find me on:

Friday, July 27, 2018

Fan Fiction: Story (3)

Part 3: Fallin
(Kazuhara Ryuto, Katayose Ryota, Komori Hayato)

Akhirnya sampai juga! Segera ku keluar dari mobil dan menghirup udara bebas dengan kuat untuk melepas pengapku selama di dalam sana. AC menyala pun tak bisa terasa oleh tubuhku. Benar-benar sesak sekali saat perjalanan itu.

Kazuhara-san bersama Taishi menuju loket membeli tiket masuk. Sementara aku dan Asuka asyik berfoto dahulu di depan sebuah tugu yang menjadi ciri khas dari kebun binatang ini. Lalu Taishi memberi tanda padaku bahwa mereka telah selesai. Aku dan Asuka menyusulnya dan kami masuk bersama-sama melihat-lihat suasana sekitar. Tak jauh dari pintu masuk terpampang sebuah peta besar tentang lokasi-lokasi di dalam sini. Kami lihat dan semua yang ada disana tampak menakjubkan. Termasuk beberapa wahana taman hiburan juga tersedia disini.

"Ne.. gimana kalo kita naik bianglala dulu? Dari atas kita bisa lihat pemandangan di bawah sini. Pasti menyenangkan.." ajak Asuka.

"Setujuuu!!" jawab Taishi semangat.

"Hmmm gimana kalo kita lihat pertunjukkan gajah dulu? Disini ditulis kalo itu bakal berlangsung sebentar lagi.." balasku.

"Gak ah!!" keluh adikku.

"Ryuto-san bagaimana?" tanya Asuka.

"Aku.. ehmm lebih baik kita berkeliling lihat-lihat binatang di sini. Bukannya kita datang ke sini untuk melihat binatang?" jawabnya.

"Ahh gak seru! Yasudah biar adil, Kazu-senpai dan Nee-chan nonton pertunjukkan gajah aja. Aku dan Asuka-san bakal pergi ke bianglala." ucap Taishi.

"Ayok deh!" jawab Asuka. Mereka berdua kemudian cepat-cepat menuju ke tempat yang diinginkannya itu.

"Eeehh chottoooo.." teriakku.

Belum juga mendengarkan persetujuan kami, mereka berdua malah sudah berlari meninggalkan aku dan Kazuhara-san. Bagaimana ini... Padahal aku berusaha menghindarinya. Tak mau sedikitpun berinteraksi dengan dia. Tapi kenapa sekarang malah hanya ada aku dengannya di sini.

"Midori-san daijoubu? Kau tampak cemas.." tanya Kazuhara-san.

"Daijoubu desu." jawabku singkat.

"Ano.. tentang yang tadi.. Maaf, aku hanya bermaksud menolongmu. Tidak ada yang lain lagi." jelasnya.

"Ahh iie.. Jangan meminta maaf, aku yang harus berterimakasih padamu karena sudah menolongku. Arigatou gozaimasu Kazuhara-san." jawabku.

"Hai.. dengan apa yang terjadi setelah itu, lebih baik kita lupakan saja." ucapnya lagi.

Aku mengangguk.

"Apa Midori-san mau menjadi temanku?" tanyanya.

"Ehh? Maksudmu?" tanyaku balik.

"Sejak bertemu kemarin rasanya kita seperti orang yang secara tak sengaja dikenalkan. Aku temannya Mori-kun dan Midori-san kakak dari dia. Tapi sekarang aku ingin menganggap Midori-san sebagai teman dan Midori-san pun bisa menganggapku teman juga. Bagaimana?" jelas Kazuhara-san.

"Ohh.. souka.. Aku gak masalah sih. Baiklah." jawabku.

"Kau tak masalah berteman dengan preman sepertiku?" candanya bermaksud mencairkan suasana. Tapi ucapannya itu mengingatkanku kembali pada kesan pertamaku saat melihatnya.

"Jangan mulai deh.. apa aku batalkan saja pertemanan kita?" kesalku.

"Tidak, tidak.. aku bercanda. Gomen hehe.. Baiklah. Hajimemashite, Kazuhara Ryuto desu." dia mulai memperkenalkan diri lagi.

"Moriyama Midori desu." jawabku.

Kami pun saling berjabat tangan untuk perkenalan diri yang ketiga kalinya. Perlahan kecanggungan diantara kami memudar. Kami bisa berkomunikasi layaknya seperti teman biasa. Kami juga mulai bertukar kontak. Walau celetukan berbahayaku tetap saja suka terlontar, tapi dia santai saja. Dia orang yang ramah, seru dan.. konyol, nyatanya. Sama seperti saatku melihat tingkah dia di apartemen tadi pagi. Selama menonton pertunjukkan gajah pun beberapa kali dia 'kumat' dan membuatku sulit untuk berhenti tertawa. Belum lagi saat kami melihat ke sekumpulan gorila, dia malah saling bersahutan dengan binatang itu. Menarik perhatian orang-orang dan mengundang tawa sekitar juga.

"Apa selain jadi penyanyi, Kazuhara-san juga seorang pelawak?" tanyaku penasaran.

"Eee? Apa tampangku terlihat seperti itu? Bukankah aku menyeramkan?" tanya dia balik.

"Bukan wajahmu, tapi tingkah Kazuhara-san bisa mengundang tawa dari semua yang melihatnya. Hahahaha" tawaku.

Dia hanya tersenyum menatapku terus.

"Nande? Ada apa diwajahku?" tanyaku.

"Tidak.. aku senang kalau Midori-san banyak tertawa di depanku. Jangan jutek-jutek teruslah.. Aku ingin selalu melihat lesung pipimu itu." ucap Kazuhara-san padaku.

Aku tak tahu apa dia sedang menggoda, memuji, mengejek atau sekedar bicara tanpa maksud saja padaku. Yang jelas kata-katanya itu membuat jantungku kembali berdegup seketika. Ada apa ini? Please, jangan baper, Midori!

"Urusai!" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Jadi, mana teman gorilamu itu yang bernama Mandy?" tanyaku lagi.

"Kau menganggap perkataanku itu serius? Itu tidak nyata Midori-san hahaha. Mandy-san teman satu grupku di GENERATIONS, tubuh dia memang tinggi dan besar, sama seperti gorila. Nih kukasih lihat fotonya." jelas Kazuhara-san.

"Ah! Aku tahu orang ini! Aku pernah melihatnya di suatu variety show.. Dia member EXILE kan? apa GENERATIONS = EXILE?" tanyaku makin penasaran. Untuk nama EXILE, aku tahu. Grup musik itu sudah sangat terkenal di seluruh penjuru Jepang. Walau tak mengikuti perkembangan dan mengetahui secara keseluruhan musik mereka, tapi aku tahu nama ini.

"Bukan, bukan.. Itu berbeda Midori-san.." jawabnya. Kazuhara-san mulai menjelaskan tentang struktur dari EXILE sampai kebawah-bawahnya. Secara rinci dan panjang lebar. Karena saking seriusnya menyimak, aku sampai tak sadar bahwa sejak tadi aku menyimak sembari menatapnya terus.

"Bagaimana? Midori-san mengerti kan sekarang?" tanyanya ke arahku yang saat itu sedang menatapnya. Wajah kami saling berhadapan lagi. Dan lagi lagi jantungku berdegup.

"Midori-san? Hoi?!!" tegurnya sambil mengibas-ngibas tangan di depan wajahku.

"Ahh gomen.." jawabku kemudian.

"Apa kau terkesima padaku sampai terus-menerus memandangku seperti itu?" goda dia.

"Iie!! Bukan itu! Penjelasanmu membingungkan, aku belum mnegerti.. Makanya... yaa itu.." aku mengelak mencari-cari alasan.

"Hmmm begitukah? Atau Midori-san tanya saja deh pada Asuka-san, mungkin kalau dia yang menjelaskan jadi bisa dimengerti." ucapnya. Aku mengangguk-angguk saja. Tak lama kemudian terdengar suara seseorang memanggil namaku dari arah belakang. Ternyata mereka Asuka dan adikku.

"Udah nih naik bianglalanya?" tanyaku.

"Udah dong.. Seru!!" jawab Asuka cekikikan.

"Padahal kita sama sekali gak naik bianglala ataupun pergi kemana-mana sih. Nee-chan gak tau kalo daritadi kita itu ngikutin kalian berdua. Hihihihihi. Yes! Rencana berhasil!" batin Taishi.

"Yaudah yuk jalan-jalan lagi. Atau Mi-chan dan Ryuto-san mau naik bianglala juga? Biar aku yang nunggu di bawah sama Taishi." tanya Asuka.

"Gak usah!" ucapku.

"Nande?" tanya Kazuhara-san.

"Yaudah yuk kita pergi lagi lihat-lihat yang lain." ajakku buru-buru tak menghiraukan pertanyaan Kazuhara-san.

Kami akhirnya berkeliling di kebun binatang ini dengan full team. Aku dan Asuka berjalan di depan sedangkan Taishi dan Kazuhara-san mengikuti di belakang. Melihat-lihat keberagaman jenis dari makhluk hidup lainnya. Bercanda gurau sepanjang jalan, berfoto-foto hingga membuat video juga. Ketika aku dan Asuka sedang fokus melihat foto-foto kami di ponsel sambil terus berjalan, tak sengaja aku menabrak orang di depan.

"Aaa sumimasen.." aku membungkuk dan minta maaf padanya.

"Maaf juga, karena saya tadi sedang berjalan sambil main ponsel." jawab orang itu.

"Loh Ryota? Ngapain lo disini?" ucap Kazuhara-san pada orang yang barusan kutabrak.

"Ryuto-kun? Ah gue habis pemotretan majalah disini. Lo sendiri?" tanya balik orang itu.

"Gue lagi jalan-jalan aja sih bareng temen." jawabnya.

"Ohh ini teman-teman Ryuto-kun. Hajimemashite, Katayose Ryota desu." orang itu memperkenalkan diri sambil menebar senyum.

"Katayose..?" batinku mendadak terpikirkan sesuatu sambil terus memperhatikan si pria bermuka imut ini.

"Moriyama Taishi desu." Taishi duluan memperkenalkan diri.

"Moriyama Midori desu." jawabku yang terus menerka-nerka karena rasanya tak asing dengan nama Katayose dan wajahnya ini.

"KATAYOSE RYOTA!! RYOTA!! RYOTA-SAN! OH MY GOD! HAAAHH!!" teriak Asuka yang bukannya memperkenalkan diri malah heboh bertingkah sama seperti saat dia bertemu Kazuhara-san.

"Nama lo woy! Bukan nama dia!" tegurku.

"Sumimasen.. Asuka desu! Aku.. aku.. penggemar GENERATIONS!" jawab Asuka semangat.

"Ahh benarkah? Arigatou gozaimasu! Atas segala dukungannya selama ini, terimakasih banyak!" jawab orang itu.

"Oh apa ini teman satu grupnya Kazuhara-san?" tanyaku. Apakah ini jawaban dari terkaanku tadi? Merasa tak asing karena orang ini adalah member GENERATIONS? Namun tidak, masih tetap ada yang mengganjal pikiranku.

"Benar sekali!" jawabnya yang malah ikut-ikutan memperhatikanku dengan aneh. Alisnya yang tebal seakan tertaut saat dia menatapku.

"Ryota? Ngapain lo terus lihatin Midori-san?" Kazuhara-san mencurigai sikap rekannya.

"Ano.. Sepertinya saya mengenal Moriyama-san....." jawabnya sambil terus berpikir keras. Mencari-cari satu titik yang menjadi kepastian. Sedangkan tiga orang lainnya diam.

"Saya juga.. rasanya tak asing dengan nama Katayose..." balasku masih dengan rasa penasaran yang makin menumpuk.

"Apa.. Moriyama-san berasal dari Tokyo?" ia mulai berusaha menemukan jawabannya.

"Bukan, saya dari Osaka." jawabku.

"Osaka? Saya juga dari sana." 

Ia melanjutkan, "Jangan-jangan-- Moriyama-san bersekolah di SD ***** ?" tanyanya lagi menebak.

Aku terkejut. Sangat! Iya, itu memang sekolahku. Akhirnya! Akhirnya!! Aku bisa mengingat dia. Memori lama tentangnya yang terlupakan kini muncul kembali.

"Katayose Ryota.. Katayose-kun.. Kamu, kamu.. si anak chubby yang pandai main piano itu?" tanyaku terbata-bata.

"Heee kamu ingat! Kimi wa.. Moriyama Midori.. Midori.. Mi-chan, Mi-chan, si ketua yang cengeng?" jawabnya.

Aku mengangguk. Hanya bisa terus menutup mulutku yang menganga dengan kedua tangan karena saking terkejut. Aku tak percaya bisa bertemu dengan teman sekelas di sekolah masa kecilku. Saat itu, aku dan dia serta empat orang siswa lainnya di kelas membentuk sebuah gang abal-abal ala anak bocah. Hachigatsu Squad, itulah namanya. Terbentuk saat kami berada di kelas IV dengan anggota yang terdiri dari siswa-siswa yang lahir di bulan ke-8. Tak ada hal penting yang mendasari pembentukannya, namun karena di kelas paling banyak yang lahir di bulan tersebut, maka terbentuklah si squad ini. Dan aku, ditunjuk jadi ketuanya karena akulah yang lahir di tanggal yang lebih dulu dari siswa lainnya. Dan atas dasar ini pula aku kemudian ditunjuk jadi ketua kelas selepas ketua kelas yang sebelumnya pindah sekolah.

"Katayose-kun sudah besar. Kamu tinggi banget, persis kayak jerapah disini." ucapku refleks.

"Kata-katamu itu tetap gak berubah dari dulu, bikin nyelekit. Apa gak sadar, sebagai perempuan pun tingginya Mi-chan udah melebihi batas, kamu juga sama kayak jerapah." balas dia.

"Eee dasarrr!" aku meneriakinya sambil tetap tertawa. Tak terasa keasingan diantara kami. Walau baru bertemu lagi tapi kami bisa langsung akrab.

"Lesung pipimu juga gak berubah yak.. Senyummu tetap manis kayak dulu." candanya sambil mencubit kedua pipiku.

"Lepas woii.. Sakit.." aku merengek.

"Nah kan, nangis nih nangis.. Apa Mi-chan masih jadi anak cengeng kayak dulu?" candanya lagi.

"Urusee!! Apa Katayose-kun cuman ingat aku karena hal itu?" tanyaku lemas.

"Hai! Karena dulu Mi-chan sering banget menangis, dapat nilai bagus pun nangis. Cuman aku yang bisa menenangkannya. Padahal aku anak bontot di squad, tapi Mi-chan tetap saja bergantung padaku. Ya kan?" ucapnya.

"Ya! Itu benar.. Karena aku cuman bisa percaya padamu.. Katayose-kun masih ingat aja.." jawabku tersipu malu.

"Tapi Mi-chan malah meninggalkanku setelah kelulusan.. Kamu gak mau masuk ke SMP yang sama denganku.." ungkapnya sambil manyun.

"Bukan begitu.. karena rumah orang tuaku pindah ke daerah lain, jadi aku mencari sekolah terdekat aja." jawabku.

"Hai hai,, yasudahlah.." jawabnya.

"Ah! Apa Mi-chan masih ingat Angel?" tanyanya lagi.

"Angel.. hmmm anggota squad berambut keriting yang paling pintar di kelas itu?" tebakku.

"Benar! Mi-chan tahu, aku udah ketemu dia sejak tiga bulan lalu. Dan ternyata, hal yang gak disangka-sangka, dia itu kekasihnya Mandy-san, teman satu grupku. Benar kan Ryuto-kun? Ryuto-kun?" jawabnya yang kemudian memanggil Kazuhara-san untuk memastikan ucapannya tapi dia tidak menyahut. Kami pun melihat ke sekitar.

Ternyata, saat aku dan Katayose-kun keasyikan mengobrol membahas masa lalu, Asuka dan Taishi hanya diam menyimak kami saja. Dan Kazuhara-san, dia malah sedang jongkok sambil melempar batu-batu kecil ke sebuah kolam di samping kita semua berada dengan raut wajah yang tampak bete.

"Sampai kapan kalian terus mengobrol?" tanya adikku.

"Ahh gomennasai.. Hmm kalo gitu, bolehkah aku meminjam Mi-chan dari kalian? Aku masih ingin terus mengobrol banyak dengannya." tanya Katayose-kun.

"Gak usah minta ijin.. Yuk kita pergi aja dari sini." jawabku langsung. Kami berdua pun pergi meninggalkan mereka.

"Yaahh kirain kita bakal pergi sama-sama, ehh dia malah ngacir sama si Mi-chan. Gak nyangka juga ternyata Ryota-san dan Mi-chan itu teman SD." Keluh Asuka

"Udahlah kita lanjut yuk.. Kazu-senpai, ayok!" ajak Taishi.

"Si tiang listrik ngapain sih ganggu gue sama Midori-san! Padahal suasananya kan udah bagus, ehh malah ketemu sama si 'setan'. (ps: onii jadi oni). Kenapa juga bisa kebetulan mereka itu teman masa kecil! -_-" kesal Kazuhara-san dalam hati. Dengan lesunya dia pun bangkit dan melanjutkan lagi perjalanan.

Aku dan Katayose-kun terus saja berbincang tak ada habisnya mengenang masa-masa kecil. Kami pun mulai membahas hal-hal yang terjadi setelah dewasa. Kesibukan kami sampai masalah percintaan pun saling diceritakan. Tak tahu mengapa aku bisa mencurahkan dengan bebas hal-hal ini pada Katayose-kun, rasanya aku langsung nyaman saja saat bersamanya. Walau kita bukan anak kecil lagi, walau dia juga adalah lawan jenis, tapi aku tak mempedulikan hal itu.

"Mi-chan, udah punya pacar?" tanya dia.

"Ahh,, tidak ada.. Katayose-kun?" tanyaku balik.

"Aku pun belum.. Sejujurnya sejak aku berkonsentrasi di dunia musik ini, aku belum pernah menjalin kasih lagi. Mungkin sejak umurku 15 tahun. Memalukan sekali.." jawabnya dengan nada yang melemah.

"Memalukan? Kenapa? Hmm tapi bagus sih buat penggemarmu. Jadi mereka gak akan cemburu kalo Katayose-kun belum punya pasangan haha.." jawabku usil.

"Kukira bagus buatmu.. Hmmm" ucapnya ngaco.

"Ehh? Haha ada-ada aja kamu! Hmm akupun belum pernah menjalin cinta lagi setelah lulus SMA. Ini lebih memalukan karena aku perempuan..." jawabku sambil menutup wajah.

"Kenapa? Apa Mi-chan belum bisa melupakan dia?" tanyanya lagi.

"Bukan begitu.. malah aku udah gak mengingat dia lagi sekarang. Dulu dia senpai di sekolah. Kita berpisah dengan cara yang kurang baik, sih. Tapi sudahlah, aku udah putus komunikasi sama dia sejak saat itu.. Aku rasa dia udah bahagia sama kehidupannya sekarang dan akupun juga bahagia dengan kehidupanku ini.." jawabku.

"Hmmm..." dia hanya merespon dengan dehaman saja.

~teng nong~ (suara pesan line)

Kami terdiam beberapa saat.

"Ah, Mi-chan, temani aku yuk?" tanya dia sambil mengecek ponselnya yang terus berbunyi.

"Yuk.." aku langsung menjawab tanpa bertanya kemana dia akan membawaku.

"Kamu gak nanya kemana kita bakal pergi?" tanyanya lagi.

"Aku percaya kok Katayose-kun gak akan bawa aku ke tempat yang berbahaya kan?" jawabku.

"Iya lah, mana mungkin aku membahayakanmu. Let's go!" ucapnya.

Kami menuju pintu keluar. Lalu ke parkiran mobilnya dan cusss berangkat. Aku menelpon Taishi, memberitahunya bahwa aku pergi bersama Katayose-kun. Untung saja kunci mobilku masih ada di Kazuhara-san, jadi aku tak perlu kembali menemui mereka untuk memberikan kuncinya. Biar saja nanti Asuka yang membawanya pulang, atau mungkin Kazuhara-san, jika dia berniat menginap lagi di apartemen. Kalau adikku? Dia baru genap 20 tahun sebulan lalu, dan belum sempat membuat SIM. Yang jelas sekarang aku bisa tenang meninggalkan mereka.

Sementara saat itu di dalam kebun binatang..

**
-Point of View Kazuhara Ryuto-

Semangatku turun drastis setelah Midori-san tak bersama kami lagi. Aku terpaksa ikut berkeliling walau semuanya terasa membosankan. Huh! Ada pertunjukkan seru pun aku tak mood untuk membuat lawakan.

~teng nong~ (suara pesan line)
---------------------------------------------------------------
Grup Line GENERATIONS

*Komori Hayato
"Minna.. apa ada yang mau bantu bawain kucing gue di penitipan hewan? Gue lagi beres-beres rumah buat ntar malam kumpul nih.."

*Shirahama Alan
"Gomen.. gue gak bisa Hayato!"

*Nakatsuka Yuta
"Gue juga gak bisa, 5 menit lagi waktunya Mairo dan Aruby mandi, gak boleh telat.."

*Katayose Ryota
"Oke! Kirim alamat dan tanda buktinya, gue segera ke sana.."

*Komori Hayato
"Jl. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx. Sankyu Ryota-kun!!!"

*Sano Reo
"Yahh.. Gue telat baca yak? Yaudah deh tidur lagi..."

chat end
----------------------------------------------------------------

"Ee? Apa Ryota pergi ke sana bareng Midori-san kah?" batinku.

"Asuka-san, Kazu-senpai, barusan Nee-chan telpon katanya mau pergi sama Katayose-san. Jadi kita gak usah nunggu dia.." ucap Mori-kun.

"Mau kemana mereka?" tanya Asuka-san. Mori-kun pun menjawab tak tahu.

"Mereka pergi ke tempat penitipan hewan. Tepatnya mau bawa kucing Hayato dari sana." jawabku menunjukkan chat line di grup.

"Eeee kucing?!!!" Mori-kun dan Asuka-san terkejut.

"Nande?" tanyaku bingung.

"Mi-chan kok mau sih, dia kan anti banget sama kucing. Hmmm" heran Asuka-san.

"Hontou ni?" tanyaku lagi.

"Hai senpai.. Nee-chan gak pernah akur sama binatang itu. Hmmm apa karena lagi sama Katayose-san dia bela-belain maksa pergi. Mencurigakan~~" ucap Mori-kun serius.

Mendengar perkataan Mori-kun membuat hatiku makin semrawut. Cinta bisa datang kapan saja tanpa mengenal waktu. Lama atau sekejap, hati lah yang mampu menentukannya. Sekarang kumulai merasa percikan-percikan asmara untuknya, tapi ketika itu tiba, dia malah pergi bersama orang lain. Sialan! Gue ditikung!

-Point of View Kazuhara Ryuto end-
**

Selama perjalanan, aku dan Katayose-kun melanjutkan obrolan.

"Ano Katayose-kun, tadi kamu bilang udah ketemu Angel kan?" tanyaku.

"Hai.. kita ketemu pas dia dikenalkan sama Mandy-san." jawabnya.

"Mandy-san.. Gorila-san.. ahaha" candaku.

"Eh? Mi-chan tahu dia? Sampe bisa nyebut gorila. Tapi emang bener dia mirip gorila. Hahaha" timpalnya.

"Aku belum pernah ketemu Mandy-san itu. Kazuhara-san yang bilang dia mirip gorila." jawabku.

"Mi-chan udah lama kenal sama Ryuto-kun?" tanya lagi Katayose-kun.

"Aku baru mengenalnya kemarin. Dia teman adikku, si Taishi." jelasku.

"Sesingkat itukah? Kukira udah lama, tapi aku lihat ada sesuatu yang beda dari Ryuto-kun padamu." ucapnya.

"Eh? Maksudnya?" tanyaku bingung.

"Iie.. Jangan dipikirkan.. Ah iya, Mi-chan pengen ketemu Angel kan? Nanti aku hubungi Mandy-san supaya kalian bisa ketemu." ucapnya. Akupun mengangguk.

Lalu dia menyetel lagu bertempo semi ballad di mobilnya. Kudengar dua jenis suara disana. Satu lembut berkarakter khas dan satu lagi powerful namun kelembutannya bisa terasa juga. Irama dan suaranya amat menyatu. Mengalun dengan indah sampai ke hatiku.

"Mi-chan tahu grupku kan?" tanyanya.

"Ah Pasti! Katayose-kun sedang memutar lagunya kan ini?" jawabku menebak.

"Hai! Apa Mi-chan penggemar GENE juga kah? Sama kayak temanmu yang tadi itu?" tanyanya lagi.

"Kalo itu, bukan hehe.. Cuman Asuka aja.. Tapi aku mendengar semua musik-musik kalian. Semuanya bagusss. Malah lagu Big City Rodeo aku jadiin nada dering!" jawabku meyakinkan. Ah, maafkan kebohongan kecilku ini Katayose-kun. Lagu kalian pun aku hanya tahu satu saja yang setia kujadikan nada dering itu. Tapi aku sulit berkata jujur di depanmu tentang hal ini. Karena aib itu tak boleh diketahui siapa-siapa lagi selain mereka bertiga.

"Ohh.. Tapi Mi-chan gak tau kan kalo aku GENERATIONS? Kalo member lainnya? Hahaha" tawanya.

Aku menggeleng-gelengkan kepala sambil senyum-senyum watados. Ternyata walau sudah berbohong pun tetap saja aku tak bisa membohonginya lagi.

"Daijoubu.. Nanti bisa kukenalkan Mi-chan ke teman-teman lain, dan Asuka-san juga. Pasti dia senang. Sekarang kita bakal ke tempatnya Hayato, salah satu diantara mereka. Tapi sebelumnya kita ke penitipan hewan dulu membawa kucingnya dia. Hampir sampai kok.." ucap Katayose-kun.

DEG! Aku kaget mendengar tempat dan binatang itu. Wajahku seketika memucat. Kedua tanganku saling menggenggam dan keringat dingin mulai terasa.

"Nah sampai! Yuk turun." ajaknya.

"Aduh gimana ini.. Gilak! Harusnya tadi gue tanya dulu dia mau ke mana! Ini tempat berbahaya banget buat gue!!" batinku cemas.

"Mi-chan? Daijoubu? Wajahmu pucat.." tanyanya khawatir.

"Ano.. Katayose-kun.. aku.. aku.. takut itu.. kucing.." jawabku lemas sambil tertunduk.

"Eehh?? Serius? Gomen Mi-chan aku gak tau.." jawabnya terkejut. Dia memang tak pernah mengetahui kenyataan ini. Faktanya, aku berhasil menutupi hal ini dari orang-orang di SD. Selama bersekolah di sana Tuhan seperti menolongku untuk tidak mempertemukanku secara dekat dengan binatang itu.

"Gak ada yang tau selain keluargaku..." jawabku lagi.

"Hmmm bagaimana ya.." ia tampak kebingungan.

Lanjutnya, "Yaudah, Mi-chan tunggu aja di sini, biar aku yang masuk sendiri."

"Lalu kucingnya, dibawa masuk ke mobil?" tanyaku lagi.

Dia mengangguk

"Gawat!! Aku pulang aja Katayose-kun. Aku bisa pulang sendiri. Aku naik taksi aja." jawabku.

"No no no no.. Mi-chan tetap di sini. Kucingnya pake kandang, jadi dia gak akan keluar. Tenang aja, Mi-chan pasti aman." jawabnya menenangkanku.

Katayose-kun terus menahanku agar tak pulang walau aku merasa cemas. Tapi baiklah, karena aku tak tega melihat raut wajahnya yang seakan memohonku untuk tetap tinggal. Aku tenangkan diri, mencoba untuk rileks lagi. Sekitar 10 menit menunggu, dia pun keluar juga dari tempat itu. Diletakkannya si kucing di kursi tengah mobil dan kami berangkat lagi. Selama perjalanan menuju ke tempat sang pemilik, binatang itu terus saja mengeong membuat bulu kudukku merinding. Membuatku tak bisa santai, tapi Katayose-kun lagi-lagi bisa menenangkanku dengan caranya sendiri yang membuat aku perlahan bisa bernapas normal lagi.

Kami sampai di tempat tujuan. Diajaknya lah aku olehnya masuk ke rumah itu.

"Aaahh Kagura-chaannn!! Sankyu Ryota-kun!!" ucap si pemilik rumah.

"Douita!" jawab Katayose-kun.

"Terus.. cewek ini siapa?" tanyanya melihat ke arahku.

"Moriyama Midori desu.." jawabku.

"Komori Hayato desu.. " jawabnya.

"Ini teman gue, gapapa kan diajak kesini?" tanya Katayose-kun.

"Gapapalah, masuk yuk.." ajaknya.

"Ehh anoo.." ucapku tertahan.

Lalu Katayose-kun membisiki temannya memberitahu tentang kecemasanku itu. Dia pun mengerti dan mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dipersilahkannya aku dan Katayose-kun masuk ke rumahnya.

"Kalian mau ngopi? Moriyama-san suka kopi kah?" tanya Komori-san.

"Hai,, boleh.." jawabku.

"Lo ngopi mulu hobinya Hayato! Aturan kalo ada orang yang datang tuh ditawarin teh atau air putih kek, ini langsung kopi.." keluh Katayose-kun.

"Berisik lo,, kalo mau teh ambil aja sendiri. Biasanya juga gitu.." jawab Komori-san menuju dapurnya untuk membuat kopi.

Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua.

"Hai.. Silahkan diminum kopi terbaik buatan Komori Hayato." ucapnya yang kembali membawa dua cangkir kopi.

"Arigatou.. Uhh harumnyaaa.. Komori-san penggemar kopi kah?" tanyaku.

"Betul! Aku sukaaa sekali kopi. Pagi siang sore malam hidupku untuk kopi!" jawabnya semangat.

"Halah lebay lo!" ucap Katayose-kun.

"Ohh iya, Moriyama-san temannya Ryota-kun? Bukan pacarnya kah?" tanya dia kepo.

"Ehh? Bukan.. Aku dan Katayose-kun teman sejak lama, tapi kita baru bertemu lagi sekarang.." jawabku.

"Hmm souka.. Karena baru kali ini aku lihat Ryota-kun gandeng cewek. Selama di GENE dia belum pernah ngenalin pacarnya." ucap Komori-san.

"Diem looo!!" kesal Katayose-kun.

"Tapi bentar lagi kayaknya bakalan ngenalin Moriyama-san ke kita-kita deh.. Ciyeee hahahasyiiikkk" goda lagi Komori-san.

Aku hanya bisa tertawa lagi menanggapi perkataan Komori-san itu. Yaahh hanya waktu saja yang bisa menjawab. Kami bertiga terus berbincang-bincang dan ternyata Komori-san itu orangnya berisik sekali. Heboh juga dan tak tanggung-tanggung bisa langsung mengekspresikan apa yang dia rasakan. Pantas saja tadi selama perjalanan kucingnya mengeong terus, ternyata itu turunan dari si pemilik. Sifatnya mengingatkanku pada Asuka. Sepertinya dia akan jadi kombinasi yang pas bersama dengan Asuka. Hahahaha.

Aku melihat sebuah bingkai foto yang besar terpasang di dinding ruangannya. biar kutebak, itu pasti GENERATIONS.

"Foto itu.. GENERATIONS kan?" tanyaku.

"Hai.." jawab Komori-san.

Aku melihat satu persatu wajah diantara mereka. Ada Komori-san, Katayose-kun, Mandy-san (?) aku yakin itu dia, dan tak ketinggalan Kazuhara-san, dia tampan juga ternyata walau aura seramnya tetap menempel. Melihat fotonya membuatku tiba-tiba mengumbar senyum tanpa sebab. Aiihh >,<

"Ano.. apa ada anak kecil kah di grup ini?" Tanyaku sembari menunjuk ke arah foto yang kumaksud.

"Ohh Reo! Dia emang paling kecil di sini. Umur dan tinggi badannya sesuai. Mukanya juga sih.. Tapi sesungguhnya dia bukan anak kecil yang biasa." jawab Katayose-kun.

"Maksudmu?" tanyaku bingung.

"Mi-chan bakal kaget deh kalo nanti ketemu dia.." jawabnya lagi.

"Hmmm.." Jawabku. Aku melanjutkan lihat wajah yang lainnya.

"Orang ini.. pasti Alan-san?" Tanyaku menebak karena wajahnya seringkali diperlihatkan oleh Asuka.

"Hai.. Leader kami!" jawab Komori-san.

"Gilak! Beneran ganteng banget ini ichibannya si Asuka.. Pantesan dia demen hmmm.." batinku.

Lalu aku melihat pada satu orang terakhir yang berambut merah. EEEHHH???

Dia...

Dia... wajah yang sangat amat kukenali! Bercampur dengan perasaan kaget aku terus memandanginya dan refleks berkata,

"Yupi?" ucapku.

"Eeh? Yuta-kun? Moriyama-san mengenalnya?" tanya Komori-san.

"Ee.. eh.. ettoo.. dia.. dia satu SMA denganku, kita saling mengenal. Nakatsuka Yuta kan?" jawabku dengan gugup. Ucapan yang terbata.

"Ya.. Itu namanya.." jawab dia. Aku mengangguk-angguk saja masih dengan perasaan yang teramat kaget.

"Jadi dia udah sukses sekarang..." batinku.


-bersambung-

Part 4: Burning Up

Saturday, July 21, 2018

SM*SH -Fenomena

SM*SH is back!! Boyband Indonesia favorit saya dari jaman SMA ini akhirnya kembali lagi di 2018 setelah bertahun-tahun vakum. Walau saya gak seaktif dan hype banget ngikutin mereka kayak dulu pas jaman sekolah lagi, tapi saya tetep bahagiaaa mereka kembali. Dengan formasi yang masih bertahan dengan 6 orang setelah ditinggalkan Morgan di masa-masa kejayaan mereka, sekarang Six Men As Six Heroes alias SM*SH hadir lagi di belantika musik Indonesia dengan single berjudul "Fenomena" yang baru dirilis tanggal 18 Juli 2018. Lagunya tersedia di semua digital platform seperti Itunes dan Spotify. Berikut saya bagikan lirik lagu dari SM*SH -Fenomena :)

sumber foto: official instagram SM*SH Indonesia

SM*SH -Fenomena

Ingin kutahu u u u u
Apakah apa kau ada yang punya
Karena karena ku tak bisa
Lupakan lupakanmu

Kau, satu fenomena
Langit pun cerah hilang gelisah bila engkau ada
Dan, kuingin tahu
Mungkinkah ada yang istimewa bila ku menyapa

Telah kucoba tuk lupakanmu
Tapi ku tak pernah bisa
Harus kucoba bertegur sapa
Karena bayangmu, slalu hantuiku

Reff:
Ingin kutahu u u u u
Apakah apa kau ada yang punya
Karena karena ku tak bisa
Lupakan lupakanmu
Apa kau mau u u u u
Apakah apakah kau juga mau
Katakan katakan yang kau rasa
Jangan kau jangan kau diam saja
Katakan katakan yang kau rasa

Kau, satu fenomena
Langit pun cerah hilang gelisah bila engkau ada
Dan.. kuingin tahu
Mungkinkah ada yang istimewa bila ku menyapa...

Telah kucoba tuk lupakanmu
Tapi ku tak pernah bisa
Harus kucoba bertegur sapa
Karena bayangmu, slalu hantuiku

Reff:
Ingin kutahu u u u u
Apakah apa kau ada yang punya
Karena karena ku tak bisa
Lupakan lupakanmu
Apa kau mau u u u u
Apakah apakah kau juga mau
Katakan katakan yang kau rasa
Jangan kau jangan kau diam saja
Katakan katakan yang kau rasa

Rap:
Hey, teruntuk dirimu yang merasa
Yakinkan lagi asa ku kita bisa
Rasa ini masih terus berbayang
Kau tanpa ada namun ragamu hilang
Ah, mungkin kau masih ragu
Tapi salahkah jika kita coba dulu
Melepas bukanlah satu hal yang mudah
Kau tiba datang tanpa pamit menghilang

Reff:
Ingin kutahu u u u u
Apakah apa kau ada yang punya
Karena karena ku tak bisa
Lupakan lupakanmu
Apa kau mau u u u u
Apakah apakah kau juga mau
Katakan katakan yang kau rasa
Jangan kau jangan kau diam saja
Katakan katakan yang kau rasa


(mohon koreksi jika ada kesalahan)

**
Official Audio SM*SH -Fenomena


RAFAEL

RANGGA

BISMA

DICKY

REZA

ILHAM

(sumber foto: official instagram SM*SH Indonesia)




Thursday, July 19, 2018

Fan Fiction: Story (2)

Part 1: I Remember

Part 2: Echo
(Kazuhara Ryuto focus)

Burung-burung saling berkicau membangunkanku di pagi hari ini. Seperti biasa, suara alarm ponselku itu amat ampuh untuk membuatku cepat tersadar. Cuitan mereka mengingatkan pada suara Okaa-san yang akan terus menerus nyaring tiada henti sampai aku menyautnya lalu keluar kamar. Oleh karena itu, agar dapat merasakan kehadirannya di sini, kuputuskan memasang nada alarm seperti itu. Begitupun dengan adikku. Ahh aku rindu Okaa-san dan Otou-san. Tapi aku harus tetap berjuang di sini.

Setelah melewatkan malam terbodoh dalam hidupku, rasanya badan ini berat untuk meninggalkan kasur. Malas pula untuk keluar kamar apalagi jika bertemu dengan senpainya adikku itu yang masih menginap di sini. Haahh menyebalkan!

*di kamar Taishi*

*Point of View Author

"Gue kira tadi ada burung yang masuk ke sini, ternyata suara alarm.." ucap Ryuto yang masih tiduran di kasur sembari menggeliat.

"Bukanlah senpai.. Nee-chan yang suruh gue pake alarm itu, biar bisa inget terus sama Okaa-san. Dan emang bener sih berisiknya 11 12 sama kayak Okaa-san haha" jawab Taishi.

"Hahahaha bener sih.. *plak* .Gue jadi kangen deh sama keluarga di Amagasaki. Udah empat bulan belum pulang. Saat lihat Mori-kun dan Midori-san itu jadi mengingatkan gue sama Akane, adik perempuan gue. Udah gede pun tapi kita masih tetep suka berantem. Tapi kita juga saling menyayangi, saling menjaga, saling berbagi cerita. Walau pas deket suka bertengkar, tapi kalo jauh pasti rindu. Yaa kan?" ungkap Ryuto.

"Hai! Walau Nee-chan jutek dan kata-katanya kadang asal ngomong gitu, tapi dia orang yang baik kok. Dia bakal sangat peduli pada apa dan siapapun yang dia sayangi. Dia bertanggungjawab dan juga gak merasa keberatan membiayai kehidupanku selama disini. Tapi dia orangnya cengeng, mau sedih ataupun bahagia, pasti ujungnya nangis. Makanya gue pengen banget nanti dia punya pasangan yang selalu bisa melindungi dan menenangkan dia." jawab Taishi.

"Souka.. souka." ucap Ryuto sembari membayangkan sesuatu.

"Memang kelihatan banget sih dia begitu peduli sama Mori-kun, waktu pertama kali lihat gue aja, dia khawatir kan Mori-kun bergaul sama seorang preman?" lanjutnya.

"Ehhh senpai.. ano.... etto...." jawab Taishi kebingungan.

"Hahaha daijoubu Mori-kun.. kenyataannya badan gue emang kayak gini sih, wajar Nee-chan mu itu berpikiran kayak gitu."  Ryuto tertawa.

"Hahahaha senpai nih.. Ohh iya senpai.. Senpai suka kah sama Nee-chan?" pertanyaan jahil dari Taishi pun keluar.

"Ehh? Hmmm mungkin terlalu cepat kalo bilang suka, tapi gue penasaran sih sama Midori-san. Entah kenapa pas lihat sikap dia yang lucu di peristiwa semalam malah bikin hati gue tergerak buat mengenal dia lebih dalam lagi." jelas Ryuto sambil tersenyum.

"Aseekk bahasanya.. Nanti juga lama-lama jadi jatuh cinta. Kalo senpai jadian sama Nee-chan, bisa kali gue dikenalin sama Akane-san juga.." goda Taishi.

"Heh! Adek gue masih sekolah! Gak ada pacar-pacaran! Udah sana mandi Mori-kun!!!" ucap Ryuto yang kesal sekaligus tersipu malu lalu mengurung diri lagi di balik selimut.

*Point of View Author end

**

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi. Aku mempersiapkan sarapan sedangkan Taishi bersama Kazuhara-san berada di ruang tengah sedang asyik menonton acara boxing internasional di TV sampai mereka pun memperagakan gerakannya seakan-akan merekalah peserta di acara itu. Tampak akrab sekali melihat mereka berdua. Sepertinya Taishi lebih menyukai seorang kakak laki-laki daripada perempuan sepertiku. Huft.

ting tong~ ting tong~

Bel apartemen berbunyi. Ahh pasti itu Asuka. Karena saat tadi kubangun tidur telah ada pesan darinya bahwa dia akan berkunjung ke rumahku pagi ini. Bukan karena ingin menemuiku, melainkan.... kalian sudah tahu lah.

Kubukakan pintu, dan.... betapa terkejutnya aku saat melihat dia.

"Asuka?!! Ba.. ba.. baju lo? Ini apartemen, bukan tempat konser! Ngapain lo pake setelan kayak gitu?!!!" ucapku dengan nada tinggi.

Bayangkanlah.. Asuka datang ke tempatku dengan mengenakan baju GENERATIONS. Memakai tas selendang GENERATIONS pula. Membalutkan syal bertuliskan nama yang sama di lehernya. Memakai topi sampai membawa bendera dengan nama itu juga!

"Ohayou Mi-chan! Kazuhara Ryuto-san? doko? doko?" tanyanya heboh dan mengabaikan pertanyaanku.

"Yaampunnn Asuka!! Tau ahh,, masuk deh masuk!!" kesalku.

Aku membawa Asuka menemui idolanya itu. Sampai di tempat di mana dia berada, aku melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan lagi. Kazuhara-san, tengah menari-nari tak karuan di hadapan kami. Mengikuti tarian sebuah iklan di TV, namun apa yang dia lakukan bak seperti orang gila. Loncat kesana-kemari tak menentu. Taishi tertawa terbahak-bahak diikuti dengan tawa Asuka juga. Tapi aku? hanya mampu menganga dan membelalakkan mata tak percaya dengan apa yang baru saja dilihat. Siapa dia? Kazuhara-san? Eh? Seorang bapak-bapak yang menyeramkan dimataku kini berubah menjadi makhluk yang konyol. Masuk akal kah? Ehh? Lalu dia berbalik ke arahku dan seketika menghentikan tingkahnya.

"Ohh Midori-san.. Gomennasai,, aku kebablasan.. Gomen hehe" ucap Kazuhara-san sambil cengar cengir kemudian menghampiriku dan Asuka.

"Bablas? Maksud lo?" ucapku dalam hati dengan terheran-heran.

"Eehh Kazuhara Ryuto-san? Iyaaa ini beneran Ryuto-san!! Mi-chan!! Mi-chan!! Doki doki desu!! Kyaaaaa" Asuka heboh sekali setelah melihat idolanya itu kini ada di hadapan dia. Jingkrak-jingkrak bahagia dan tangannya tak henti menggoyang-goyang bahuku membuyarkan keherananku tadi pada Kazuhara-san. Huh merepotkan sekali sahabatku ini.

"Kazuhara Ryuto desu." ucapnya memperkenalkan diri sambil memperhatikan Asuka dari atas sampai bawah.

"Ano.. boku.. eh,, ore... ehh,, watashi.. watashi.. wa... wa.. " Asuka berubah seperti orang yang hilang ingatan.

"Nakamura Asuka desu... Gitu aja ribet banget sih lo!" jawabku mewakilinya. Namun aku mengerti sih mengapa dia seperti ini. Bertemu dengan idola, apapun bisa terjadi. Tak terkecuali dengan si Asuka miss heboh yang tiba-tiba jadi oon ini.

"Hai.. Panggil aja Asuka!" tegasnya.

"Oii Asuka-san! Ini rumah, bukan tempat konser. Salah kostum tuh Asuka-san! hahahaha" ejek Taishi.

"Uruseee!! Ini adek sama kakak kompakan banget sih gak bisa lihat oranglain senang apa.." kesal Asuka.

"Ano.. Asuka-san, penggemar GENERATIONS?" tanya Kazuhara-san.

"Hai!! GENERATIONS suki! Ryuto-san suki! Alan-san suki! semuanya aku suka!!!" jawab Asuka dengan sungguh-sungguh.

"Ehmm.. kita makan dulu deh. Ngobrolnya dilanjut nanti." ucapku ditengah-tengah obrolan mereka.

Sarapan telah siap. Kami berempat makan bersama-sama. Dan Asuka terus saja membisikiku bahwa dia gugup sekali bertemu Kazuhara-san. Hatinya terus berdegup kencang dan merasa ini seperti mimpi. Dia bingung harus bersikap bagaimana di depan idolanya itu. Kemudian kejahilan Taishi muncul lagi.

"Asuka-san daijoubu? Biasanya paling berisik diantara kita bertiga, kok sekarang diem aja pas ada Kazu-senpai? hihihihi" godanya.

"Ssssttt.." tegurku yang kemudian menginjak kakinya Taishi dan dia pun meringis kesakitan.

"Nande?" tanya Kazuhara-san.

"Nandemonai.." jawabku.

"Hmm member GENE yang paling Asuka-san sukai siapa?" tanya lagi Kazuhara-san.

"Riida daisuki!!" jawab Asuka yang tiba-tiba bersemangat menyebut nama itu.

"Ohh Alan-kun, si bule Philipina itu.. souka souka. Mau aku pertemukan dengan dia?" tanya Kazuhara-san.

"Hontou ni?? Mauuuuuu.." jawab Asuka lebih semangat.

"Kapan-kapan bisa kok aku kenalkan ke dia, ke semua member pun bisa. Asuka-san dan Midori-san bisa bertemu mereka." jelas Kazuhara-san.

"Eh?? Arigatou gozaimasu Ryuto-san! Ryuto-san baik sekali..." ucap Asuka bahagia. Aku tak peduli sih dengan apa yang mereka bicarakan. Mau bertemu atau tidak, bodo amaattt~
*belagubangetyaksiakuini >,<*

"Etto.. Alan-san bukan penyanyi dari GENE kan?" tanya Taishi cengengesan dan melirik padaku.

"Eh? Bukan lah Taishi, dia performer, yang bagian dance. Kalo penyanyi itu Ryuto-san dan Ryota-san.." jawab Asuka.

Mendengar ucapan Taishi, sontak membuatku tersedak yang saat itu tepat akan menelan makanan. Kata-kata yang keluar dari mulut si bakayaro syalan itu malah mengingatkanku lagi pada peristiwa aib semalam yang justru ingin sekali aku lupakan. Tak segan-segan kuinjak lagi kakinya tanpa ampun untuk yang kedua kali. Dia kesakitan lagi dan kami bertengkar dalam diam. Hanya ekspresi wajah lah yang saling menyahut memberikan serangan.

"Oii! Kalian kenapa sih? Aneh banget.. Emang siapa yang bilang kalo penyanyi dari GENE itu Alan-san? Baka!" tanya Asuka polos. Kazuhara-san dan Taishi yang mendengar itu tak bisa menahan tawa. Kemudian Asuka tersadar dan dia pun bukannya minta maaf malah ikut menertawaiku.

"Ya Tuhan... si Asuka kenapa malah bahas itu lagi sih?!" kesalku dalam hati sambil perlahan menutup wajah dengan kedua tangan.

"Sudah sudah jangan dibahas lagi.. Mari lanjut makan. Setelah ini kita jalan-jalan yuk? Bagaimana kalau ke kebun binatang?" ajak Kazuhara-san.

"Kebun binatang? Kazuhara-san mau bertemu dengan teman-temannya? Gorila kan?" celetukku.

"Nee-chan nih selalu yaaa.. kalo ngomong suka asal aja!" tegur Taishi. Asuka pun ikut-ikutan.

"Haha gapapa kok.. Hai, benar aku punya teman gorila yang bernama Mandy di sana. Auouooooo.." Kazuhara-san memperagakan gaya gorila yang sedang menepuk-nepuk dadanya. Tak tanggung-tanggung dia pun berlagak memasang ekspresi wajah yang persis seperti kera.

Kami terbahak-bahak melihat tingkahnya. Aku yang diantara ngakak tak bisa menahan tawa namun tetap merasa heran dengan dirinya. Benar-benar tak kusangka orang yang berpenampilan preman seperti dia memiliki sisi lain yang sungguh bertolak belakang.

"Ini orang kok geblek banget sih.." pikirku sambil terus tertawa menatapnya dan dia pun membalas tatapanku diikuti senyuman lebar. Segera kuhentikan tawa dan memalingkan wajah darinya. Loh? Kenapa aku ini... Eh?

Selesai makan, kami bersiap-siap untuk pergi. Namun Asuka kusuruh berganti pakaian dulu karena jika dilihat di depan umum maka itu akan menarik perhatian orang-orang. Apalagi jika ada yang mengenal Kazuhara-san, mungkin nanti mereka berpikir kalau dia sedang ada acara jumpa fans. Wagelasehhh -__-

Kami bersama-sama menuju parkiran mobil di apartemen. Dua pria itu berjalan mengikuti aku dan Asuka. Diriku dan sang sahabat ini memang sering bergurau malah sampai kebablasan. Saat kami berdua sedang saling dorong, aku tak bisa menahan dorongan dari tangannya dan tak sengaja kakiku pun menginjak batu yang kebetulan ada di samping hingga terserimpet. Membuat tubuhku terjungkal ke belakang terbawa gravitasi bumi. Secepatnya Kazuhara-san menolong dengan menahan punggungku oleh badannya agar tak jatuh. Tangan dia pun memegang erat kedua lenganku.

"Daijoubu Midori-san?" tanyanya dengan nada khawatir.

Aku berbalik menghadap ke arahnya dan mencoba berdiri tegak lagi dibantu olehnya. Entah mengapa tanganku refleks menyentuh dada pria ini. Kemudian aku mendongak ke atas. Wajah kami sangat dekat. Mata saling memandang. Kaku. Itu yang sekarang aku rasakan. Tubuh ini terpaku di hadapannya. Tanganku yang masih menempel di dadanya itu merasakan jantung Kazuhara-san berdetak cepat. Deg.. deg.. deg.. Getarannya seakan merambat ke tangan lalu menuju ke jantungku yang kini malah ikut berpacu juga.

~boku no mune no naka...~~~
hibikiau omoi... yeaahh~~~

Perasaanku, perasaannya, bergema tersembunyi tanpa diketahui siapapun. Tak ada suara terdengar namun di relung hati kami amatlah berkecamuk. Mengapa ini tak bisa terkontrol? Kupaksa tahan namun tak berhasil jua..

Kami tetap mematung. Tak bergerak. Tanpa berkata-kata.

"Lah mereka malah romantisan kayak di dorama aja, dikira kita obat nyamuk apa Taishi!" ucap Asuka pada adikku.

"Kerjain ahh.." iseng Taishi.

"Nee-chan awas ada kucing!! Ada kucing!! Neko! Neko!" teriak Taishi membuyarkan keadaan kami. Aku langsung terperanjat sambil ketakutan khawatir kalau seekor binatang itu ada di dekatku.

"Usoooo.." ucapnya lagi cengengesan bersamaan dengan Asuka.

"Bikin kaget aja sih! Dasar adik durhaka!!!" kesalku menjewer Taishi.

"Nee-chan itai!! Ayok kita pergi nanti keburu siang.. Lepas Nee-chan" mohon Taishi.

Kami pun melanjutkan langkah lagi. Sekarang aku bertingkah seperti orang kebingungan hingga lupa di mana aku memarkirkan mobil sampai harus Taishi yang akhirnya membimbing kami menuju ke tempat semestinya. Sementara Kazuhara-san dari tadi hanya diam saja. Selama di perjalanan pun dia hanya menyetir tanpa bersuara. Ya, dia mengambil alih lagi tugas sebagai pengemudi. Taishi dan Asuka sibuk bermain game bersama sedangkan aku malah gelisah tak karuan. Usik sana sini rasanya ingin cepat-cepat keluar dari mobil. Sesekali kulihat kaca spion depan karena aku duduk di jok tengah, dia pun nyatanya sedang melirik ke arah yang sama juga. Mata kami bertemu kembali.

"Yabaiiii.." Batinku


-bersambung-

Part 3: Fallin

Saturday, July 14, 2018

HIROOMI TOSAKA -HEY feat. Afrojack

HIROOMI TOSAKA -HEY feat. Afrojack

Asayake ni utai, hajimeyou story, ate no nai tabi e to
Machi no naka hitori, kimi no na wo calling, kakedasu winding road

Aahh donna toki mo ashita sekai ga owatte mo
I.. won't regret koko de kimi to deaerunara

Reff 1:
I say, Hey! kono koe no kagiri sakende iku sakende iku
Hey! Kokoro no mama ni negai ga todoku made
I say, Hey! Kono koe no kagiri sakende iku sakende iku
Hey! Kodou ni himeta kodoku wo tokasu made

Running to sunrise
Journey to the end of time
Breaking through the night


Iku sen no hikari, hibikiau senritsu, imada minu keshiki wo
Tsukiridasou, yume no you na dance floor, tsuredasu brand new world

Aahh doko ni ite mo tatoe ima wa hanarete ite mo
Ai to yuu kiseki wo koko de kimi to kanaeru no sa

Reff 2:
I say Hey! kono koe no kagiri sakende iku sakende iku
Hey! Kokoro no mama ni negai ga todoku made

Running to sunrise
Journey to the end of time
Breaking through the night


Rap:
Hey love i prophesy
You and me we about to synchronize
Furoa ni mou dare mo inai no ni
Saigo no kyoku made odottetai nante
Sonna oretachi awanai wake ga nai saikou sugiru vibe
Kono shunkan owatte hoshiku nai all night
Let's get high

Reff 3:
I say Hey! kono koe no kagiri sakende iku sakende iku
Hey! Kokoro no mama ni negai ga todoku made
I say Hey! Kono koe no kagiri sakende iku sakende iku
Hey! Sono te wo tsunagi kodoku wo tokasu made

Running to sunrise
Journey to the end of time
Breaking through the night

(mohon koreksi jika ada kesalahan)

Friday, July 13, 2018

HIROOMI TOSAKA -END of LINE

HIROOMI TOSAKA -END of LINE
(Romaji dan terjemahan B.Indonesia)

Each day we live could be our last, from now on
Important thing is how you live it, embrace your life
Kanashimi ga afuretara, hohoende
Ikutsu mo no owari wo, koeta
Setiap hari hidup kita bisa menjadi yang terakhir, dari sekarang
Yang penting adalah bagaimana kamu menjalaninya, merangkul hidupmu
Tersenyumlah saat kesedihan meluap
Aku telah melintasi sampai akhir

I don't wanna stay this way, tomaritakunai
I might be wrong, sore de mo mada
Aku tidak ingin tetap seperti ini, aku tidak ingin berhenti
Aku mungkin salah, tetapi tetap saja

Where's the end... ?
What is the end... ?
Dimana akhirnya... ?
Apakah akhirnya... ?

So tell me how do you see me? In your eyes
You see a sad look on my face, don't worry about it
Kodoku ni osowaretara, unazuite
Issho ni tsuki no hikari wo, tadorou
Jadi ceritakan padaku bagaimana kamu melihatku? Di matamu
Kamu melihat kesedihan di wajahku, jangan khawatirkan itu
Mengangguklah jika kamu kesepian
Lalu mari ikuti cahaya bulan bersama

I just stay a step ahead, mite ite hoshii
I might hate my self, sore de mo mada
Aku hanya tinggal selangkah lebih maju, aku ingin kamu melihat
Aku mungkin membenci diriku, tetap tetap saja

Where's the end... ?
What is the end... ?
Where is the end sagashimotome
Oh, END of LINE...
Dimana akhirnya... ?
Apakah akhirnya... ?
Dimana mencari akhir
Oh, akhir dari garis...

Tsukarete me wo tojiru mae ni
Ayumi wo tomeru sono mae ni
I just wanna find my true self
Jika lelah tutuplah matamu
Sebelum kita berhenti berjalan
Aku hanya ingin menemukan diriku yang sebenarnya

Where's the end... ?
What is the end... ?
Where is the end sagashimotome
Oh, END of LINE...
END of LINE, now..
Dimana akhirnya... ?
Apakah akhirnya... ?
Dimana mencari akhir
Oh, akhir dari garis...
Akhir dari garis, sekarang..


(mohon koreksi jika ada kesalahan)

**

MV dari lagu HIROOMI TOSAKA -END of LINE


Lagu ini bergenre ballad yang fulllllll ballad. Dengan diiringi dentingan piano yang merdu, rasa dari lagunya ngena banget. Suaranya Omi pun menjiwai dengan sangat dalam. Cuman sekali dengerin, bisa langsung kebawa dalam lagunya. Apalagi kalo sambil dihayati, bisa sampe nangis deh. Liriknya pun gampang diingat. It's a great ballad song!!! I really like this song! I cried..

HIROOMI TOSAKA -Smile Moon Night

Ketika sebelumnya saya bilang setiap Omi ngeluarin lagu baru, saya akan bagikan liriknya. Dan sekarang waktunya menepati janji. Lagu ini masuk ke dalam album terbaru dari Sandaime J Soul Brothers, yaitu "FUTURE" yang rilis pada 6 Juni 2018. Disana terdapat 3 CD, yang pertama berisi lagu-lagu dari 3JSB, kedua lagu-lagu solo Ryuji Imaichi dan yang ketiga lagu-lagu solo dari Hiroomi Tosaka. Di CD yang ketiga, lagu-lagu Omi terdiri dari WASTED LOVE, DIAMOND SUNSET, LUXE, yang mana ketiganya itu udah saya bagiin liriknya, kemudian dilanjut Smile Moon Night, END of LINE dan HEY yang sekarang akan saya bagiin liriknya juga secara terpisah.

HIROOMI TOSAKA -Smile Moon Night

Miageta yozora ni hibike sing sing
Amata no hoshi furu yoru no naka
Bokura ga sugoshita konya wa
Itsuka mata sabishi sa ni yorisoiwarau yo

Sou kimi to boku wa kono yume wo dakishimeai
Tokerunara ashita mo dakishimeru dake

Reff 1:
Tsuki ga neru made odorou
Yoake made hohoemu yo
Stop the time.. No words more love
Konya wo motto.. Smile moon night (smile moon night)
Stop the time.. No words more love
Konya wo motto.. Smile moon night
No words more love
Smile moon night
Smile moon night


Touku de matsu hi ni negau wan shin
Itsuka no negai wo kanaeta kyou
Sou ikutsu mo no chisai ai wo atatameai
Hoshi no nai yoru ni wa kimi wo terasu tame

Reff 2:
Kimi ga neru made utau yo
Yume de mata deaeru yo
Stop the time.. No words more love
Konya wo motto.. Smile moon night (smile moon night)
Stop the time.. No words more love
Konya wo motto.. Smile moon night
No words more love
Smile moon night
Smile moon night

Reff 3:
Tsuki ga neru made odorou
Yoake made hohoemu yo
Stop the time.. No words more love
Konya wo motto.. Smile moon night (smile moon night)
Smile moon night
No words more love
Smile moon night
No words more love
Smile moon night

(mohon koreksi jika ada kesalahan)

**
Lagunya asyik? Udah pasti!! Bikin gerak-gerakin badan? Woyajelas!! Dan tembakannya pasti selalu ada, di bagian, "smile moon night~~~" kemudian musik setelah bagian itu, mantaaaapp banget!! :D



Saturday, July 7, 2018

Fan Fiction: Story

Sebuah fan fiction bersama grup musik dari Jepang, GENERATIONS from EXILE TRIBE. Ketika saya suka menyalurkan hobi untuk menulis cerpen, kali ini saya mencoba untuk membuat fan fiction. Pasti masih banyak kekurangan yaa, makanya dengan senang hati saya akan menerima kritik dan saran dari pembaca agar saya bisa menulis lebih baik dan baik lagi. Douzo.. :D

  • Title: Story
  • Author: Harucin
  • Genre: Romance
  • Cast: 
Dalam cast ini, author membuat satu original character (OC) utama yang berhubungan dengan keseluruhan isi cerita. Si OC ini akan author fokuskan untuk ber-pairing dengan kedua vokalis. Namun setiap member pun memiliki ceritanya masing-masing dengan beberapa karakter lain yang diciptakan oleh author.

GENERATIONS members:
Shirahama Alan (Leader+Performer)
Katayose Ryota (Vocalist)
Kazuhara Ryuto (Vocalist)
Komori Hayato (Performer)
Sano Reo (Performer)
Sekiguchi Mandy (Performer)
Nakatsuka Yuta (Performer)

  • Rating: PG 13+
  • Length: Chaptered
*************************


Mungkinkah ini akan kekal? Atau hanya sesaat? Berganti waktu mengukir cerita. Entah berujung atau tidak, orang itulah yang memulai kisah ini..

Part 1: I Remember
(Kazuhara Ryuto focus)

"Taishi! Nee-chan udah jemput nih di depan. Hayaku!" sebuah pesan line kukirim untuk satu-satunya adik laki-lakiku yang saat itu baru selesai latihan fitnes kemudian memintaku untuk menjemputnya. Aku menunggu depan mobil agar Taishi tak sulit mencari.

Tak lama, dia pun keluar dari tempat itu. Melambaikan tangan padaku dan berjalan bersama dengan seorang laki-laki bertubuh sangat kekar namun kurang tinggi (dimataku). Berkulit gelap, memakai kupluk dan mengenakan kaos oblong serta celana pendek. Semakin mereka mendekat terlihat pula bahwa si pria itu berjenggot dan memiliki kumis tipis.

"Ini adek gue kok gaulnya sama bapak-bapak sih? Mana serem lagi." ucapku dalam hati.

"Nee-chan udah lama nunggu?" tanyanya.

"Enggak kok.. yuk pulang." ajakku.

"Eh, Nee-chan.. kenalin ini Kazuhara-senpai, orang yang suka aku ceritain yang sering ngajarin aku tehnik-tehnik buat fitnes." ucap adikku.

"Kazuhara desu.." ucap orang itu duluan memperkenalkan diri.

"Moriyama desu.." jawabku.

"Lah Nee-chan, jangan pake nama keluarga aja dong, pake nama depanmu juga.." protes adikku.

"Bukannya dia juga pake nama keluarga yak? Lagian gak penting juga buat tau nama depanku. Bukan siapa-siapa ini, baru juga kenal." jawabku ketus.

"Nee-chan yang sopan dong sama senpai!" geram adikku.

"Udah udah.. gapapa kok.. santai aja, yang penting kita udah kenalan." ucap orang itu melerai aku dan Taishi.

"Yaudah yuk pulang!" kataku.

"Oh iya Nee-chan.. hari ini Kazuhara-senpai mau nginep di apartemen. Ada banyak hal yang pengen kita bahas dan mumpung besok akhir pekan terus dianya juga lagi libur, jadi ini waktu yang pas. Boleh kan?" tanyanya.

Akupun menarik lengan adikku dan membawanya menjauh dari sana.

"Kamu kok temenannya sama bapak-bapak sih? Gak salah?" tanyaku sambil berbisik.

"Lah? siapa yang bapak-bapak? senpai baru 25 tahun loh, cuman beda 2 tahun sama Nee-chan." jawabnya.

"Haaahhh?? Maji de??" aku kaget mendengar jawaban dari adikku.

Kulirik pelan-pelan ke arah senpainya itu. Jelas sekali jenggotnya membuat dia terlihat seperti bapak-bapak. Dan alis yang runcing diikuti mata yang tajam serta ototnya yang besar membuat dia tampak menyeramkan.

"Kowai....." ucapku depan Taishi.

"Udahlah Nee-chan.. dia orangnya baik kok. Penampilan aja yang gitu, tapi aslinya dia orang yang humoris. Sesuai tipe Nee-chan kan.. nanti lama-lama juga Nee-chan bakalan seneng temenan sama dia, apalagi sampe pacaran. Hahaha." goda adikku.

"Bakayaro Taishiii!!!" kujewer telinga adikku untuk pembalasan atas kata-kata kurang ajarnya itu.

"Nee-chan lepas.. itai itai!! Kasihan senpai lama nunggu disana.. Lepasin Nee-chan!!" mohon adikku.

Kami pun kembali ke depan mobil dimana sang senpai sedang menunggu.

"Baiklah.. Kazuhara-san boleh menginap kok di apartemen. Asalkan Kazuhara-san yang menyetir mobilnya sampe tujuan. Gimana?" Ucapku

"Nee-chan!!" ucap adikku kesal.

"Kazuhara-san bisa menyetir kan? Kau punya SIM?" tanpa mempedulikan adikku, aku kembali bertanya pada senpainya itu.

"Hai, aku punya SIM.. Biar aku saja yang menyetir." jawab si senpai.

"Gomennasai senpai.. Nee-chan memang selalu jutek dan seenaknya kalo sama orang baru. Apalagi cowok. Gomen ne.." ucap adikku.

"Iie iie.. Tenang aja Mori-kun.." jawab senpainya.

Kami pun bergegas pulang ke apartemen. Di perjalanan mereka berdua asyik berbincang, sedangkan aku memainkan game di ponsel.

"Oh iya Nee-chan,, serius gak tau Kazu-senpai ini siapa? Dia orang terkenal loh.." tanya adikku.

"Dare?" kutanya balik.

"Masa gak tau sih,, kuper banget Nee-chan haha." ejek adikku. Senpainya pun terlihat ikut tertawa juga.

"Hah? penting buatku tau?" jawabku jutek.

"Ahh payah banget sih Nee-chan.." ucap adikku.

Aku tak peduli. Kuabaikan saja perkataan dari Taishi.

Sesampainya di apartemen, hari sudah gelap. Aku langsung masuk kamar kemudian mandi. Dan adikku serta senpainya malah berleha-leha dulu di ruang tengah. Satu jam berlalu, perut kami mulai keroncongan. Awalnya aku hanya akan membuat ramen saja karena tidak mood untuk masak walau ada bahan makanan tersimpan di kulkas. Tapi sebenarnya aku tidak sungguh-sungguh bisa masak, hanya terus mencoba dan mencoba. Haha! Tak apa, karena aku dan adikku adalah anak rantau, jadi kami harus mandiri. Terus belajar sampai kami bisa. Kami kini berada jauh dari orang tua yang tinggal di kampung halaman, Osaka. Aku diterima kerja di Tokyo dan adikku pun menggapai impiannya untuk bisa kuliah di Ibukota. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan emas ini :)). Saat aku hendak mengambil ramen di lemari dapur, lalu Kazuhara-san berkata,

"Chotto matte, daripada makan ramen, bagaimana kalau aku yang  memasak?" ucapnya menawarkan diri.

"Ahh ide bagus! Senpai kan jago masak!" jawab Taishi.

"Hmmm.. yaudah terserah, yang penting kita bisa makan." tanggapku.

Kazuhara-san mulai memasak. Aku membantunya mengumpulkan makanan karena bagaimanapun aku sebagai tuan rumah memiliki tanggung jawab juga. Setelah itu Kazuhara-san menyuruhku untuk duduk saja sampai dia selesai memasak. Akupun menurut. Menunggunya di meja makan bersama dengan adikku. Kuperhatikan kecekatannya dalam memasak. Dia seperti sudah biasa melakukan hal itu. Lalu aku ingat sesuatu.

"Taishi! Tadi pas di mobil kamu bilang dia orang terkenal kan? Apa jangan-jangan dia chef yang suka nongol di TV?" tanyaku penasaran.

"Ya Tuhan... Nee-chan keterlaluan yak! Bener-bener gak tau dia siapa? Padahal tiap hari tuh Nee-chan 'ketemu' sama senpai!" jawab adikku gereget.

"Ketemu? Dimana? Aku aja baru pertama kali ketemu dia sekarang. Kamu halu tuh, udah kelaperan dek!" ucapku dengan sewot.

"Terserah Nee-chan deh.. terseraaahh.." jawab adiku dengan pasrah.

Kami masih menunggu Kazuhara-san memasak. Sesekali aku bersenandung lagu BIG CITY RODEO milik GENERATIONS.

~~~Let's turn it up.. Hey! Turn it up.. Hey! Turn it up.. Hey! Kono furoa goto yurasu you ni bounce.. Hey!~~~~~~

"Eh..?" Kazuhara-san menoleh ke arahku.

"Eh??" balasku kebingungan.

"Iie.. nandemonai.." lalu dia melanjutkan untuk memasak.

"Nee-chan tau gak sih itu lagu yang tadi dinyanyiin punya siapa?" tanya adikku.

"Tau lah pasti, orang lagunya selalu aku jadiin nada dering masa gak tau." jawabku.

"Nee-chan tau nama penyanyinya?" tanya lagi adikku.

"Tau.. Alan kan?" jawabku dengan pede.

Kazuhara-san yang mendengar pembicaraan kami hanya bisa menahan tawa saja.

"Nee-chan!!! aduhh gima......." ucapan Taishi terpotong karena ponselku berdering,

~Big City Rodeo.. Rodeo.. Rodeo..~~~ (nada deringnya)

"Udah angkat tuh Nee-chan. Paling dari Asuka-san. Nee-chan kan jomblo jadi mana ada cowok yang bakal nelpon." ucap Taishi.

"Urusaii!! Bakayaro!!" bentakku sambil menjitak Taishi lalu pergi ke kamar.

"Senpai tau gak, Nee-chan itu jadiin lagunya grup senpai sebagai nada dering, tapi dia gak tau siapa yang nyanyinya hahaha" ucap Taishi.

"Nande? Kok bisa gitu?" tanya Kazuhara-san.

"Jadi, sahabatnya Nee-chan, Asuka-san, dia itu penggemarnya GENERATIONS. Tiap dia main kesini, pasti selalu cerita tentang GENE sama Nee-chan. Nyetel lagu-lagunya, dan ngerekomendasiin lagunya juga ke Nee-chan. Tapi dia selalu cuek-cuek aja. Dan kenapa lagu GENE bisa jadi nada deringnya? itu sebagai hadiah ulang tahun dari Nee-chan buat Asuka-san. Dia bakal pake lagu itu selama setahun penuh." Taishi memberi penjelasan pada senpainya.

"Ooo.. souka, souka.. Pantes dia gak kenal gue. Jangan bilang yang dia tau itu cuman Alan-kun aja?" tanyanya.

"Kenyataannya gitu senpai. Karena ichibannya Asuka-san itu Shirahama Alan-san, jadi dia sering dengernya nama itu." jawab Taishi sambil tertawa.

"Haahh.. kalo Alan-kun yang jadi vokalisnya, GENE bisa-bisa dinobatin jadi grup musik ter-alay. Ikemen sih, tapi alaynya gak ketulungan." ucap si senpai.

"Hahahahahahahaha"

Merekapun tertawa dalam obrolannya.

Di kamar, aku menerima telepon dari Asuka. Berbicara ini itu sampai tibalah aku bercerita,

"Eh.. di rumah gue lagi ada temennya si Taishi. Katanya senpai dia di tempat fitnes gitu sih." ucapku.

"Ganteng gak? Pasti macho dong dia? Jangan-jangan mau dijodohin sama lo tuh.." ucap Asuka seenaknya.

"Ihh apaan sih sembarangan banget lo. Gue kasih aja deh buat lo.." jawabku ketus.

"Haha gomen gomen Mi-chan.. Terus kenapa dia?" tanyanya lagi.

"Gak kenapa-kenapa sih. Tapi muka dia itu kayak bapak-bapak. Mana preman juga! Eh pas gue tau ternyata umurnya baru 25 tahun. Namanya tuh Kazuhara-san." jawabku nyerocos.

"Chotto.... Kazuhara? Kazuhara Ryuto? GENERATIONS? eeeeee??" tanya Asuka mendadak heboh.

"Hah? Nani? Kok malah GENERATIONS sih?" jawabku bingung.

"Itu.. itu.. jangan bilang kalo namanya Kazuhara Ryuto? Itu dia penyanyinya!! Ciri-ciri dia mirip sama kayak yang lo bilang tadi loh!" ucap Asuka yang tetap heboh.

"Itu siapa lagi Ryuto.. gue gak kenal!" jawabku tambah bingung.

"Oke oke.. Mi-chan, lo punya lagu Big City Rodeo kan yang gue kasih? Masih lo jadiin nada dering kan? Nah disitu ada foto dari member-member GENE. Kalo orang yang ada di rumah lo itu beneran Kazuhara Ryuto, lo bisa nemuin muka dia ada di foto itu. Cepettt!!" ucap Asuka semakin heboh.

"E... Hai, hai.. Gue liat dulu fotonya bentar." jawabku.

Aku membuka playlist lagu di ponsel. Sampai kutemukan lagu yang dimaksud, aku melihat cover dari lagu itu berisi pria-pria dengan memakai setelan jas. Baru kulihat satu orang yang paling depan disana, mataku langsung terpaku.

"YABAI!! ANO HITO!!" Betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa wajah tersebut mirip dengan Kazuhara-san, orang yang saat ini sedang berada di apartemenku. Aku keluar kamar menuju meja makan dan melihat pada Kazuhara-san yang masih memasak untuk memastikan apakah itu benar dia atau bukan. Kucolek adikku dan menunjukkan padanya foto tersebut.

"Kore.. Kazuhara-san?" ucapku berbisik.

"Yokattaaaaaa!! Akhirnya Nee-chan sadar juga!!" teriak Taishi.

Kazuhara-san menoleh ke arah kami. Memasang raut muka kebingungan. Lalu aku langsung berlari masuk ke kamar lagi.

"Asukaaaaa!! Ano hito! Ano hito!! GENERATIONS desu!!!" ucapku terbata-bata.

"Heeeeeeeee Mi-chaaannn!! Hontooooouu?? Gue pengen ke rumah lo sekaraaanngg!! Gue pengen ketemu dia!!! Tapi gue gak bisa, gue bener-bener gak sempett!!" jawab Asuka dengan heboh diikuti suaranya yang melengking.

"Jadi lo gak bisa ke sini? Gimana dong? Lo tau gak! Setelah tau hal ini, gue gak berani lagi buat ketemu dia. Gue maluuuu!!" ucapku merengek.

"Malu kenapa lo? Jangan-jangan lo ngelakuin hal yang gak menyenangkan sama dia?" tuduhnya.

"Salah satunya.. Tapi....." saat ku sedang berbicara, lalu Taishi mengetuk pintu kamarku memberi tahu bahwa makanan telah siap.

"Pokoknya nanti kalo kita ketemu gue bakal ceritain deh.. udah dulu yaa gue mau makan. Ja neee!!" ucapku menyudahi pembicaraan dengan Asuka.

Aku sebenarnya malu untuk keluar. Tapi perut sudah keroncongan tak tahan menahan lapar lagi. Baiklah kuberanikan diri dengan wajah tebal ini.

Di meja makan, entah kenapa adikku terus saja senyum-senyum seperti ada sesuatu. Kazuhara-san juga tampak sama. Sepertinya mereka sudah tahu apa yang telah aku alami.

"Mari kita makan.. itadakimasu..." ucap Kazuhara-san.

"Ano.. anata wa.. Kazuhara Ryuto-san? GENERATIONS? Big City Rodeo?" tanyaku pelan.

"Hai.. seikai!! Kazuhara Ryuto desu.. Turn it up~ Turn it up~." jawab Kazuhara-san sambil bernyanyi lagu yang menjadi nada deringku.

"Bikkurishita.. Kenapa gak ngasih tau dari tadi sih?!! Mau ngerjain gue apa ini orang -_-" ucapku berbisik sambil memalingkan wajah.

"Hmm? Nani?" tanyanya.

Aku menggelengkan kepala sambil senyum dengan terpaksa.

"Anata no namae wa?" tanyanya lagi sambil tersenyum padaku.

"Watashi wa.. Mori.. Moriyama.. Midori desu.." jawabku dengan terbata sambil tak sadar memasang wajah yang awkward.

"Akhirnya aku tahu nama depanmu. Hmm.. Midori-san? Bolehku memanggilnya seperti itu?" tanya dia

"Hai..." jawabku lagi. Otakku kini nge blank tak tahu harus bicara apa. Yang jelas kali ini aku benar-benar akan mengingatnya. Nama dan wajahnya akan selalu kuingat!

Sementara si Taishi bakayaro itu terus saja menahan tawa walau suaranya tetap terdengar karena melihat tingkahku yang.... ahh aku saja malu untuk menjabarkannya. Diikuti dengan Kazuhara-san yang juga ikut-ikutan tersenyum sambil tetap melahap makanannya. Ya Tuhan... rasanya aku ingin sekali cepat-cepat pergi dari hadapannya. Dan aku tak ingin bertemu lagi dengannya. Namun keinginanku itu tak akan terjadi. Semenjak pertemuan pertama kami hari ini, kemudian kami pun seperti ditakdirkan untuk bertemu lagi dan lagi. Terus menerus. Hingga beriringnya waktu, kami melukiskan cerita dalam kehidupan masing-masing. Bukan hanya berdua, namun melibatkan semua kawannya yang tergabung dalam grup musik bernama GENERATIONS.


-bersambung-

Part 2: Echo