia, aku menyukai untuk membangunkannya secara perlahan.

  • Jika cinta diibaratkan sejenis makanan, akan menjadi apakah itu?
Masakan Jepang. Bagaimanapun, cinta memiliki gambaran "organik", jika itu baik untuk tubuh kita, maka itu baik untuk dimiliki.


-Waktu ketika aku berpikir bahwa seseorang telah menarik perhatianku itu sering dimulai dengan "aroma". Ketika seseorang memiliki aroma yang bagus, aku pikir aku akan sedikit menyukai dia. Aroma dari parfum yang menyebar di udara, dan aku adalah tipe yang bisa tertarik dengan sesuatu seperti, "Ah, apa ini.. perasaanku melayang!". Seperti orang dengan aroma yang menyegarkan. Ada momen ketika aroma yang bagus berhembus disekeliling. Momen sejenis ini akan membuat hatiku berdebar. Jika aku berkencan dengan seseorang, aku berpikir hubungan kita dimana, "Kita berdua bisa melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita" itu bagus. Ketika dia ada masalah, aku akan melakukan yang terbaik untuk mendorongnya. Jadi kita bisa lebih mempererat hubungan satu sama lain. Ketika dia merasa depresi, aku pasti terus mendukung dia jadi dia akan merasa positif.-

**
*sumber interview:
-JJ Magazine Mei 2016
-JELLY Magazine Mei 2016
-JELLY Magazine Februari 2018
-Mini Agustus 2017
-CanCam Agustus 2017
-Steady Magazine Februari 2018
-Steady Magazine Mei 2017
-Steady Magazine Juli 2017
-HOT PEPPER Agustus 2017
**

HAPPY BIRTHDAY!!!




















Sunday, August 26, 2018

Fan Fiction: Story (6)


Part 6: Into You
(Kazuhara Ryuto, Sano Reo, Sekiguchi Mandy)

Siang ini bosan kurasakan. Jam istirahat telah selesai begitupun pekerjaanku. Namun waktu pulang masih terhitung lama. Aku terpenjara di ruangan kotak pencari nafkah ini tak bisa pergi kemana-mana. Jika nekat? Teguran bos bahkan surat peringatan melayang. Mengobrol dengan rekanku pun mustahil karena mereka masih memiliki kesibukan. Mau tidur? Aku tak pernah bisa melakukan itu. Mengotak-atik ponsel adalah jalan satu-satunya. Tapi tetap saja tak asyik, hanya membuka sosial media, menscroll terus menerus, itu saja. Aku coba mengechat Asuka, belum ada balasan. Begitupun dengan Angel, walau nanti malam kami bertiga sudah ada janji bertemu sih. Sempat ku terpikir Katayose-kun, tapi saat kumelihat pada story instagramnya, hari ini dia sedang syuting. Jadi aku tak boleh mengganggu dia. Aku membayangkan satu nama, tapi sungguh tak mungkin bagiku untuk menghubunginya. Membosankan...

~Big City Rodeo.. Rodeo.. Rodeo..~~~

Ponsel berdering. Satu nama yang kubayangkan itu adalah si penelepon. Oh my God! Aku coba mengucek-ngucek mata dan memang nama itulah yang muncul.

"Moshi-moshi.." angkatku pelan.

"Konnichiwa Midori-san! Apa aku mengganggu?" tanyanya.

"Tidak! Aku tidak sibuk. Ada apa Kazuhara-san?" tanyaku. Untuk yang pertama kalinya dia meneleponku. Di waktu yang pas sekali. Saat aku bosan dan merasa sendiri dia tiba-tiba hadir menemani.

"Eee anoo.. apa lukamu sudah sembuh?" tanyanya lagi.

"Kau baru menanyakan itu sekarang? Ini sudah hampir seminggu, lukanya pasti sudah sembuh lah.." jawabku meninggi.

"Gomen gomen.. akhir-akhir ini aku sibuk sekali. Jangan marah." jawabnya.

"Hahaha aku bercanda Kazuhara-san! Untuk apa aku marah, kau bukan siapa-siapaku.." tawaku. Tapi sejujurnya aku sedikit kecewa karena dia baru menghubungiku sekarang. Sejak pesan pertama yang dia kirimkan itu, dia tak pernah mengirimiku pesan lagi dan menanyakan keadaanku. Tapi mungkin aku yang terlalu berharap tinggi padanya. Sudahlah..

"Kalau aku jadi siapa-siapanya Midori-san bagaimana? Marah kah?" ucapnya.

"Memangnya kau mau jadi siapanya aku? Hahaha.. Ehh tapi Kazuhara-san sudah jadi temanku sih." jawabku.

"Hai aku memang temanmu.." ucapnya tertahan.

"Nanti malam aku akan berkunjung ke tempatmu. Bolehkah?" tanyanya lagi.

"Hmm boleh sih.. udah ada janji sama Taishi?" tanyaku.

"Iie.. aku ingin ke sana saja." balasnya.

"Hmm apa kau ingin bertemu denganku? Hahaha" candaku.

"Ya.. aku merindukanmu.." jawabnya lembut.

"Ehh?? Chotto.. Candaanmu gak lucu.. Apaan sih.." balasku mengelak tapi malah senyum-senyum dengan hati yang berdebar.

"Kau selalu membuat semua jadi candaan saja.. Hmmm" ucapnya lemas.

"Apa sih!! Udah ah.. Oh iya! Nanti malam pun Asuka dan Angel bakal datang ke tempatku." ucapku memberitahu.

"Oh kau sudah ada janji dengan mereka? Yasudah aku tunda saja dulu.." balasnya.

"Gak gitu juga kali... Kazuhara-san datang saja, kita kumpul rame-rame. Banyak orang semakin seru kan? Taishi juga ada kok.." ajakku.

"Hai hai aku akan tetap datang. Apa aku bawa makanan saja dari sini?" tanyanya.

"Tidak perlu Kazuhara-san.. Aku berniat memesan pizza langgananku. Kau tinggal datang saja.." balasku.

"Baiklah.. Kalau begitu sampai jumpa nanti malam.." ucapnya berniat menyudahi percakapan kami.

"Tunggu! Apa Kazuhara-san sudah tidak ada keperluan lagi denganku?" tanyaku yang enggan mengakhiri percakapan kami.

"Aku rasa tidak.. Kenapa? Midori-san ingin bicara sesuatu?" tanyanya.

"Tidak.. Baiklah,, sampai jumpa.." kami pun mengakhiri percakapan ini. Sulit sekali untukku berkata bahwa aku masih ingin berbicara dengannya. Aku benci dilanda kebosanan dan kesendirian ini. Tapi rasanya mulutku terkunci rapat untuk mengatakan isi hatiku padanya. Huaahh

Jam pulang tiba. Sepertinya Tuhan mendengar doaku tadi, beberapa saat setelah aku selesai bertelepon, pekerjaan yang baru pun datang. Meskipun hanya secuil dan aku mampu menyelesaikan kurang dari dua jam, tapi itu bisa menolongku. Syukurlah..

Malam harinya di tempatku, Asuka dan Angel telah datang. Mereka akan menginap malam ini. Kemudian Kazuhara-san pun tiba juga. Kami berkumpul di ruang tengah sambil menunggu pesanan yang diantar.

Ting tong~ ting tong~

"Selamat malam! Pesanan tiga kotak pizza berukuran jumbo telah datang." ucap si pengantar itu.

"Arigatou Yumi-chan!" jawabku.

"Douitashimashite! Kayaknya Moriyama-san lagi ngadain pesta? Tumben pesannya banyak." tanyanya lagi.

"Bukan pesta sih, aku cuman lagi kumpul aja sama temen-temen. Yumi-chan mau ikut? Yuk! Kita makan bareng." ajakku. Pizza yang diproduksi di tempat dia bekerja adalah langgananku. Dan orang yang berlangganan untuk mengantarkan pesanan ke tempatku adalah Yumi-chan. Aihara Yumi. Makanya lambat laun aku mengenal dia dan sering mengobrol. Ia berusia sama dengan adikku bahkan menempuh pendidikan kuliah di tempat yang sama walau berbeda jurusan sambil bekerja part time. Aku bangga dengan gadis ini. Sempat ingin kudekatkan dengan Taishi tapi dia mengatakan bahwa dia telah memiliki kekasih. Akupun mengurungkan niat itu.

"Maaf aku gak bisa Moriyama-san.. Masih banyak pekerjaan. Kapan-kapan aja yaa hehe.." balasnya. Dia pun berpamitan padaku.

"Pizza dataanngg~~~" ucapku pada mereka.

"Eh? Aku sering memakan pizza ini. Temanku suka memesannya.." ucap Kazuhara-san.

"Hmmm ini memang enak sih.." balasku.

"Nee-chan kok lama sih! Itu yang nganter pasti Yumi kan? Makanya ngobrol dulu.. Kebiasaan!" kesal adikku.

"Bawel banget! Kamu gak suka apa sama dia? Hmm coba kalo dia gak punya pacar, udah aku jodohin sama kamu tuh!" balasku pada Taishi.

"Yumi.. Pizza.. aku ingat sesuatu.." gumam Kazuhara-san.

"Ryuto-san bicara apa?" tanya Angel.

"Iie.. bukan apa-apa.." jawabnya.

"Ano Ryuto-san.. Makanan kesukaan Alan-san apa? Aku punya referensinya, tapi ingin memastikan aja." tanya Asuka.

"Hmmm aku rasa dia suka apa saja, kecuali tomat." jawabnya.

"Hai aku tau sekali tentang itu.. Padahal ajak dia ke sini aja, aku ingin bertemu idolakuuu.." ucap lagi Asuka nyaring

"Bukannya lo udah sering liat dia tampil live kan? Belum ketemu dari mananya coba.." sambarku.

"Bukan kayak gitu Mi-chan! Gue pengennya ketemu deket gini, ngobrol bareng, makan bareng.. Ryuto-san tolong pertemukan kami, Angel-san tolong! ya Tuhaaann kabulkan doaku!" ucap Asuka si fangirl heboh yang semakin ngawur ini. Kami hanya tertawa saja melihatnya.

"Stres nih orang! Udah kelaperan jadinya gini nih.. Yuk makan." ajakku.

Kami menikmati makanan ini. Bercerita pula. Sesekali membuat permainan agar suasana tak membosankan. Menonton televisi bersama juga. Lalu ponselku yang ada di dekat Angel berbunyi,

"Mi-chan! Nih pangeran jerapah lo telepon.." ucap Angel.

"Siapa? Pangeran apaan?" balasku. Aku mengangkatnya kemudian pindah ke kamar.

"Mi-chan dan Ryota-san makin deket yaa.. Mereka pacaran gak sih? Mi-chan gak mau cerita sama aku." ucap Asuka.

"Tau deh.. Ryuto-san! Taishi-kun! Apa kalian tau sesuatu?" tanya Angel.

"Itu bukan urusanku.." jawab Kazuhara-san singkat.

"Apa sih yang gak diketahui seorang Taishi? Semuanya aku tau, tapi rahasiaaa hahaha" ucap Taishi.

"Percuma lah nanya sama bocah ini. Malah bikin emosi." kesal Asuka.

"Ano.. aku harus pulang sekarang, ada urusan mendadak. Sampaikan salamku untuk Midori-san." Kazuhara-san pun terburu-buru pulang.

Angel dan Asuka saling pandang kebingungan pada sikap Kazuhara-san dan Taishi malah asyik sendiri menikmati pizza. Aku masih bertelepon dengan Katayose-kun. Seperti biasa, menanyakan kabar, kesibukan dan hal lainnya. Sekitar satu jam berlalu kami mengakhiri obrolan dan aku keluar dari kamar menemui yang lainnya lagi. Kulihat satu orang menghilang dari sini.

"Kazuhara-san mana?" tanyaku.

"Dia udah pulang dari tadi, katanya ada urusan mendadak, dia titip salam juga sama lo." jawab Asuka.

"Gue ngantuk nih, tidur duluan yaa." ucap Angel diikuti Asuka juga. Mereka ke kamarku duluan sedangkan aku masih berdiri mematung di ruang tengah dengan Taishi.

"Nee-chan harusnya tau kenapa Kazu-senpai tadi pulang.." ucap Taishi.

"Tau apa?" tanyaku.

"Belum sadar juga? Otak Nee-chan kayaknya lemot buat hal ini. Cari tau sendiri lah jawabannya.." Taishi pun ikutan masuk ke kamarnya.

"Bakayaro! Dia ngomong apaan sih? Gak jelas banget." keluhku sambil membersihkan ruang tengah. Hubungi tidak yaa.. Hubungi tidak yaa.. Aku ingin menanyakan langsung mengapa dia pulang tiba-tiba, tapi nyaliku masih saja ciut seperti tadi siang. Bodo lah!

**

Beberapa hari kemudian.

Tak biasanya aku tak langsung pulang saat aktivitas kantor berakhir. Setelah makan bersama kerabat, hari ini aku ingin sejenak pergi ke taman kota dahulu sendirian. Menghirup udara malam hari tidaklah buruk juga. Bisa menyegarkan pikiranku yang baru saja menyelesaikan pekerjaan melelahkan di akhir bulan. Dan besok libur, aku bebas! Orang berlalu lalang datang ke sini. Tak terkecuali pasangan juga. Aku terus berjalan mengitari keindahan tempat ini, lalu kurasakan sesuatu mendarat di punggungku dengan keras.

"Itaaaaaiii!!" sakitku. Kumelihat sebuah kaleng tergeletak di sana.

"Kampret banget!! Siapa sih yang ngelempar kaleng?" aku masih kesal sambil melihat ke sana-ke mari. Lalu seseorang menghampiriku meminta maaf,

"Sumimasen! Sumimasen! Aku benar-benar tidak sengaja! Maafkan aku! Anda baik-baik saja?" ucapnya membungkuk

"Sakit taauuu!!" kesalku.

"Hontou ni sumimasen!" ucapnya lagi yang kini sambil melirik ke arahku.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Itu membahayakan orang! Kaleng ini bekasmu kan? Harusnya kamu buang ke tempat sampah, bukan dilempar ke mana saja. Dasar anak nakal!!" aku terus mengomel saat tahu ternyata seorang anak laki-laki lah yang ada di hadapanku. Walau lebih tinggi dia sedikit daripada aku, tapi wajahnya begitu imut. Berponi dan dia memakai sweater oversize dengan pelindung kepalanya menutupi rambut. Anak labil seperti dia memang harus diberi peringatan agar tak menjadi liar nantinya.

"Aku kan sudah meminta maaf.. Aku tidak sengaja.." jawabnya.

"Hai.. hai.. Pulanglah! Orangtuamu pasti khawatir." ucapku.

"Ehh? Orangtuaku tidak di sini.. Aku tinggal sendiri.." dia kebingungan mendengar ucapanku. Aku pun ikutan bingung dengan jawabannya.

"Lah nih bocah berani juga hidup jauh dari ortunya.." batinku.

"Ano.. Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau aku traktir minum?" ajaknya.

"Kamu punya uang untuk mentraktirku? Sebaiknya ditabung saja untuk masa depanmu.." ucapku.

"Aku punya uang. Tenang saja." balasnya terlihat agak kesal. Anak itu pun membawaku ke sebuah cafe di dekat sini.

"Sekali lagi tolong maafkan aku.. Hmm nama anda siapa? Namaku Sano Reo." ucapnya langsung mengenalkan diri.

"Baiklah.. sudah aku maafkan. Namaku Moriyama." jawabku masih jutek. Lalu pelayan datang siap untuk mencatat pesanan.

"Moriyama-san boleh pesan apapun sesuai keinginanmu. Semuanya aku yang bayar.." tawarnya.

"Kamu pasti anak orang kaya yang suka menghambur-hambur uang orang tuamu kan? Hmmm." tudingku sambil melihat-lihat menu. Dia tak menjawab.

"Ini orang beneran gak kenal gue apa? udah ngenalin diri pun dia tetep gak tau gue." batinnya kesal.

"Aku tidak lapar sih.. Aku pesan bir saja.." ucapku.

"Baiklah. Tolong dua gelas bir." ucapnya pada pelayan.

"Ehh tidak! Cukup satu gelas saja. Aku tak ingin mabuk." timpalku.

"Satu lagi untukku. Aku juga ingin minum bir.." jawabnya. Pelayan pun meninggalkan meja kami.

"Ano.. Bukankah anak dibawah umur dilarang 'minum'?" tanyaku pada bocah di depan.

"Akuuuu?? Umurku sudah 22 tahun.. Yang benar saja anak dibawah umur.." jawabnya sedikit nyolot.

"Uso?! Kamu masih anak-anak kan Sano-kun!" aku sangat kaget mendengar pengakuannya.

"Untuk apa aku berbohong. Pertama, aku bukan anak-anak. Kedua, aku sudah lama tinggal sendiri disini. Dan ketiga, aku sudah bekerja dan memiliki uang sendiri." jelasnya menunjukkan kartu identitas.

"Souka.. Hehehe.. Jadi aku salah.." ucapku ketawa-ketiwi.

"Tidak apa-apa Moriyama-san.. Memang berapa usiamu sekarang?" tanyanya.

"Tahun ini umurku 24." jawabku.

"Oiii di sini!" Sano-kun memanggil seseorang sambil melambaikan tangannya. Sepertinya dia mengundang oranglain juga.

"Oiii what's up bro!" dia dan temannya saling toss menyapa.

"Loh, Mandy-san?" ucapku saat melihat temannya itu.

"Loh, Moriyama-san? Sedang apa di sini bareng Reo?" tanya dia.

"Kalian saling kenal?" tanya Reo.

"Jadi Moriyama-san ini temennya pacar gue, terus dia temennya Ryota juga. Itu tuh cewek yang diceritain dia waktu di rumah Hayato." ucap Mandy-san.

"Ooohhhh jadi Moriyama-san orangnya? Souka souka.." ucap Reo.

"Cerita apa? Terus Mandy-san dan Sano-kun berteman kah?" giliran aku yang bertanya meminta kejelasan.

"Bukan cerita apa-apa! Hehe.. Ahh aku dan Reo satu grup. Kami GENERATIONS, barengan Ryota juga." jelasnya.

"Eh? GENERATIONS? Hontou ni? Sano-kun artis dong?" tanyaku. Mandy-san mengangguk. Aku mulai mengingat wajah Sano-kun yang pernah kulihat di rumah Komori-san waktu itu.

Pelayan datang membawakan pesanan dan mencatat pesanan Mandy-san juga.

"Sebentar, aku haus.. Aku ingin minum dulu.." ucapku yang meneguk habis setengah gelas besar bir.

"Gilee tadi gue udah marah-marah sama ini anak, ternyata dia artis toh. Ntar kalo gue dilaporin ke polisi atas perbuatan tidak menyenangkan gimana? Kalo gue dipenjara gimana? Masa depan gue gimana? *enggak deh ini lebay wkwk* " panikku dalam hati.

"Men-san! Lo tau gak! Tadi gue habis dimarah-marahin sama Moriyama-san." ucap Sano-kun.

"Itu.. Aku memarahinya juga dengan alasan. Dia melempar kaleng kosong dan mengenai punggungku dengan keras. Pasti sakit kan? Makanya aku marah.." jawabku membela diri.

"Aku tidak melempar, tapi aku menendangnya.." ucapnya lagi.

"Laahh menendang lebih parah dari melempar. Gimana sih nih bocah.." balasku lagi.

"Lagian lo ngapain sih Reo kurang kerjaan banget nendang-nendang kaleng gitu?" tanya Mandy-san.

"Gue iseng aja sih.." jawabnya mengalihkan pandangan.

"Sebenernya gue lagi galau.. Tapi gue gak mau cerita.." ucapnya dalam hati.

"Ohh iya! Masa gue dibilang anak-anak juga sama Moriyama-san." lanjutnya seperti seorang anak yang sedang mengadu pada bapaknya.

"Habisnya mukamu itu sangat imuuttt.. Sano-kun lebih imut daripada adikku yang baru berumur 20 tahun." balasku gereget.

"Lo kan emang bocah, gak usah protes lah hahaha." canda Mandy-san.

Kami terus mengobrol di cafe bertema alam ini. Sesekali Mandy-san menanyakan tentang hubunganku dan Katayose-kun, akupun sebaliknya menanyakan hubungan dia dengan Angel. Sedangkan Sano-kun jadi lebih banyak diam dan terus 'minum' menghabiskan tiga gelas bir sampai dia mabuk. Dalam keadaan tidak sadarnya, aku mendengar dia menyebut sebuah kata yang kukira itu adalah satu nama.

"Yui? Dare desu ka?" tanyaku pada Mandy-san.

"Yumi.. Dia mantan pacarnya Reo.." jawab Mandy-san.

"Apa anak ini gagal move on?" tanyaku lagi.

"Sepertinya.. Tapi dia gak mau cerita-cerita tuh.." jawabnya.

"Souka.." balasku. Tak lama aku pun berpamitan pulang pada mereka walau Sano-kun masih tampak mabuk berat.

Esok harinya.

Sudah sore tapi cuaca tetap panas terik. Aku ingin membeli eskrim ke minimarket sebelah apartemen. Di pertengahanku menuju ke sana, aku berjumpa Yumi-chan yang sedang mengantarkan pesanan ke penghuni lain apartemen. Dari halaman depan terlihat motor kerja Yumi-chan terparkir di sisi jalan. Lalu mataku tertuju pada satu orang mencurigakan yang menghampiri kendaraan itu. Memakai jaket motif belang namun wajahnya tertutup. Aku perhatikan dulu gerak-gerik dia dan sepertinya orang itu menyimpan sesuatu di dalam kotak tempat penyimpanan pizza. Setelah itu si misterius pun berlari meninggalkan tkp sebelum aku sempat meneriakinya.

"Siapa itu? Pencuri? Penjahat? Apa orang itu mau mencelakai Yumi-chan?" aku berbicara sendiri dengan posisi diam berdiri. Lalu seseorang menepuk pundakku,

"Moriyama-san? Lagi ngapain diem disini? Bukannya mau ke minimarket?" tanya Yumi-chan.

"Tadi.. aku lihat orang mencurigakan di dekat motormu.." jawabku.

"Aahh pasti dia lagi!" timpalnya.

"Siapa? Dia orang jahat?" tanyaku. Aku dan Yumi-chan pun menuju ke motornya dan mengecek apa yang dia taruh disana. Setangkai bunga mawar dan kertas bertuliskan "daisuki" lah yang kami temukan.

"Apa sih yang dia mau? Selalu mengikutiku. Selalu menyimpan ini. Perasaanku gak akan berubah." Yumi-chan menggerutu kesal.

"Kamu punya penggemar rahasia? Sugoi.." ucapku yang malah memuji.

"Dia.. dia mantan pacarku Moriyama-san.." jawabnya lemas.

"Oh? Apa dia masih menyukaimu? Emang kenapa kalian putus?" tanyaku lagi kepo.

"Hmmmm.." gumamnya.

"Yasudah, lebih baik Yumi-chan aku dekatkan aja sama Taishi, biar dia gak mengganggumu lagi. Kamu mau?" tanyaku coba menghiburnya.

"Gomen Moriyama-san, aku gak bisa.." jawabnya makin lemas.

"Hmm berarti kamu pun masih menyukainya. Ceritakanlah.. Aku yakin itu bisa mengurangi beban Yumi-chan." ucapku menenangkannya.

"Dia.. orang terkenal. Aku rasa aku gak pantas bersama dia, makanya aku akhiri hubungan ini." balasnya.

"Maksudnya pacarmu itu artis?" tanyaku lagi. Dia mengangguk.

"Apa status sosial sangat berpengaruh buat hubungan kalian? Kita semua sama saja.." ucapku.

"Tapi dia sungguh terkenal. Penggemarnya pun banyak. Keluarganya juga pasti berkecukupan. Sedangkan aku? Dari keluarga yang biasa saja dan pekerjaanku pun hanya seperti ini.." jawabnya.

"Etto.. kisahmu itu kayak di film-film aja yak? hehehe." candaku berniat meredakan kegelisahannya.

"Kalo film pasti berakhir bahagia Moriyama-san.. Nah ini? Kisahku jauh dari kata bahagia.." balasnya muram.

"Tapi bukankah Yumi-chan juga kuliah? Aku yakin kamu gak akan selamanya bekerja seperti ini kan? Setelah lulus kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih, bahkan di perusahaan besar. Atau malah nanti kamu bisa membangun perusahaan sendiri. Kamu pun bisa membantu orang tuamu juga." jelasku coba memotivasinya.

"Entahlah.. Tapi aku rasa hubungan ini emang harus berakhir." balasnya.

"Siapa dia?" tanyaku ingin mengetahui orangnya.

"Dia member GENERATIONS, namanya Sano Reo. Ini..." jawabnya sambil menunjukkan foto dia yang ada di ponselnya padaku.

"Heh?? Anak ini? Anak ini yang semalam kan? Oohhh jadi selama ini pacarnya Yumi-chan itu dia? Dan GENERATIONS lagi? Kenapa sekarang nama itu selalu menghantui kehidupan gue sih?!!" batinku rasanya seperti di bom bertubi-tubi.

"Ohh souka.. souka.. Aku tau dia.. iyaa artis.." balasku pelan coba menyembunyikan kekagetan.

"Moriyama-san pasti tau dia lah.. Bahkan semalam pun kita sempet ketemu di taman kota, tapi aku meninggalkannya.. Aku kira dia akan kesal, tapi salah, dia tetap aja bersikeras.." jelasnya lagi.

"Taman kota? Semalam? Laaahh jadi dia ada disana karena ini? Terus kesal? Nendang kaleng? Kena gue? Kusoooo!" batinku lagi mulai kesal.

"Yasudah Moriyama-san, aku permisi dulu ya. Aku harus melanjutkan pekerjaan.. Terimakasih udah mau dengerin curhatanku hehe.." ucapnya pamit.

Aku melanjutkan pergi ke minimarket sambil tak habis pikir tentang mereka berdua. Di dalam sana sepi, aku menuju rak makanan dulu sebelum ke eskrim. Entah kebetulan lagi atau memang takdirku seperti ini, aku melihat si misterius berjaket motif belang yang tadi ada di sana. Dengan postur tubuh yang sama, sekarang aku yakin kalo dia adalah si bocah semalam. Kudekatinya dan berbisik,

"Ketahuan! Sano Reo.. Kau bersembunyi disini ternyata.." bisikku.

"Eehh?? Siapa?" kagetnya menjauhiku.

"Moriyama-san kan? Bagaimana bisa tau?" tanyanya.

"Apa sih yang aku gak tau? Hubunganmu dan Yumi-chan pun aku tau.." ucapku sambil memilih makanan.

"Eee? Kau mengenalnya? Kok bisa?" tanyanya lagi kemudian mendekatiku.

"Yaaa aku sangat mengenalnya. Aku dan Yumi-chan berteman dekat. Tentang kebiasaanmu mengikuti dia pun aku tau. Seperti yang barusan terjadi.." balasku dengan yakin.

"Benarkah???" ucapnya terkejut lagi.

"Hai! Kamu pasti akan membutuhkan pertolonganku supaya bisa dekat lagi dengannya.." ucapku pede.

"Hmmm enggak kok. Itu urusanku, aku bisa mengatasinya. Aku cuman kaget Moriyama-san tau tentang Yumi." balasnya.

"Sok banget sih.. Yakin? Kalo gak mau yasudah. Aku berniat mendekatkan Yumi-chan dengan adikku. Toh dia jomblo kan sekarang?" balasku memanasinya.

"Jangan! Dia milikku!" ucapnya tegas.

"Jadi?" tanyaku tersenyum miring.

"Ano Moriyama-san.. hehehe.." ucapnya cengengesan sambil menggaruk kepala.

"Hmm baiklah.. Sano-kun tunggu saja kabar selanjutnya dariku." Ucapku. Dan dia pun memberikan kontaknya padaku. Sebenarnya ini bukan urusanku sama sekali, tapi aku ingin membantu dari sisi Yumi-chan karena aku mengenalnya dengan baik. Dan hubungan mereka memang harus dipersatukan kembali, karena dua hati itu masih memiliki satu rasa.

-bersambung-

Part 7: Never Let You Go

Saturday, August 18, 2018

Fan Fiction: Story (5)


Part 5: Let Me Fly
(Nakatsuka Yuta, Kazuhara Ryuto)

"Hisashiburi Mi-chan.." ucap Yuta-kun memulai percakapan.

"Hisashiburi.." balasku.

"Mengejutkan sekali.. Sejak kapan kamu ke sini?" tanya dia lagi.

"Dua tahun lalu. Aku dapat pekerjaan di sini." balasku lagi.

"Souka.. eee.. anoo,..ahh, rasanya jadi kaku gini.." ucap dia sambil menggaruk kepala.

"Hai.. aku rasa begitu.." balasku.

"Mi-chan temannya Ryuto-kun?" Yuta-kun mencari topik pembicaraan.

"Kazuhara-san awalnya teman adikku sih, tapi aku pun berteman dengannya sekarang." jawabku.

"Taishi-kun? dia udah sebesar apa sekarang?" tanyanya lagi.

"Hai.. Yuta-kun masih ingat dia? Sekarang adikku ada di tingkat dua universitas." balasku.

"Aku ingat walau baru ketemu satu kali. Tapi kayaknya dia yang udah gak ingat sama aku." ucapnya tertawa kecil.

"Ya ya ya.. Aku rasa dia emang udah gak ingat sama Yuta-kun" balasku dengan tawa juga.

"Ah! Mi-chan juga kenal Ryota?" tanya dia penasaran.

"Katayose-kun? Hai.. dia teman SD ku.." jawabku.

"Hanya teman aja kah?" tanyanya lagi makin penasaran. Aku tetap mengangguk-angguk menjawab iya.

"Ini kenapa sih, waktu itu Katayose-kun gak percaya kalo Yuta-kun temen sekolah gue, sekarang juga sebaliknya.." Batinku. Kemudian Kazuhara-san keluar dari dapur. Tapi dia malah bergegas pamit untuk pergi ke minimarket membeli bahan yang kurang dan memintaku bersabar menunggu sedikit lama. Sekarang hanya ada aku dan Yuta-kun di sini. Suasana kembali kaku saat dia mengucap satu kata,

"Gomen ne Mi-chan.." ucapnya serius menatapku. Aku mengerti apa maksudnya..

**
-Flashback-

Tahun 2009

Aku sering melihat pria itu ada di sekitaran halaman belakang sekolah dekat kelasku di separuh jam istirahat. Setiap hari. Teman-teman pun menyadarinya. Dia adalah anak tingkat dua di sekolah yang berarti senpaiku. Saat aku dan teman-teman beberapa kali lewat di depannya, dia selalu tersenyum padaku kemudian pergi. Satu hari, karena saking penasaran aku pun memberanikan diri bertanya padanya.

"Sumimasen.. apa yang sedang senpai lakukan di sini? Aku sering melihatmu.." tanyaku.

"Aku.. aku.. menunggu seseorang." jawabnya.

"Siapa? Mungkin aku kenal. Nanti akan aku sampaikan padanya." tanyaku lagi.

"Ano.. ano.. Aku.. menunggumu. Aku ingin berkenalan denganmu.." jawabnya malu-malu.

"Eh? Aku? Eh?" aku pun kebingungan.

"Hai.. Aku ingin berteman denganmu. Bolehkah?" tanyanya.

"Boleh sih.. Watashi wa Moriyama Midori desu.." jawabku merasa aneh dan mulai memperkenalkan diri.

"Boku wa Nakatsuka Yuta desu.." balasnya.

"Apa selama ini senpai ada di sini cuman buat nunggu aku?" tanyaku. Dia mengangguk sambil tertunduk.

"Eeehh? Uso?" ucapku lagi .

"Uso janai.." balasnya.

"Eee.. Bagaimana kalau kita mengobrol di kantin saja? Aku sudah lapar.." ajakku.

"Tidak usah. Aku akan kembali lagi ke kelas. Terima kasih Moriyama-san karena telah mau menjadi temanku." ucapnya kemudian berlari pergi.

"Aneh banget sih tuh orang. Bikin gue bingung aja.." keluhku.

Waktu berlalu, dia jadi sering menungguku di depan pintu kelas dan mengajak makan bersama. Dia orang yang tak banyak bicara. Tapi perhatiannya padaku tak seperti teman biasa. Dia juga mampu menghiburku yang suntuk akan pelajaran. Candaannya yang garing dan tidak jelas malah bisa membuat pikiranku segar kembali. Aku rasa dia menyukaiku. Aku pun ingin mengenalnya lebih jauh. Hari demi hari kami semakin dekat dan mulai pergi keluar bersama. Tepat di ketiga kalinya kami pergi bersama, dia menyatakan perasaannya padaku.

"Moriyama-san.. Aku menyukaimu. Maukah kamu jadi pacarku?" tanyanya.

"Hai.." kku menjawab diikuti dengan senyuman.

"Bolehkah aku memanggilmu Mi-chan, kayak teman-temanmu?" tanyanya.

"Boleh kok,, hmmm kalo gitu aku akan memanggilmu Yupi." ucapku. Kami tersenyum berpandangan satu sama lain. Lalu dia mendaratkan ciuman dengan lembut di bibirku pada saat itu juga. Yupi bukan cinta pertamaku, namun dia lah pemilik ciuman pertamaku.

Kini kami menjadi sepasang kekasih. Kisah masa sekolahku bertambah indah dengan kehadiran Yupi di hidupku. Melukiskan kedamaian di hari-hariku. Dia sangat mencintai dance. Sebelum kami saling kenal pun dia sudah ikut sekolah tari. Seringkali dia menunjukkan keahliannya di depanku. Dibalik sifatnya yang pemalu, dia bisa mengekspresikan diri dalam tarian. Dia bilang ingin menjadi profesional, namun tak akan melupakan pendidikan. Aku sangat mendukung keinginannya itu. Dia juga menyukai binatang. Selama dua kali dalam sebulan kami berkencan ke kebun binatang. Tapi dia tak pernah mengajakku untuk pergi ke toko hewan peliharaan, karena dia tahu aku memiliki satu musuh besar di sana. Lalu apa yang aku suka? Yang aku suka adalah dirinya. Yupi memiliki hati yang tulus dan lembut hingga aku merasa beruntung bisa disayangi olehnya. Kejujurannya juga membuat kepercayaan diantara kami menguat. Kesabaran dia dalam menghadapi kemarahanku sulit ditemukan dalam diri pria manapun. Apa aku bisa menemukan pria selain dia yang akan meminta maaf duluan meskipun tidak bersalah? Dia teramat baik dan kadang aku berpikir bahwa akulah yang tak pantas bersamanya. Aku tak bisa memberi timbal balik yang sama padanya. Tapi aku menyayangi dia. Maka dari itu, aku akan terus berusaha menjaga hubungan ini.

Dua tahun berlalu. Asam manis percintaan anak muda kami lalui bersama. Kini Yupi menunggu kelulusannya dan aku akan berada di tingkat akhir sekolah. Setahun lalu kami berjanji akan pergi ke Universitas yang sama setelah lulus. Tapi kini, dia mengubah pikirannya.

"Ano Mi-chan.. aku gak akan pergi ke Universitas. Maaf.." ucapnya.

"Nande? Bukankah kamu udah janji? Terus apa yang akan Yupi lakukan?" tanyaku.

"Kamu tau kan aku sangat mencintai dance, dan sekarang waktu yang tepat buat mewujudkan itu." jawabnya.

"Jadi maksudmu?" tanyaku lagi.

"Aku bakal ke Tokyo.. mewujudkan mimpiku." ungkapnya. Jawabannya membuat aku berpikir liar.

"Yupi akan meninggalkanku? Kamu udah gak menyayangiku lagi?" tanyaku meninggi.

"Bukan begitu.. kita masih bisa bertemu. Semuanya bakal baik-baik aja.." jawabnya menenangkanku.

"Aku gak bisa.. aku gak mau.." jawabku lagi yang kini mulai mengeluarkan air mata.

"Jangan menangis Mi-chan.." ucapnya.

"Kamu menyuruhku jangan menangis sedangkan kamu lah yang membuatku menangis!" bentakku.

"Aku mohon mengertilah Mi-chan.." ucapnya.

"Tapi gak semudah itu.. Pertama, kamu sudah mengingkari janji. Kedua, bukankah kamu bilang akan tetap ada di sini bersamaku?" kesalku.

"Kita masih bisa bersama Mi-chan.. Gak akan terjadi apa-apa sama hubungan kita." jelasnya.

"Kamu yakin akan menjadi sukses dengan mimpimu ini?" tanyaku menantang.

"Aku yakin.. makanya.. dukung aku kali ini.." ucapnya. Aku tetap menggeleng-geleng kepala.

"Baiklah! Mulai sekarang, pikirkan saja dirimu sendiri. Jangan pedulikan aku. Jangan pernah temui aku lagi!" bentakku padanya dan kemudian pergi meninggalkan dia.

Sejak saat itu sampai dia benar-benar lulus dan meninggalkan sekolah, kami sudah tak berkomunikasi lagi. Walau dia terus-menerus menghubungiku, aku lah yang tak mau lagi berhubungan dengannya. Dia tetap tak mau mengubah pikirannya, maka akupun juga tak akan mengubah pikiranku. Tak ada kata putus terucap diantara kami. Namun jalinan cinta ini memang tak bisa dipertahankan lagi. Sampai pesan terakhir yang dia kirimkan padaku, "Hari ini aku pergi ke Tokyo. Mungkin kamu akan selamanya membenciku, tapi aku berharap kamu bisa berdoa untuk mimpiku..". Pesan terakhirnya yang membuatku sulit menghentikan air mata. Kebimbangan yang kurasakan memberatkan pada keegoisanku, hingga hubungan kita lah yang menjadi korbannya.

-Flashback end-
**

"Jangan meminta maaf.." jawabku tertunduk.

"Aku telah mengecewakanmu. Gomen.." ucapnya lagi. Teringat kembali olehku memori yang menyakitkan itu. Sambil tetap tertunduk aku tak kuasa menahan sesak di dada. Dan air mata keluar membasahi pipiku lagi untuk yang kedua kalinya di tempat ini.

"Jangan meminta maaf.. Aku yang salah.." ucapku lagi yang makin merasa bersalah saat dia terus meminta maaf atas kesalahan fatal yang justru aku lakukan. Lalu kedua tangannya menggapai punggungku. Memberikan pelukannya padaku setelah tujuh tahun berlalu. Walau perasaanku sudah tak sama, tapi aku masih bisa merasakan kehangatan itu.

"Mi-chan.. Aku ingin kamu tak membenciku lagi. Sekarang kita bisa mulai semuanya dari awal." ucapnya yang masih memelukku.

"Hai.. Aku juga gak mau hubungan kita selamanya buruk. Mari lupakan yang terjadi saat dulu.." jawabku.

Dia melepas pelukannya. Kami sepakat memulai lagi hubungan yang baik sebagai teman. Kami sudah sama-sama dewasa dan tak perlu menyimpan kekesalan serta penyesalan masa lalu lagi. Sekarang segala tentang aku dan Yuta-kun telah terselesaikan, tanpa terencana. Pertemuanku dengannya pun sama sekali tak ada bayangan. Inilah takdir yang telah Tuhan tulis. Tempat ini menjadi saksi dari berakhirnya masa laluku.

"Sudah hapus air matamu.. Jangan cengeng lagi Mi-chan.." ucapnya sambil menenangkanku. Saat itu perut ini bersuara lagi dan dia menertawaiku. Suasana kembali membaik. Dia membawakanku air untuk mengganjal perut dulu walau itu tak berpengaruh. Kazuhara-san yang dari luar pun kembali.

"Loh kenapa pintunya kebuka setengah? Kalian habis keluar?" tanyanya pada kami berdua.

"Dari tadi kita ada di sini kok nungguin lo." jawab Yuta-kun. Aku mengangguk.

"Apa gue yang lupa nutup ya?" gumamnya.

"Mungkin saja. Karena aku dan Yuta-kun memang gak keluar dan gak ada yang datang juga ke sini." jawabku meyakinkan.

"Baiklah.." jawabnya ke arahku. Saat melihat mataku yang sembab, dia bertanya lagi,

"Midori-san? Kau menangis lagi? Temen gue lo apain Yuta-kun?" ucapnya meninggi

"Gak gue apa-apain! Beneran!! Dia juga kan temen gue.." jawab Yuta-kun tegang

"Tadi.. tanganku terbentur saat di toilet, itu menyakitkan.." jawabku mengelak

"Coba aku lihat tangannya.." dia mengecek tanganku dan bilang ini baik-baik saja. Yuta-kun hanya memperhatikan gerak-gerik temannya itu tanpa berkata apapun. Sekitar 15 menit berlalu, Kazuhara-san selesai membuat makanan dan kami bertiga makan bersama. Dia menaruh beberapa sayuran di masakannya, tapi aku tak bisa memakan itu. Aku tak menyukainya.

"Apa sayurannya gak enak?" tanya Kazuhara-san padaku.

"Mi-chan gak suka itu Ryuto-kun.." jawab Yuta-kun. Aku mengangguk.

"Makanlah.. Ini sehat untukmu.." paksanya.

"Gak mau! Kau saja yang makan sendiri.." aku mulai kesal.

"Ayok makan! Aaaaaa.. kalau gak mau, berarti Midori-san gak menghargai masakanku! Cepat makan.." paksanya lagi yang kini akan menyuapkan sayuran itu padaku. Rasanya aku seperti tersihir oleh Kazuhara-san dan menuruti apa yang dikatakannya. Aku terima lah suapan dari dia dan dia pun tersenyum.

"Heeee? Beneran dimakan?" ucap Yuta-kun terkejut.

"Enak kan?" tanyanya.

"Hai.." aku menjawab pelan. Sebenarnya aku tak merasakan dengan jelas bagaimana rasanya, tapi entah kenapa mulutku berkata demikian.

"Yasudah, habiskan makanannya. Setelah itu, kau pulang dan istirahat.." suruhnya.

"Kazuhara-san mengusirku?!" responku sewot.

"Iie.. Apa kau mau tidur di sini saja? Bersamaku?" candanya.

"Baaaakaaa!!" balasku. Yuta-kun hanya menopang dagu sambil tertawa-tawa saja melihat tingkahku dan Kazuhara-san.

"Mi-chan udah punya pacar kah?" tanya Yuta-kun disela perdebatan aku dan Kazuhara-san.

"Ahh itu.. aku masih senang sendiri. Kalau Yuta-kun?" balasku.

"Pacarku ada dua sekarang.." jawabnya.

"Uso!! Aku tau kamu bukan orang yang seperti itu.." ucapku.

"Kamu lihat! Ini pacarku.." Yuta-kun mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto berisi dua ekor landak padaku.

"Ahhh kawaiiii.. Yuta-kun pasti sangat bahagia dengan kedua pacarmu ini hahaha.." tawaku.

"Ehmm ehmm.." Kazuhara-san memotong obrolan aku dan Yuta-kun.

"Yaudah kita lanjut makan lagi Mi-chan.." Ucap Yuta-kun sambil melirik curiga ke arah Kazuhara-san.

Pukul 11 malam, sampai juga di kamarku tercinta! Sebelumnya aku melihat dulu keadaan Taishi dan syukurlah.. dia sudah merasa baikan. Sekarang perutku sudah kenyang dan waktunya tidur. Sudah terlalu malam untukku mandi. Jadi, aku membatalkannya. Tak apalah. Sekali ini saja. Sebelum menutup mata aku mengecek ponsel sebentar dan ada dua buah pesan disana.

-Yuta-kun-
"Mi-chan, aku senang melihatmu dengan Ryuto-kun.. Berbahagialah.."

-Kazuhara-san-
"Oyasuminasai Midori-san.."

Kedua pesan itu mengguratkan senyuman di bibirku. Aku yang kini telah benar-benar berdamai dengan masa lalu bisa menjalani 'kehidupan baru' dengan mantap. Memang sih aku telah lama menghilangkan dia dari hidupku, tapi sekarang aku merasa lebih plong telah menuntaskannya. Dia akan tetap menjadi kenangan yang indah bagiku. Aku berharap Yuta-kun bisa mendapatkan wanita yang lebih baik daripada aku. Dan untuk pesan yang kedua, ini pertama kalinya dia mengirimiku pesan selama kita kenal. Perasaan tak menyangka dan senang bercampur dihatiku. Aku yakin dia sudah tak bersikap dingin lagi padaku. Aaahhh aku ingin bermimpi indah malam ini!

-bersambung-

Friday, August 17, 2018

Fan Fiction: Story (4)

Part 1: I Remember
Part 2: Echo
Part 3: Fallin

Part 4: Burning Up
(all members)

Aku tertunduk sambil mengusap-ngusap kening.

"Mi-chan? Ada apa?" tanya Katayose-kun.

"Iie. Aku baik-baik aja.." jawabku setengah ragu.

"Kamu jadi aneh setelah lihat Yuta-kun.." curiga Katayose-kun. Sebelum aku menjawab, suara muncul dari dalam tasku,

~teng nong~ (suara pesan line ponselku)

"Tunggu sebentar.." ucapku mengeluarkan ponsel.

---------
-Taishi-
Nee-chan di mana? Aku lupa bawa kunci nih, sekarang aku sama Kazuhara-san nunggu di depan apartemen. Cepat pulang, Kazuhara-san mau bawa barang-barangnya!
---------

"Sumimasen.. sepertinya aku harus pulang sekarang.." ucapku pada mereka berdua.

"Apa ada masalah Mi-chan?" tanya Katayose-kun.

"Adikku lupa bawa kunci apartemen.. Sekarang dia lagi nunggu di sana." jawabku.

"Oke.. aku antar.." ucapnya.

Aku dan Katayose-kun berpamitan pada Komori-san. Kemudian menuju ke apartemenku yang memakan waktu sekitar 20 menit selama perjalanannya.

Sampai di sana, Katayose-kun kuajak dulu untuk masuk ke apartemen. Taishi dan Kazuhara-san pun sedang menunggu.

"Kamu ngerepotin banget sih! Masa sampe lupa bawa kunci? Terus Asuka mana?" kesalku pada Taishi.

"Namanya juga lupa.. Lagian kan kita pergi bareng, pastinya bakal pulang bareng juga, ehh Nee-chan malah asyik sendirian.. Asuka-san udah diantar pulang duluan tadi." balas adikku.

"Gomennasai.. semua karena kesalahanku yang tiba-tiba mengajak Mi-chan pergi." ucap Katayose-kun.

"Hai hai santai aja.. Katayose-san dan Nee-chan darimana? Kayaknya kalian bersenang-senang?" tanya Taishi.

"RAHASIA!! Ayok pada masuk dulu, jangan ngobrol di sini.." timpalku.

Aku dan Katayose-kun duduk di ruang tengah sedangkan Kazuhara-san masuk ke kamar ditemani adikku untuk mengambil barang-barangnya.

"Mi-chan.. Kamu belum jawab pertanyaanku tadi. Wajahmu aneh setelah lihat Yuta-kun. Apa benar dia cuman teman sekolahmu?" tanya Katayose-kun.

"Ehh?? Benar.." jawabku pelan.

"Hontou ni? Bisa kebetulan gitu.." tanyanya lagi. Kemudian dia pindah duduk ke sampingku. Perlahan wajahnya mendekat ke arahku dengan tatapan tajam.

"HONTOU NI?" tanyanya lagi serius, bersamaan dengan Kazuhara-san serta Taishi keluar dari kamar dan melihat keadaan kami saat itu.

"Wooaaaa!!" teriak Taishi. Aku dan Katayose-kun segera mengubah posisi seperti semula.

"Lebih baik kalian lakukan 'itu' saat gak ada siapa-siapa, atau di tempat pribadi!" ucap Kazuhara-san.

"Ini tidak seperti yang kalian lihat!" jawabku.

"Ryuto-kun marah?" tanya Katayose-kun.

"Iie.. Gue gak berhak marah lah.." jawabnya mengelak.

"Souka souka.. Terus lo mau kemana sekarang?" tanya lagi Katayose-kun yang melihat Kazuhara-san membawa tas besarnya.

"Ke tempat Hayato." jawabnya singkat.

"Gue juga mau langsung ke sana sih, yaudah bareng lah." ajak Katayose-kun.

Mereka berdua lalu menuju rumah Komori-san untuk berkumpul dengan semua member.

**
-Point of View GENERATIONS-

Ryota dan Ryuto menuju ke tempat Hayato.

"Ryuto-kun suka sama Mi-chan?" tanya Ryota langsung pada inti.

"Hah? Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" jawab Ryuto.

"Gue pengen tau aja sih.." balas Ryota tenang.

"Gak mungkin lah, gue baru kenal dia kemaren masa bisa langsung suka." Ryuto menyangkal.

"Yakin? Kalo gue yang suka sama dia menurut lo gimana?" tanya lagi Ryota.

"Ehh?" jawab Ryuto kaget.

"Yaaa gue juga baru ketemu dia lagi sekarang. Tapi gue udah kenal dia selama 6 tahun. Gak ada perubahan besar yang terjadi sama dia, dan gue nyaman saat barengan dia." jelas Ryota.

"Terserah lo sih.. Bukan urusan gue!" jawab Ryuto meninggi.

"Hai hai hai... Nge-gas aja sih lo. Santai aja kali.." balas Ryota yang semakin menaruh kecurigaan pada Ryuto setelah mendengar jawabannya itu.

Mereka pun sampai di tempat Hayato. Di sana telah ada Alan, Yuta dan Reo. Tinggal Mandy yang belum terlihat batang hidungnya. Anak-anak GENERATIONS ini berkumpul santai saat ada kesempatan untuk bisa bersama. Tak ada hal spesifik yang dibahas. Mengobrol tentang pekerjaan, kesibukan pribadi, rencana liburan sampai berbagai hal lainnya. Bercanda gurau, bermain game pula menghabiskan waktu di hari itu. Lalu tiba lah si member tertua yang datang terlambat,

"Gomen gomen gue telat.. Pacar gue tadi minta ditemenin dulu." ucap Mandy.

"Pacaran mulu sih Men-san! Gak setia kawan lo!!" balas Reo kesal.

"Hahaha lo sih malah putus sama Yumi-san.." jawab Mandy menyebut nama mantan pacarnya Reo.

"Huhu kasian banget adik kecil kita.." goda Alan si leader diikuti member yang lain.

"Urusai!! Gue sikat lo pada satu-satu!" bentak Reo. Semuanya pun hanya membalas dengan tawa.

"Ah! Mandy-san! Gue tadi ketemu temen sekolah yang juga sekelas sama pacarmu. Katanya dia pengen ketemu Angel sih.." ucap Ryota menyela.

"Dare desu ka? Cewek kan? Lo tinggal langsung kasih tau Angel aja lah.." jawab Mandy.

"Hooh cewek.. Hmm gue sih pengennya kita ketemu berempat.. Men-san dan Angel terus gue sama dia.. Makanya gue bilang dulu sama Men-san buat cari waktu yang pas.." ucap Ryota.

"Eh? Lo ngajak double date?" tanya Mandy. Ryota hanya menjawab dengan mengangkat alisnya sambil senyum-senyum.

"Wooo wooo wooo ada yang lagi jatuh cinta nih!!" semangat Hayato. Sekarang giliran Ryota yang digodai oleh semua member.

"Cantik gak cantik gak? Siapa namanya?" tanya Alan.

"Manis sih.. Moriyama Midori-san.. Ya kan Ryota-kun?" jawab Hayato. Yuta yang dari tadi paling senyap seperti biasanya dan hanya terus menikmati cemilan tiba-tiba tersedak setelah mendengar nama itu.

"Midori?" tanya Yuta dengan keras.

"Hai.. Ahh dia juga bilang kalo kenal sama Yuta-kun,, kalian teman sekolah kan?" ucap lagi Hayato teringat perkataan wanita itu tadi siang.

"Ahh iya iya.. Gue-- gue punya teman sekolah yang namanya sama pas masih di Osaka dulu.." balas Yuta yang pandangannya kabur kesana kemari.

"Apa itu Mi-chan kah? Kenapa dia bisa ada di Tokyo? Terus ada hubungan apa sama Ryota?" batin Yuta.

"Kok lo kenal sama dia Hayato?" tanya Alan.

"Tadi siang kan dia ke sini bareng Ryota-kun buat nganter kucing gue.." jawabnya.

"Ryuto-kun juga kenal dia tuh.." ucap Ryota dengan lirikan misterius pada Ryuto.

"Hai.. dia kakaknya temen fitnes gue.." jawab Ryuto cuek. Yuta hanya terus melihat saja ke arah dua vokalisnya ini sambil terus menerka apakah perempuan itu benar 'dia'.

"Hmm gue jadi penasaran pengen ketemu orangnya.." ucap Alan.

"Oh iya! Alan-kun! Temannya Mi-chan penggemar GENERATIONS, dia ngefans tuh sama lo! Pas ketemu gue aja heboh banget, gimana nanti kalo ketemu lo!!" ucap Ryota pada si pemimpin grup ini.

"Waawww! Serius? Dia mengidolakan orang yang tepat!!" balas Alan dengan gaya sok cool.

"Gebet aja der, gebettt.." pancing Hayato.

"Lo gak bakal cemburu kalo ntar gue punya pacar? Gue kan pasangan lo hahaha"  tanya Alan pada Hayato.

"Heeee!! Pasangan MC iyaa, tapi amit-amit kalo jadi pasangan hidup. Selera gue cewek cantik, bukan cowok ganteng kayak lo! Hueekk.." jawab Hayato menyudutkan Alan.

"Kau jahat! Huh.." balas lagi Alan sambil memukul-mukul manja Hayato yang tepat duduk di sampingnya dan Hayato pun malah ikut-ikutan memukul manja balik Alan.

"Wooii udah lah jangan ngomongin cinta mulu! Kesel gue dengerinnya. Mending pulang aja nih!!" teriak Reo.

"Iyalah gue juga pulang kalo yang diomongin itu-itu terus!" lanjut Ryuto yang hatinya memanas semenjak Ryota menceritakan tentang wanita itu.

"Hai hai hai hai.. Yaudah kita minum lagi.. Yookk Kanpaaiii." Ucap Alan mendamaikan suasana.

-Point of View GENERATIONS end-
**

Aku merebahkan badan di tempat tidur tercinta. Lelah sekali hari ini. Diikuti pula dengan hal yang membuatku terkejut beberapa kali. Semua terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Aku senang bisa bertemu lagi dengan teman lama, namun pertemuanku dengan dia membawaku untuk teringat lagi dengan seseorang di masa laluku. Aku sungguh tak ingin bertemu lagi dengan masa lalu itu. Kumohon Tuhan. Semua terjadi berawal saat aku mengenal Kazuhara-san. Kalau saja adikku bukan temannya. Kalau saja dia tak mengenalkan aku dengannya. Menyesal? Ada iya, ada tidak. Namun percuma, ibarat peribahasa nasi telah menjadi bubur. Aku bukan doraemon yang memiliki mesin waktu untuk bisa kembali. Haaaahhh memusingkan! Lebih baik aku tidur saja!

Hari-hari berlalu semenjak itu. Berganti minggu hingga bulan. Aku melakukan aktivitas seperti biasanya. Kini aku dan Katayose-kun jadi sering berkomunikasi walau hanya sebatas menanyakan kabar. Kadang dia juga menggodaku, tapi aku menganggap itu hanya candaan saja. Ya, wajar. Pikirku. Kami belum bertemu lagi sejak terakhir dia datang ke tempatku tiga minggu lalu. Walau dia sering berkata, "Mi-chan, aku ingin bertemu..", tapi kesibukan seorang artis dan orang biasa itu amat jauh berbeda. Apalagi dia juga punya jadwal sendiri yang tak kalah padat diluar grupnya. Aku bisa mengerti dan terus memberi semangat padanya. Di sisi lain, sesekali Kazuhara-san masih suka menginap di tempatku. Bahkan bergantian, ada saatnya Taishi yang menginap di tempat dia. Namun aku rasa ada yang aneh dengan Kazuhara-san sekarang. Sikapnya jadi dingin di hadapanku. Dia hanya berbicara seperlunya padaku tapi tetap tampak biasa saat dengan Taishi. Mungkinkah aku punya salah? Tapi aku sungkan untuk menanyakannya. Makanya, aku abaikan saja walau sebenarnya itu membuatku tak tenang.

**

Minggu ini aku bisa bertemu dengan Katayose-kun yang sekaligus menepati janjinya untuk mempertemukanku dengan Angel. Dia berkata bahwa Mandy-san juga akan ikut. Aku penasaran bagaimana Angel sekarang, dan bagaimana pula Mandy-san yang disebut-sebut seperti gorila itu. Hahaha. Sore tiba, Katayose-kun menjemputku dan kami pergi bersama ke tempat yang sudah dijanjikan. Setelah sampai, kami melihat Angel dan Mandy-san telah menunggu di sana.

"Konnichiwa.." ucapku pada mereka berdua yang sudah duduk membelakangi kami.

"Konnichiwa.. Ini Mi-chan?" jawab Angel menoleh.

Aku mengangguk. Kemudian Angel berdiri menghampiriku dan kami saling berpelukan berteriak kesenangan layaknya orang yang telah lama tak berjumpa. Apalagi sesama wanita. Salah satu teman terdekatku saat masa kecil selain Katayose-kun telah ada di hadapanku. Tetap tak banyak perubahan pada Angel, dia masih bertahan dengan rambut keriting dan tubuh mungilnya. Lalu aku dan Mandy-san pun saling memperkenalkan diri.

Kami pergi jalan-jalan bersama di hari yang cerah ini. Angel dan Mandy-san saling bergandengan tangan mesra sedangkan aku dan Katayose-kun hanya jalan berdampingan saja. Badan Mandy-san yang besar cocok sekali untuk melindungi tubuh Angel. Aku jadi iri. Walau tubuhku tak semungil Angel tapi aku termasuk wanita yang kurus, dan menginginkan pria yang bisa melindungiku juga. Hmmm Jangan mengkhayal terus, Midori!

"Mandy-san emang mirip gorila, sama kayak yang Kazuhara-san bilang haha.." bisikku pada Katayose-kun.

"Hmmm saat kita bersama pun kamu tetap aja mikirin oranglain.." balasnya jutek.

"Mikirin oranglain? Maksudmu Kazuhara-san? Yaampun siapa yang mikirin dia sih.. " elakku.

"Kalian bisik-bisik apaan? Kita kesana yuk.." ajak Angel yang mendengar suara samar-samar antara aku dan Katayose-kun.

Kami berempat terus melanjutkan petualangan seru ini. Beberapa kali orang sekitar menyangka kami seperti dua pasangan. Tapi pada kenyataannya tak seperti itu. Keakrabanku dengan Katayose-kun itu kurasa wajar saja terjadi diantara sahabat. Ya kan?? Aku pun merasa aneh mengapa tak ada yang mengenali dua pria ini padahal mereka orang terkenal? Mungkinkah penyamaran mereka berhasil? Padahal hanya memakai kacamata dan kupluk saja yang notabene wajahnya masih dapat dikenali. Tapi tak apa sih itu menguntungkan juga bagiku dan Angel. Tak perlu ribet bertemu dengan penggemar mereka. Sekitar dua jam lebih kita berkeliling di tempat ini, perut pun mulai keroncongan dan kami memutuskan makan di cafe sederhana namun tak kalah bagusnya dengan restoran mahal. Makanan telah siap. Melihat Angel dan Mandy-san saling menyuapi, aku merasa seperti obat nyamuk. Asem dah!!

"Aaaaaa.." Katayose-kun menghadap padaku sambil membuka mulutnya.

"Nani?" tanyaku aneh.

"Suapin.. Biar kayak Men-san dan Angel.." jawabnya.

"Makan sendiri lah,, aku bukan pacarmu.." balasku.

"Yasudah, jadilah pacarku.." ucapnya lagi.

"Ehh?? Bercanda aja sih! Aku gak kepikiran buat pacaran dengan Katayose-kun. Cukup kayak gini aja aku udah nyaman.." jawabku dengan santai padanya.

"Padahal gue serius, tapi kayaknya Mi-chan masih gak sadar. Atau dia beneran gak mau sama gue?!" batinnya lemas.

"Ano.. Udah berapa lama kalian pacaran? Ceritain dong.." tanyaku pada sepasang kekasih ini.

"Dih kepo.. Pengen punya pacar juga yaa Mi-chan. Bosen ngejomblo kan?" ejek Katayose-kun padaku.

"Jomblo kok teriak jomblo sih. Huh!!" balasku.

"Hahaha Mi-chan sama Katayose-kun pacaran aja lah! Kalian cocok kok!" goda Angel.

"Bener tuh! Rencana lo buat "ini" berhasil kan Ryota.." timpal Mandy-san senyum-senyum memberi kode ke arah Katayose-kun.

"Rencana apaan?" tanyaku pada Katayose-kun.

"Oii Men-san! Berisik lo!!" kesal Ryota sambil menggeplak kepala Mandy-san.

"Aneh banget ini cowok-cowok.. Jadi gimana awal kalian ketemu?" lanjutku pada Angel.

"Kita ketemu waktu GENERATIONS ngadain World Tour di LA tahun lalu. Gue kan udah mutusin menetap disana sejak kelulusan SMP. Terus pas udah masuk dunia kerja, kebetulan gue jadi salah satu crew yang nyiapin konser mereka itu. Dan ketemu deh sama Men-san." jawabnya yang terus menceritakan masa pendekatan mereka sampai jadian.

"Hai Moriyama-san! Aku kira dia bule makanya pas pertama ketemu aku bicara memakai Bahasa Inggris, tapi dia membalas dengan Bahasa Jepang." tambah Mandy-san sambil tertawa.

"Wajah dia emang bule haha dulu juga aku menganggap demikian.. Terus sekarang kok lo bisa ada di Jepang? Liburan?" tanyaku lagi pada Angel.

"Iie.. Gue udah lima bulan ini balik ke Jepang. Udah punya pekerjaan juga disini. Yaaa gue juga gak mau jauh-jauh sih sama Men-san hihi.." jawab Angel malu-malu.

"Oh baby i love you so much!" balas Mandy-san menatap Angel.

"Kimoiiiii!! Jangan pacaran depan gue lah hush hush.." ucap Katayose-kun.

"Katayose-kun iri kan? Makanya cari pacar.." balasku.

"Gak usah dicari, orangnya udah ada.." jawab dia.

"Dare? Dare?" tanyaku lagi. Dia hanya diam saja.

"Kalian lucu deh haha! Kita makan lagi yuk.." Ucap Angel.

Selesai makan kami lanjut menonton bioskop hingga pulang hampir tengah malam. Setelah hari itu pun aku dan Angel suka berkirim pesan. Tak lupa juga kukenalkan dia pada Asuka dan kami bertiga kini sering pergi bersama-sama. Nyaman. Itulah yang kami rasakan. Tak peduli seberapa lama kami baru berjumpa, tapi rasa nyaman bisa mengalahkan segalanya. Bahkan Asuka beruntung bisa mengenal Angel karena dia merupakan kekasih dari Mandy-san, salah satu member grup musik favoritnya.

**

"Tadaima.." Pukul 8 malam aku baru kembali dari kantor. Ada permasalahan di sana dan aku terpaksa harus menunggu karena dikejar deadline hari ini. Lelah sekali rasanya. Cacing di perut pun sudah pada demo. Aku memanggil Taishi karena tak biasanya dia menghilang dari ruang tengah di jam segini. Dia masih tak menyahut. Kuketuk pintu kamarnya dan dia menyuruhku masuk. Di sana aku melihat Taishi sedang berbaring di tempat tidurnya.

"Taishi? Kamu kenapa?" tanyaku.

"Nee-chan, pusing.." jawabnya lemah. Aku mengecek dahinya dan ternyata sedikit hangat.

"Kamu sakit. Kita ke dokter yuk.." ajakku cemas.

"Gak usah Nee-chan.. Aku minum obat aja. Tapi sekarang aku harus ke tempatnya Kazu-senpai, aku harus ngasih barang yang waktu itu aku pinjam soalnya besok mau dipake sama dia.." jawabnya.

"Mana mungkin kamu bisa pergi sekarang! Yaudah biar Nee-chan aja yang ke sana.." ucapku.

Aku pun pergi ke tempatnya Kazuhara-san masih dengan rasa lelah dan lapar. Demi adikku satu-satunya aku rela melakukan ini walau aku merasa hubunganku dengan Kazuhara-san tidak baik sekarang.

"Midori-san? Ada apa?" tanyanya kaget melihatku ada di depan pintu rumahnya.

"Aku ke sini cuman mau memberikan titipannya Taishi. Dia sedang sakit, jadi tak bisa datang ke sini dan besok pun tak akan pergi ke tempat fitnes." jawabku.

"Ohh arigatou Midori-san! Maaf merepotkanmu. Semoga Mori-kun cepat sembuh.." ucapnya yang terus mengalihkan pandangannya dariku. Benar kan? Kedatanganku ini tak diharapkan olehnya. Dia masih bersikap dingin padaku. Baiklah, aku langsung pamit saja.

"Kalau begitu aku pulang dulu Kazu--" balasku namun tiba-tiba suara muncul dari perutku saat itu. Dan sontak dia yang masih didepanku pun tertawa.

"Apa itu suara bom? Kau belum makan? Hahaha.. ayok masuk! Akan kubuatkan makanan untukmu." ajaknya sambil terus tertawa mengejekku.

"Yamete!! Itu gak lucu!" kesalku namun ada rasa tenang dalam hatiku saat melihat tawanya.

Aku mengikuti dia masuk ke dalam rumah. Tapi kakiku tersandung sepatu yang terletak acak tak jauh dari depan pintu, dan bruk!! Aku jatuh hingga tangan kanan ini luka karena terbentur lantai. Kazuhara-san segera membangunkanku dan mengecek seluruh badanku.

"Midori-san! Tunggu sebentar, aku bawakan P3K dulu!" dia panik melihat keadaanku.

Aku menangis kesakitan di hadapannya. Ini hanya luka kecil, tapi tetap saja aku tak bisa menahannya. Kazuhara-san segera mengobati dengan pelan. Dia juga mencoba menenangkan walau kumasih terus terisak.

"Sudah selesai, jangan menangis lagi.. besok juga sembuh. Midori-san memang cengeng.." ucapnya.

"Gomen..." jawabku pelan.

"Eh? Kenapa kau minta maaf? Sudah.. Sudah.." ucapnya lagi sambil menghapus air mataku dengan lembut. Telapak tangan dia yang besar terasa hangat di kedua pipiku. Aku menatapnya dengan dalam. Tapi saat pandangan kami beradu dia malah mengalihkannya (lagi) kemudian melepas tangannya dari wajahku.

"Aku bantu berdiri Midori-san.." ucapnya. Lalu seseorang keluar dari salah satu ruangan di rumah Kazuhara-san. Mungkinkah dia si pemilik sepatu yang membuatku jatuh itu?

"Ryuto-kun ada apa? Tadi pas di kamar mandi gue denger ada suara 'brukk!!' " ucap orang itu.

"Ah nandemonai! Yuta-kun, ada temen gue yang dateng ke sini.." jawabnya.

"Moriyama Midori desu.." ucapku pada orang itu sebelum melihat jelas wajahnya.

"Eee??.. Mi.. Mi-chan?" ucapnya yang kaget saat melihat wajahku. Aku pun tak kalah kagetnya saat  mendapatkan pandangan jelas pada dia dan hanya membalas dengan senyum paksa.

"Yuta desu.. Nakatsuka Yuta desu.. Kamu ingat aku kan?" dia seakan mencoba untuk membuatku mengingatnya. Aku mengangguk.

"Ohh iyaa kalian teman sekolah kan?" tanya Kazuhara-san.

"Hai.. Aku dan Yuta-kun berada di sekolah yang sama." jawabku. Yuta-kun hanya ikut mengangguk.

"Yasudah kalian duduk dulu. Aku akan buat makanan sekarang.." ucap Kazuhara-san.

Kazuhara-san ke dapur dan mulai membuat makanan. Aku serta Yuta-kun hanya duduk saling diam saja. Mengapa sesuatu yang tak kuharapkan ini malah terjadi? Dan dalam suasana yang sangat menyulitkan juga.

"Anjirr kikuk banget ketemu lagi sama dia.. Gue pengen pulang sekarang, tapi gak enak sama Kazuhara-san." batinku.

Aku dan Yuta-kun masih terdiam. Dalam ruangan yang sedikit remang ini, kisah masa lalu yang telah terkubur kini bangkit lagi memenuhi ingatan.

-bersambung-